Part 22🍁

168 17 8
                                    

Happy reading!

Jangan lupa komen di setiap part!

Nyatanya memang harapanku yang terlalu tinggi, hingga akhirnya aku kembali terhempas ke dalam dasar bumi.

-Tiffanilea-

Setelah kejadian kemarin, Lea benar-benar sudah jatuh dalam pesona Arka kembali, perasaan yang dulu Lea ingin kubur sedalam-dalamnya namun semuanya gagal.

Perasaan itu kembali.

Saat ini Lea sedang berada di balkon kamarnya, melihat bintang yang indah bertaburan di langit malam.

"Bintangnya banyak banget gak bisa gue itung, kaya perasaan gue buat Arka," gumam Lea lalu terkekeh sendiri karena ucapannya.

"Gue dulu berharap banget bisa ngilangin perasaan ini tapi nyatanya tuhan nggak ngizinin gue buat lupain Arka."

"Bisa nggak ya, gue milikin Arka sepenuhnya?" ucap Lea sambil tersenyum miris dan masih menatap bintang yang indah.

Tok... Tok... Tok....

Lamunan Lea terhenti kala suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk aja gak di kunci," sahut Lea.

Seseorang yang mengetuk pintu masuk, ternyata Bundanya.

"Lagi ngapain kamu?" tanya Lia heran, tumben sekali jam segini Lea belum tidur dan malah duduk santai di balkon kamarnya.

Lia pun mendudukan dirinya di samping Lea yang terduduk di sofa yang tersedia.

"Liatin bintang," jawab Lea dengan pandangan terus menatap bintang.

"Bintang?" gumam Lia heran, "ngapain di liatin emang kenapa bintangnya?"

"Lea pengen jadi bintang yang terang," ucap Lea sambil menunjuk bintang yang menurutnya bersinar paling terang.

"Kenapa harus bintang?" tanya Lia belum paham.

"Karena Lea, pengen terus nemenin bulan di saat gelap malam tiba, tapi Lea sadar nggak cuma satu bintang yang bakal nemenin bulannya."

"Bunda Lea mau tanya deh," ucap Lea mengalihkan pembicaraan.

"Nanya apa? Tumben?" tanya Lia.

"Salah nggak Lea punya perasaan sama sahabat Lea sendiri?" tanya Lea namun pandangannya tetap tidak teralihkan dari bintangnya.

"Nggak ko, karena perasaan itu bebas di miliki siapapun dan jatuh pada siapapun," jawab Lia di angguki Lea.

"Tapi Lea takut hubungan persahabatan Lea rusak cuma gara-gara perasaan ini," ucapnya lirih.

"Nggak ada yang nggak mungkin, kalo dia bersikap dewasa pasti dia bakal ngehargain perasaan kamu, dan kamu harus siap terima konsekuensinya."

Lea mengangguk paham, benar Lea harus terima konsekuensi kedepannya, apapun itu akan Lea tanggung sendiri.

Namun, satu sisi Lea ragu dan putus asa jika semuanya tidak bisa sesuai ekspektasi Lea.

Friendzone! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang