"Affh iyh?" bocah itu tertawa sinis seolah mengejek Kayden.

***

Kayden terengah-engah, keringat menetes di dahinya dan dia bisa merasakan kelelahan di sekujur tubuhnya.

Jika kalian bertanya kenapa dia kelelahan, jawabannya ada pada bocah yang berdiri dengan senyuman sinis.

Selama beberapa menit Kayden mencoba menyerangnya . Sayangnya serangannya tidak berguna karena tidak peduli seberapa keras dia mencoba, bocah itu hanya berdiri di sana dan entah bagaimana mengalahkannya.

"Kau! Siapa kau sebenarnya!?"

"Pertanyaan klasik." bocah itu mendengus dingin.

Kakinya melangkah ke arah sang awakener dan menunjuk dahinya.

***

Mata biru tua itu melebar ketika melihat pemandangan yang mengerikan.

"Apa-apaan ini..."

Saat ini dia sedang berhadapan dengan makhluk aneh. Kehadiran mereka membuat dirinya merasa ngeri.

"Ini semua..."

Tubuh sang awakener gemetar melihat pemandangan mahkluk-makhluk abnormal ini.

Dirinya tidak kuat melihat makhluk yang mengerikan itu.

Pemandangan kini beralih menjadi sebuah ruangan hitam. Kayden memegang kepalanya. Bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi.

"Bagaimana perasaanmu melihat mereka?"

Sebuah suara berbisik di telinga kanannya. Kayden segera menoleh dan mendapati bocah yang mengajaknya berkelahi tadi tersenyum cerah. Dia segera menghindar dari bocah itu, berusaha sebaik mungkin untuk tidak mendekat padanya.

"Sepertinya awakener kita terkejut." Bocah itu terkekeh geli melihat reaksi Kayden.

"Kau! Siapa kamu?!" Kayden berteriak, entah kenapa kehadiran bocah ini begitu menakutkan.

"Aku juga bingung."

"Aku itu siapa ya?"

"Kau pasti bercanda! Katakan siapa yang mengirimmu!"

"Apakah wajahku terlihat seperti sedang bercanda?"

Kayden menatap horor.

S*al kenapa seorang bocah acak mengajaknya berkelahi dan membuatnya melihat sesuatu yang mengerikan? Apakah dia seorang psikopat?

"Rasanya menyenangkan."

"Melihat orang-orang ketakutan."

"Ekspresi mereka itu lucu."

Tepat, bocah ini benar-benar psikopat.

"Apa kamu tau, yang tadi itu apa?" tanya bocah itu.

"A-" belum sempat Kayden menjawab, bocah itu segera memotong ucapannya, "Mereka adalah mimpi buruk semua mahluk di seluruh dunia." jawabnya sendiri. Bocah itu menoleh kearah Kayden.

"Mereka semua adalah peliharaanku."

Mata biru tua itu melebar saat mendengar ucapan bocah di depannya.

Apa maksudnya? Peliharaan?

"Betapa lucunya ekspresimu."

Bocah itu tertawa puas. Seperti yang diharapkan, sang awakener terlihat ngeri melihat mahluk itu.

"Apa tujuanmu?"

"Mungkin menghindari anjing-anjing gila yang sedang mengejar."

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Tidak ada."

"Apa...?"

"Aku hanya bersenang-senang saja."

'Hanya bersenang-senang?'

"Bingo. Oh, sekalian aku mau mengetes kemampuanmu. Tapi ternyata kau tidak sekuat yang dirumorkan."

"Atau aku yang terlalu kuat ya?"

Kayden mengerutkan dahinya, kesal. Bocah ini sepertinya menganggapnya remeh.

"Santai dong. Aku bukan menganggapmu remeh, tapi sepertinya kau bukanlah lawanku."

"Kalau begitu ayo kita berteman~"

Kayden tidak habis pikir. Kenapa bocah yang mengajaknya berkelahi tiba-tiba ingin menjadikannya teman?

"Senang bertemu denganmu, mari kita bertemu lagi di masa depan~"

Tapi Kayden tidak merasakan hal yang sama.

Sang awakener tidak ingin bertemu pemilik mata merah itu.

Dia tidak akan pernah bertemu bocah itu lagi.

Bocah itu melambaikan tangannya dan menghilang dari pandangan Kayden.

***

Biodata

Nama: Erendiz

Alias: Edrea, Lux Senka, Jun, Sang penakluk, Shadow Monarch, Light Sovereign, Psikopat gila, orang gila yang kejam, orang yang memiliki seribu wajah, ???, ???

Afiliasi: Tidak diketahui

Karakteristik

Tinggi: 197 cm (Erendiz)
190 cm (Jun)
168 (Edrea)
184 (Lux Senka)

Mata: Biru (Erendiz)
Abu-abu (Jun)
Ungu (Edrea)
Biru-merah (Lux Senka)

Rambut: Perak (Erendiz)
Hitam keabu-abuan (Jun)
Hitam (Edrea)
Hitam (Lux Senka)

Kemampuan

Memanipulasi kekuatan terang dan gelap
Manipulasi bayangan dan cahaya
Transformasi
??

𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖 (𝐄𝐋𝐄𝐂𝐄𝐄𝐃 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Where stories live. Discover now