Chapter 12: Astralis Air, Aqualung

ابدأ من البداية
                                    

"Kapten, jauhkan kapal dari sini!" Lucas berseru ke arah sang kapten yang langsung memutar kemudi kapal untuk menjauhi area pertarungan.

"Apa yang terjadi, kenapa kita menjauh?" tanya seorang awak kapal heran.

"Caira akan memakai serangan Anima miliknya. Kita tak mau terjebak di sana,"  jawab Millia sambil terus menatap ke arah pertarungan.

Baik dirinya dan Lucas sama-sama merasa tidak berguna, karena tidak mampu memberikan bantuan apa pun. Pertarungan dengan Astralis Suci  bukanlah sesuatu yang bisa mereka atasi, meski kekuatan mereka berada di level yang tinggi. Berbeda halnya jika yang mereka hadapi adalah tipe Astralis biasa, yang kekuatannya jauh di bawah Astralis Suci. 

Sylph tampak melayang di udara beberapa saat, sementara di bawahnya, Aqualung  kembali melesat ke udara sambil membuka mulutnya yang telah terkonsentrasi dengan sebuah aura yang siap di tembakkan.

"Anima Emblem, Nir'vanaa Vindstraf!" seru Caira sambil mengangkat tangan kanannya yang terlukis embles magis. 

Di hadapan Sylph bermunculan pentagram hijau dengan beberapa layer. Diiringi hentakan aura yang kuat, Sylph melepaskan teknik animanya, menghasilkan gelombang aura berelemen udara dahsyat yang mengarah pada Aqualung yang juga menembakkan bola energinya. 

Ledakan yang dahsyat terjadi ketika kedua kekuatan itu saling bertabrakan. Efeknya bahkan membuat kapal Asgar yang dinaiki Millia dan Lucas menjadi oleng, meski jarak mereka cukup jauh. Langit malam di perairan Aspian pun terang benderang akibat ledakan itu.

Serangan anima milik Sylph tampak tertahan oleh serangan bola energi Aqualung. Beberapa saat, kedua aura itu saling bergesekan serta menimbulkan hentakan-hentakan kuat yang membuat perairan di sekitarnya bergolak. 

Caira dan Sylph kembali melancarkan serangan anima kedua, yang langsung melibas tembakan bola energi Aqualung. Serangan anima keduanya terus melesat dan menghantam Aqualung yang tidak bisa menghindar. 

Ledakan dahsyat kembali terdengar, lautan kembali bergejolak dengan liarnya. Kapal Asgar kembali terhempas, hingga beberapa ratus meter.

Saat ledakan usai, tampak Aqualung yang terkapar di permukaan laut, sementara Sylph perlahan mendarat beberapa meter dari naga itu. Caira melompat turun,  kakinya dengan lembut memijak permukaan air di sekitarnya. Perlahan ia mendekati tubuh Aqualung. 

"Aku mengaku kalah, kau memang hebat," tiba-tiba Caira mendengar sebuah suara di kepalanya.

Sylph yang bisa mendengar suara telepatis sesama Astralis,  mengangkat kepalanya dengan anggun, pertanda ia mengakui dirinya memang hebat.

"Aku bersedia menjalin kontrak denganmu Arcanar muda, Caira Wiseman." 

Caira terdiam dan tampak kaget Aqualung mengetahui namanya sejelas itu. Namun, pertanyaannya tertahan karena tubuh naga air  itu mulai diselimuti cahaya kebiruan yang terang. Sesaat kemudian, sosok laki-laki tampan dengan zirah biru  muncul di hadapannya. Tanpa peringatan, sosok tersebut langsung melesat ke arah Caira dengan sebilah tombak di tangannya. 

    Baik Caira, semua orang di kapal Asgar, bahkan Millia dan Lucas kaget melihat hal itu. Sosok Aqualung, sang naga air yang telah mengaku kalah tiba-tiba menyerang Caira. Sylph segera menghadang serangan itu. 

    Seketika waktu seolah berhenti. Seseorang tiba-tiba muncul di hadapan Caira dan menghentikan tombak Aqualung hanya dengan satu jari. Laut menjadi tenang dan sunyi. Angin pun seolah berhenti bertiup. Pancaran aura yang besar berhembus akibat serangan yang dihentikan itu, membuat Aqualung langsung berlutut tidak berdaya. Matanya terbeliak tidak percaya melihat sosok yang ada di hadapannya.

“Ke-kenapa a-anda bisa di sini?” Aqualung masih mampu berbicara walau suaranya bergetar. Wajahnya menampakkan raut ketakutan yang amat sangat terhadap sosok di hadapannya.

    Sosok yang mengenakan jubah dan berzirah hitam pekat penuh simbol rumit  tersebut, menatap Aqualung dengan tajam. Aqualung makin menunduk tidak berani sekedar menatap balik. Pria misterius itu kemudian berjongkok, lalu berbisik pelan sehingga Aqualung mendengar tiap perkataannya dengan jelas. Aqualung kembali melebarkan matanya lalu mengangguk.

    Laut pun kembali bergemuruh seperti sedia kala, saat sosok itu secara misterius menghilang. Caira yang kaget karena Aqualung hendak menyerangnya, keheranan  melihat Aqualung kini berlutut di hadapannya. Begitupun dengan semua orang yang ada di sana.

    "Saya siap menjalin kontrak sihir dengan anda, Nona Wiseman," ujar Aqualung kali ini penuh hormat.

    Tubuh Aqualung terpental beberapa meter oleh sebuah serangan.

    "Berani-beraninya kau menyerang Master saat kau sudah mengaku kalah!" Sylph muncul dengan wujud manusianya dan memancarkan aura menekan yang sangat kuat.

    Aqualung bangkit dengan susah payah akibat serangan Sylph, lalu kembali jatuh berlutut.

    "Maafkan saya, Nona Wiseman. Anda bisa menghukum saya," ujar Aqualung.

    "Panggil dia Master, Aqualung!"

    "Master Caira, jadikan saya Astralis anda, saya bersumpah akan setia pada anda," suara Aqualung terdengar mantap.

    Sylph muncul di samping Caira dengan wujud wanita cantik bergaun hijau panjang, lengkap dengan mahkota yang berhiaskan bulu-bulu beraneka warna.

    "Jika kau mengingkari ucapanmu, aku akan menghabisimu, Aqualung!"  ancam Sylph.

    Ia menyentuh pundak Caira dengan lembut lalu mengangguk. Dengan yakin Caira pun maju mendekati Aqualung yang masih berlutut.

    "Aku bersedia, Aqualung. Pinjamkan aku kekuatanmu."

Bersambung

Alcholyte Saga : Tujuh Astralisحيث تعيش القصص. اكتشف الآن