Nasi kotak

10.9K 885 24
                                    

Kisahnya gak ada jeda.



Azizah masih fokus pada buku tulisnya, saat ini dia masih menyalin catatan dari papan tulis.
Tadi saat jam pelajaran biologi di mulai Azizah di panggil karena akan mengikuti olimpiade sains.

Di dalam kelas pun hanya ada Azizah sendiri, dia sengaja untuk tidak istirahat dan fokus pada catatannya.

Azizah tidak menyadari ketika ada yang masuk kedalam kelas.

Orang itu langsung duduk di belakang Azizah memperhatikan punggung Azizah yang tertutup jilbab syar'i walfis berwarna putih.

"Duh, salah lagi. Tipe-X mana ya?"

Azizah salah menulis kata, dan berakhir mencari penghapus cair. Tapi sayang tak ditemukan.

"Kok gak ada ya? Perasaan Zizah bawah, ck! Masa harus di coret? Kan gak rapi," keluhnya.

"Serena di luar lagi, gak mungkin Zizah buka kan tasnya. Dosalah," ujar Zizah bermonolog.

"Nih." Azizah terkejut saat sebuah tangan muncul dari belakang dengan sebuah penghapus cair yang bernama Tipe-X.

Azizah langsung menoleh kebelakang, dan matanya langsung bertemu dengan mata elang milik orang itu, wajah datarnya begitu mempesona.

"Mau?" Azizah mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu mengangguk kaku menerima Tipe-X dari orang itu. Yang tak lain adalah Hazlan.

Azizah langsung menghapus kata yang salah, lalu langsung mengembalikan Tipe-X tersebut pada Hazlan.

"Makasih."

"Hm."

Azizah kembali fokus pada tulisannya. Hanya sedikit lagi lalu selesai.

"Alhamduliillah, selesai." Azizah tersenyum dan mengehela nafas lega, dia lupa jika dibelakangnya masih ada Hazlan.

"Azizah," panggil Hazlan, Azizah menegang.

Astagfirullahal'azhiim, lupa kalo ada dia. Batin Azizah menjerit.

"Iya." Hazlan menyerahkan sebuah kotak transparan yang didalamnya ada nasi dan beragam lauk pauk.

Azizah menyerngit samar lalu memiringkan kepalanya bingung, dan hal itu mampu membuat Hazlan gemas.

"Untuk aku?" tanya Azizah, Hazlan mengangguk.

Azizah menerima kotak tersebut, "Makasih."

"Itu dari Serena." Azizah terkejut namun tersenyum.

"Makasih udah mau nganterin." Azizah tersenyum ramah. Tak ada sahutan dari Hazlan.

Azizah membuka kotak yang di kunci dengan staples lalu mulai memakannya, namun sebelumnya dia membaca doa makan.

Azizah menoleh kebelakang.

"Kamu mau?" tanya Azizah, Hazlan hanya menggeleng.

Azizah melanjutkan makannya dengan hikmat.

"Setelah selesai makan, ajarkan saya soal biologi tadi." Azizah hampir saja tersedak.

Namun tak urung dia mengangguk.

“Iya nanti habis makan.”

Azizah heran, laki-laki ini begitu dingin namun ... Ah sudahlah susah untuk dideskripsikan.

Azizah selesai makan dan langsung keluar untuk membuang kota tersebut.

Jujur, rasanya Azizah enggan kembali kedalam kelas karena mereka hanya berdua saja, namun tadi ia sudah mengiyakan permintaan yang terkesan perintah dari Hazlan.

Cinta Untuk Azizah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang