prolog

188 81 90
                                    

...

"Lo pernah jatuh cinta,Na?"

"Ya,sialnya tapi itu gabakal terulang lagi!"

"Kenapa? lo mau sendir terus sampe tua?"

"Ck! bukan gitu,cuma..."

"Apa?"

"Trauma."

'The past!'

Reinal memutar pelan tuner senarnya, memastikan nada yang dikeluarkan gitar kesayangannya itu sesuai dengan keinginannya.Setelah puas dengan suara yang dihasilkan, remaja yang dapat dibilang cukup 'tampan' itu bangkit, berjalan mendekati tiga sahabatnya yang berdiri diam memperhatikan sebuah band yang tengah tampil didepan sana.

Kedua manik hitam itu bergerak,memperhatikan kerumunan yang makin ramai mengelilingi acara ini. Sekarang dia berada di event tahunan di sebuah jalan yang selalu ramai dengan berbagai hiburannya dan salah satunya adalah event tahunan yang hanya di lakuakan sekali dalam setahun.

Dia disini bukan untuk menikmati event itu tapi dia datang sebagai salah satu penampil bersama 'band'nya, dan mereka sekarang sekarang sedang melihat penampilan band lain selagi menunggu giliran.

sebenarnya bukan hanya band-band saja yang ramai di sisni,ada juga para kelompok dance crew dan para solois jalanan yang ikut tampil.Jadi,tak mengherankan jika banyak penonton yang datang dari kalangan anak muda maupun pasanganmuda.

Reinal melirik sepasang kekasih yang berdiri tak jauh darinya, menatap kedua orang yang tengah kasmaran dengan sorot mata datar. Kadang Reinal bingung ,bagaimana bisa orang-orang kasmaran di tempat umum seperti ini. Saling berpelukan,bergelanyut manja apa mereka tak punya urat malu?

Ah,berbicara tentang pasangan..ngomong-ngomong..ya, Reinal tak punya.Bahkan belum pernah merasakan apa itu pacaran.Silahkan tertawa sepuas kalian!.

Tapii, bukan berarti remaja yang baru menginjak kelas 2 SMA itu tak laku. Tidak!Tidak mungkin miskah! Nyatanya banyak tuh para gadis yang mengejarnya, mulai dari yang seangkatan,adik kelas bahkan kakak kelas sekalipun. Tak heran, dengan wajah tampan,tinggi,anak band. Siapa yang tidak tertarik?.

Hanya memang Reinal tak pernah tertarik dengan 'cinta, karna menurutnya hal itu cukup....ew cringe.

Karena bagaimana bisa, hal abstrak itu bisa mengubah seseorang menjadi 'keju'. Membayangkannya saja sudah cukup membuatnya geli, apalagi harus mengalami.

Tapi semua itu hanya pemikirannya saja. Karena siapa yang tahu dengan karma yang akan datang. Persiapkan dirimu Rei!. Mungkin kau akan masuk kedalam kaum 'keju'.

Sorak riuh penuh tepuk tangan terdengar heboh kala penampilan band itu berakhir. Reinal berpaling dan melihat ketiga sahabatnya lalu saling menganguk.

Keempan remaja itu maju, menggantikan posisi pemain sebelumnya dan bersiap ditempatnya masing-masing diiringi sorak riuh dari penonton.

Reinal menyamanakan posisi strap gitar di bahunya dan melirik Raditiya Zaidan Pradipa(sepupu Reinal), si vocal utama yang tengah membenarkan posisi mic. Matanya beralih, melihat Randi Dirgantara yang juga sedang menyamankan posisi strap untuk Bassnya. Berbeda dengan Farel Mahaprana yang sudah siap dengan stik drumnya.

Reinal kembali berpaling, sedikit menunduk menatap mic di depannya dan mencoba membenarkan letak pengeras suara itu agar tepat dibibir tipisnya. Namun saat jemari itu menyentuh mic, telinganya mendengar suara tawa yang cukup menarik perhatiannya.

Suara tawa yang terdengar begitu riang dan merdu, membuat telinganya seakan tuli dengan suara lain disekelilingnya.

Reinal mendongak, mencari sumber suara tawa yang membuatnya penasaran. Maniknya meredar, memperhatikan kerumunan penonton didepannya dan terhenti kala ia menemukan sumber tawa itu.

Dan Reinal tertegum dengan jantungnya yang perlahan mulai berdebar secara tak biasa. Disana, diseberang jalan. Dilihatnya seorang 'gadis cantik' berbaju pink yang masih tertawa riang dengan cantiknya.

Kedua mata Reinal terpaku, seakan ada cahaya yang menyorot 'si cantik' hingga terlihat begitu bersinar penuh kilauan, membuatnya tak mampu berpaling. Dalam pandangannya, seperti gerakan slow-mo kala wajah itu menoleh, dengan di iringan nyanyian para bidadari juga dengan hembusan angin yang menerpa wajah cantik itu dengan lembut.

Cantik..Sangat Cantik!!
Bagaimana bisa seorang gadis 'se Mempesona' itu? .

Reinal terpesona, terlarut dalam pandangan 'cantik' didepannya hingga tak menyadari tatapan bingung para penonton dan sahabatnya.

"Rei..Woi!! Reinal... REINAL !" Reinal terperanjat kaget dan menoleh cepat pada Radit. "ya?"

"Lo kenapa?"Reinal menggeleng cepat dan berdehem, membuat Radit menggerutu, mengerutkan dahinya penuh selidik dan berbalik, mengangkat bahunya pada Farel dan Randi.

Reinal berpaling, ingin melihat 'si cantik' kembali namun tak ada. Dia hilang!

Panik, ia mendongak tinggi berusaha mencari si cantik dengan mata yang terus bergerak kesana kemari, namun tetap tak ada. Mengikuti instingnya, tanpa sadar ia berjalan maju. Mencari 'si cantik' dengan membelah kerumunan penonton, membuatnya menjadi pusat perhatian.

Namun langkah Reinal terhenti kala bahunya dicegat oleh Radit.

"Heh?!, lo mau kemana si bego, udah mau mulai ini!"

"hilang" gumamnya tanpa menoleh, membuat Radit bingung dan mengikuti arah pandang Reinal.

"ha? Apanya yang hilang? duit lo hilang?" tanya Radit lagi sembari melihat sekeliling, mungkin Reinal menjatuhkan duitnya, lumayan kalau dia yang nemu pikirnya.

Reinal menggeleng pelan dan menatap Radit dengan wajah seriusnya, membuat Radit itu menaikan alisnya bingung. "terus apa yang ilang anj?!"

"Malaikat Cantik!"

"HAH?!"

Reinal kembali melihat sekeliling, sama sekali tak peduli dengan Radit dan juga kedua sahabatnya yang saling bertatapan bingung. Matanya tetap fokus mencari si cantik tapi tetap tak ada, si cantik itu hilang dihadapannya bahkan sebelum ia sempat menanyakan nama.

Apa mereka bisa bertemu kembali?

TBC
Next?
.
.
.
.
gmna gmnaa
baru prolog si ini sksk

THE PAST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang