26

473 117 783
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Halo Hai pembaca setia 'SACRIFICE' 👋❤

Bagaimana kabar kalian??

Yuk jangan lupa pencet tombol bintang dulu sebelum lanjut baca 😊

Dan jangan lupa komen di setiap paragraf nya 🤩

Noted : yang melihat TYPO tolong aku diingatkan

Enjoy!

[HAPPY REANDING]

_________👇________

***

Hari Jumat.

Suara dentingan sendok garpu terdengar di ruang makan. Delia makan makanan itu seperti di kejar setan, bagaimana tidak, dia sangat tidak tahan berada di satu meja dengan mereka.

Setelah pernikahan papanya kemarin, wanita itu dan juga anaknya tinggal bersama dirinya. Dan hari ini hari pertama Delia duduk di satu meja bersama mereka. Apalagi sedari tadi Lia brisik menganggu kenyamanan dan ketentraman saat makan.

Setelah makanan Delia habis, dia langsung berpamitan kepada Arnan.

"Pa, Lia pamit berangkat dulu." ujar Delia berpamitan kepada Arnan.

"Delia, kamu bareng Lia ya. Pakai mobil papa. Kan kalian sekarang saudara jadi gak ada salahnya berangkat bareng."

untuk pertama kalinya papanya menyebut nama dirinya dengan sebutan 'Delia', padahal biasanya manggil dengan sebutan 'Lia'. Hal itu membuat dirinya kaget. Bukannya gimana-gimana tapi panggilan 'Lia' adalah panggilan sayang dari keluarga terdekat yaitu papanya, almarhum mamanya dan juga Bik Inah.

Dan saat ini, panggilan itu dipakai untuk memanggil anak wanita itu, yang dia yakin anak itu bukan anak kandung dari papanya.

"Gak pa, Delia naik motor aja. Kalo gitu Delia pamit, Assalamualaikum." ujar Delia menekan kata 'Delia'. Setelah itu, dia pergi dari ruang makan.

Tak lupa dia berpamitan dengan Bik Inah. Dia mencari keberadaan Bik Inah di dapur. Saat sampai di dapur, dia melihat Bik Inah sedang mencuci piring.

"Bik, Lia berangkat sekolah dulu ya." Delia mencium punggung tangan Bik Inah.

"Tangan bibik kotor, non." Delia tersenyum saat mendengarkan ucapan Bik Inah. Hal itu sama sekali tidak membuat Delia jijik untuk bersalaman dengan Bik Inah. Dia tetap menjabat tangan Bik Inah dan mencium punggung tangan Bik Inah layaknya seorang anak kepada ibunya.

SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang