17. Senja

76 31 0
                                    

Menatap langit senja memanglah suatu hal yang sederhana dan bisa dilakukan oleh semua orang yang mempunyai Indra penglihatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap langit senja memanglah suatu hal yang sederhana dan bisa dilakukan oleh semua orang yang mempunyai Indra penglihatan. Akan tetapi, senja mempunyai arti tersendiri bagi setiap orang. Entah itu tentang sebuah kebahagiaan, kesedihan, kekaguman, atau mungkin kerelaan.

Kita patut bersyukur jika mempunyai Indra penglihatan yang sempurna. Karena kita bisa melihat semua keindahan di dunia ini. Banyak orang yang sangat ingin untuk hanya melihat yang namanya senja, tapi ia tidak bisa dan hanya bisa merasakannya saja.

Itu yang dilakukan kedua insan yang sedang duduk di bangku taman. Terdiam menikmati es krim di tangan mereka ditemani senja yang setia.

Gatha dengan seragam sekolah yang masih membalut di tubuhnya menatap kagum akan keindahan senja. Senyuman manis pun tercetak jelas di bibirnya.

Sedangkan Rico hanya menatap gadis di sampingnya. Senyum yang dipancarkan Gatha seolah menular kepadanya. Jujur, Rico belum pernah merasakan jatuh cinta sedalam ini pada seorang gadis. Dan Gatha sangat berhasil membuatnya jatuh pada pesonanya yang sederhana.

Karena gadis ini juga Rico tidak pernah lagi bergonta-ganti pacar setiap harinya. Gadis tomboi disampingnya ini sudah berhasil membuat seorang playboy seperti Rico berubah dan kini hanya menaruh hati pada satu orang.

"Ric, apa tanggapan lo mengenai senja?" tanya Gatha memecah keheningan di antara keduanya.

"Dulu gue memandang senja adalah suatu hal yang biasa, tapi sekarang beda," ungkap Rico.

Gatha menoleh ke arah Rico dengan kening berkerut. "Kenapa jadi beda?" tanya Gatha tak mengerti.

"Ya beda. Mungkin gue harus berterima kasih sama senja. Karena keindahannya dia, gue jadi bisa melihat senyum manis dari gadis yang sedang memandang senja," jelas Rico.

Butuh beberapa detik untuk Gatha bisa mengerti akan maksud ucapan Rico, dan saat itu juga ia malah memukul lengan Rico. "Enggak usah jadi kayak Daniel, geli gue," tukas Gatha.

"Siapa yang jadi kayak Daniel? Daniel itu suka gombal yang hanya omongan semata, kalau ucapan gue tadi tulus dari hati," ujar Rico.

"Iya, iya, gue percaya."

"Kalau lo sendiri, arti senja buat lo apa?" tanya Rico balik.

"Gue suka senja. Dia itu setia sama langit," ungkap Gatha.

"Bukannya senja juga bakal pergi, ya?"

"Iya, tapi senja akan kembali lagi besoknya. Waktu kecil gue selalu berharap dia itu kayak senja, bakal kembali di suatu saat nanti. Enggak ninggalin gue sama bunda sendiri. Tapi ternyata gue salah, dia itu berbeda dengan senja. Dia enggak akan kembali. Itu yang membuat gue sekarang sudah menganggapnya enggak ada," jelas Gatha.

"Dia? Bokap lo?"

Gatha mengangguk.

"Gue tau rasanya jadi lo, karena gue juga mengalami hal yang hampir sama dengan lo. Orang tua gue selalu bertengkar saat gue masih kecil. Mereka selalu bertengkar setiap hari dan enggak peduli kalau gue dengar. Sampai akhirnya suatu hari mereka memutuskan untuk cerai. Nyokap gue pergi ninggalin gue tanpa peduli perasaan gue waktu itu. Dan sampai sekarang pun gue enggak tau dia dimana."

GARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang