Rendy ( Idiopathic Insom )

30 7 2
                                    

Semua kelas berbakat menggunakan pakaian hitam dan mereka melayat ke  rumah pencuri itu

Mereka sekarang sedang berada di rumah pria berkacamata itu, mereka sedang berdiri dan  menunggu ambulans yang membawa mayat pria berkacamata itu

Gilang? Dia itu sedang duduk lemas di antara kerumunan orang-orang yang melayat dan semua anak-anak berbakat, datang dan  duduk bersama Gilang

"Gilang"Keysa sambil memegang tangan Gilang "ini bukan salah loh"

Gilang membalas genggaman tangan Keysa,"tapi key" air mata Gilang  jatuh  "gue yang bunuh dia "

Keysa menghapus air mata gilang
"Nggak Lang, ini bukan salah loh"

"Ini sudah takdir Tuhan" Ara

"Dia mati,karena sudah takdirnya " Agung

"Gilang gak boleh nyalahin diri sendiri ya "Lisa mengusap pundak Gilang

Meskipun Bara cemburu melihat Keysa menggenggam tangan milik Gilang, dia menghadap ke arah Gilang dan kedua tangannya memegang pundak gilang

"Lihat gue" Gilang menatap mata bara "loh enggak salah,"

"Tapi ucapan gue bar, benar-benar terjadi"

"Mungkin ini kebetulan,"lalu bara mengusap rambut Gilang, lalu memeluk Gilang, dan Gilang membalas pelukan bara

"So sweet," Zidan

"Ini harus diabadikan "lalu Rendy mengambil handphone miliknya dan membidik gambar mereka berdua

"Tumben akur" Agung

Keysa menghela nafas,"Alhamdulillah" dengan suara yang sangat pelan

Ambulans yang mereka tunggu-tunggu akhirnya datang, dan mayat pria  berkacamata itupun diturunkan, semua anak-anak berbakat dan murid SMA Mandala berdiri untuk memberikan sebuah  penghormatan kepada mayat tersebut

Keluarga pria berkacamata itu nangis, terutama ibu yang menggunakan kursi roda

"Anakku.. kenapa kamu meninggalkan ibu, kamu kan udah berjanji hiks hiks hiks bantu ibu sembuh"

Dengan kursi roda itu dia berjalan
Menuju pria berkacamata itu,pria  berkacamata itu sudah terbungkus oleh kain kafan

Dengan susah payah ibunya berdiri dan dibantu oleh dua wanita( mungkin para pelayat)

Ibu itu berdiri dan memeluk jasad anaknya, dengan tangisan yang pecah, ibu itu berkata

" kamu udah janji sama ibu bakal ngerawat ibu bantu ibu sembuh kembali, hiks ..hiks .." lalu ibu itu terus membangunkan anaknya " mana... janji kamu mana nak....hiks
Bangun... nak...bangun" ibu itu terus memeluk anaknya

Dan ibu itu pun pingsan, lalu para pelayat menggendong ibu itu dan membawanya masuk ke kamar, pria berkacamata itu pun dibawa masuk ke dalam rumah

Semua orang menangis termasuk anak-anak berbakat,

" gue nggak nyangka, anjing"Zidan

" itu adalah hembusan nafas terakhir dia pas kita introgasi" Keysa

" hufft, benar-benar di luar nalar, makin kesini kemampuan kita makin aneh" Ara  menepuk  jidatnya

" gue udah membunuh orang,gue yakin ibunya pasti merasa kehilangan secara mereka cuman tinggal berdua" Gilang

Lisa menggenggam tangan agung" lisa takut banget, anterin lisa pulang yuk"

Gak ada penolakan dari agung,dia  membiarkan Lisa  untuk menggenggam tangannya
" loh tenang ya" itu yang diucapkan agung  kepada lisa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GiftedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang