Prolog [remake]

1K 88 8
                                        

Kayden Break, salah satu awakened terkuat kini telah menghabisi semua lawannya dengan mudah. Seperti biasa, dia memenangkan pertandingan itu.

Matanya menatap dengan bosan.

'Kenapa ini begitu mudah?'

Dia bertanya-tanya, apakah akan ada seseorang yang akan mengalahkannya?

Dia terus menunggu keberadaan orang yang akan mengalahkannya.

Tapi, dia tidak menyangka.

"Jadi kau'kah Kayden Break?"

Kenapa dia melawan seorang anak kecil?

Ini tidak masuk akal, seorang Kayden Break melawan anak kecil?

Apa kau bercanda?

"Aku bukan anak kecil."

Bocah itu menghela napas, dia seolah tau apa yang Kayden pikirkan dan menjawabnya. Mata sayu itu menatap Kayden dengan lekat seolah-olah dia sedang mengamati sebuah objek.

"Elektronikinesis? Menarik juga." katanya dengan nada monoton.

Kayden mengernyit, apa-apaan anak kecil ini? Bagaimana dia bisa tau kemampuannya tanpa melihat?

"Kurasa itu salah satu kemampuanku? Yah, anggap saja begitu."

"Jadi, tunggu apa lagi? Ayo kita mulai."

"Kau majulah duluan."

Entah kenapa, tubuh Kayden tiba-tiba bergerak dan menyerangnya. Tapi, sayangnya sesuatu menarik pergelangan kakinya sehingga dia terseret.

Kayden menoleh dan mendapati sebuah bayangan yang mengekang pergelangan tangannya, tatapannya beralih pada anak kecil yang tidak bergerak sedikitpun.

Mungkinkah ini kemampuannya?

Bayangan lain kini mengunci pergerakan tangannya, membuat Kayden meronta dan mencoba untuk melepaskan dirinya dari bayangan, tapi tidak berhasil.

Senyum kemenangan muncul di wajah bocah itu, "Ez banget bang. Aku kira bakal susah karena kau adalah salah satu yang terkuat." dia berjalan perlahan menuju Kayden dan berdiri tepat didepannya.

"Apa yang kau lakukan bocah?! Katanya mau kelahi?" Kayden berteriak, pria itu kembali meronta. Perasaan gelisah menguasai dirinya. Intuisinya berkata bahwa bocah itu berbahaya.

"Dari tadi bocah-bocah mulu sih? Iya deh yang tua." bocah itu memutar bola matanya kesal sebab dipanggil bocah.

Dia sangat benci dipanggil dengan sebutan itu. Jangan mentang-mentang tubuhnya kecil, dia dipanggil bocah. Menyebalkan.

"Dasar orang tua yang tidak sopan."

Kayden merasakan otot-ototnya melunak, dilihatnya bayangan yang mengekang pergerakannya menghilang dan dia sekarang bisa mengendalikan lengannya lagi.

Sang awakener menyeringai, "Kau yang tidak sopan pada yang lebih tua dasar bocah."

"Sekarang kakak ini akan mengajarkan kamu sopan santun, mengerti?"

𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐇𝐀𝐃𝐎𝐖 (𝐄𝐋𝐄𝐂𝐄𝐄𝐃 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂)Where stories live. Discover now