~04~

47 2 2
                                        

Hai hai 🤗🤗 ada yang masih menunggu kelanjutan cerita ini? Atau ada yang kangen sama Ael??

Sebelumnya mohon maaf kalau terlalu lama cutinya karena urusan kuliah yang tak bisa ditinggal 😭

~~Selamat membaca😁😁~~

___________________________________________



























Hey tayo, hey tayo, dia bis kecil ramah, melaju melambat tayo selalu senang...

Hari minggu pagi disambut dengan suara lagu pengiring dari kartun bis biru memenuhi ruang tengah kediaman Pramana, dimana seorang Abigael menjadi dalang dibaliknya. Sudah dua jam berlalu sejak kartun itu diputar dan sekarang sudah ke-10 kalinya kartun itu diputar ulang. Menggenggam erat remote ditangannya, bocah itu tidak membiarkan siapapun mengganti saluran tontonannya.

Datang dengan kantung belanjaan ditangan, Anna menatap heran anak ketiganya yang hanya duduk diam diatas sofa dengan wajah ditekuk. Keheranannya semakin menjadi melihat bungsunya dalam posisi yang sama seperti sebelum ia pergi ke pasar tadi. Meletakkan semua barang bawaannya di dapur, Anna ikut bergabung dengan mereka di ruang tengah.

"Bun!!"

"Nonton apa hm?" Tanya Anna sembari bergerak membawa si bungsu duduk dipangkuannya.

"Tayo" Balas Rahel malas. Ia sudah mual terus menerus mendengar soundtrack dari kartun dihadapannya.

"Ael bantu bunda buat sarapan ya? Berikan pada kakak remotenya"

Mengangguk paham, Abigael memberikan benda persegi itu dari genggamannya. Mendapat yang diinginkan, raut wajah Rahel langsung berubah ceria dan bergerak mengganti saluran televisi dengan acara lain.

Selang beberapa waktu, Nathan dan sang ayah datang bersamaan dari pintu belakang yang menghubungkan dengan taman. Dipenuhi peluh hingga membasahi kaos yang dikenakan, sudah dipastikan jika kedua pria itu habis berolahraga bersama.

"Ael sedang apa? Wah....pintarnya jagoan kakak" puji Nathan saat melihat adiknya itu membantu memindahkan buah dari kantung ke atas piring.

"Mau?"

"Tidak, kakak mau mandi dulu" tolak Nathan halus, meletakkan kembali anggur yang diberikan keatas piring.

"Mamam"

"Ambil saja kak," seru Anna sebelum Nathan kembali menolak pemberian adiknya yang kini kembali fokus dengan kantung buah dihadapannya.

.
.
.
.
.

Malam hari yang sunyi hanya ditemani suara berulang yang dihasilkan seorang pria. Kedua tangan dengan lihai menari diatas keyboard, menekan tiap tuts huruf dan merangkainya menjadi kalimat yang padu. Pupil matanya bergerak teratur menatap layar didepannya, sesekali melirik jam yang ada diatas meja dengan jarum pendek dan panjang saling bertindih diangka sebelas.

Dirinya lalu bangkit berdiri dan mengangkat kedua tangan keatas untuk merenggangkan sendi-sendinya yang kaku. Rasa penat yang memenuhi dirinya seakan hilang saat melihat malaikat kecilnya kini terbaring lelap disebelahnya, dengan satu tangan menggenggam lemah botol susu kosong.

Cklek

"Belum selesai kerjaanmu?" Tanya Anna saat melihat suaminya masih bergulat dengan laptopnya.

"Sedikit lagi. Anak-anak sudah tidur?" Tanya Rey diangguki Anna.

"Tidurlah, lanjutkan besok"

"Tidak bisa, aku harus ke bandung besok pagi"

DIFFERENT Where stories live. Discover now