"Kak Arya Anugrah! Ini peringatan kedua. Kali ini saya bakal beneran catat poin pelanggaran Kakak untuk laporan ke Bu Retno!"
Walau merasa sudah menyalakan volume maksimal pada headphone yang dikenakannya, nyatanya suara teguran Chesa dari arah samping masih bisa didengarnya dengan jelas. Arya menoleh tanpa takut sedikit pun dengan ancaman cewek mungil itu. Ia justru mendekat seolah teguran Chesa tidak berpengaruh apa pun untuknya.
Chesa spontan mundur ketika Arya mendekat dengan gerakan-gerakan aneh. Kaki dan tangan cowok itu bergerak berirama seolah mengikuti tempo lagu yang didengarnya dari balik headphone.
"Dance for me dance for me dance for me oh oh oh," Arya bernyanyi sambil menari mengelilingi Chesa. Hingga keduanya sukses menarik perhatian banyak orang,
"Bawa headphone 15 poin, rambut panjang 15 poin." Chesa berusaha tidak terpengaruh. Ia tidak mempedulikan Arya yang masih asyik dengan aksinya. Chesa mulai mencatat poin pelanggaran Arya di kertas pelanggaran.
Arya menghentikan aksinya ketika melihat Chesa mulai mencatat sesuatu di kertas pelanggarannya. Ia melepas headphone dan menggantungkannya di leher.
"Nggak usah aduin gue ke Bu Retno. Capek gue dapet surat teguran terus. Sebagai imbalannya gue kasih nomor hp gue secara cuma-cuma. Gimana?" Arya menaik-turunkan alisnya, menggoda Chesa yang justru ketakutan.
"Jangan macam-macam. Saya udah punya pacar!"
Arya tersenyum menyadari reaksi Chesa yang berlebihan.
"Kita bisa pacaran tanpa ketahuan," goda Arya lagi. Yang lagi-lagi ditanggapi Chesa dengan berlebihan.
"Saya nggak suka selingkuh. Lagian Kakak bukan tipe saya!" tegas Chesa, walau napasnya naik turun karena ketakutan.
"Oh cewek setia." Arya menganggukkan kepalanya, kemudian mendekati Chesa sambil berbisik. "Kalo gitu, lo tipe gue banget."
Chesa spontan mundur sambil membulatkan matanya. "Jangan dekat-dekat!"
Arya terbahak di tempatnya berdiri. Reaksi yang ditunjukkan Chesa sungguh lucu dan polos sekali.
Di saat yang bersamaan, Chesa melihat Aksa lewat di depannya dan masih melakukan pelanggaran yang sama seperti kemarin. Hanya saja cowok itu tidak datang terlambat hari ini.
"Kak Aksara Danendra berhenti!"
Yang disebut tidak juga berhenti. Chesa melangkah cepat hingga berdiri tepat di hadapan orang itu. Pandangan mereka bertemu. Sorot mata Aksa tampak dingin dan tidak suka dengan keberadaan Chesa di hadapannya.
"Ini sudah peringatan kedua. Saya akan catat pelanggaran Kakak untuk dilaporin ke IBu Retno. Rambut merah 15 poin." Chesa meneliti kembali penampilan Aksa. "Seragam dikeluarin 5 poin." Walau Aksa mengenakan hoodie, Chesa bisa melihat seragam cowok itu muncul dari bawah. Yang menandakan bahwa cowok itu tidak memasukkan seragamnya dengan rapi.
"Minggir!"
Satu kata intimidasi dari Aksa, namun sama sekali tidak menggentarkan Chesa. Cewek itu masih meneliti Aksa seolah berusaha menemukan poin pelanggaran lain yang bisa ia adukan.
Chesa memicingkan matanya, memperhatikan sesuatu di balik kerah kemeja seragam Aksa.
"Kakak pakai kaos lagi di balik seragam?"
"Gue bilang minggir!"
"10 poin!"
Aksa sudah hilang kesabaran. Ia semakin kesal. Karena bukannya menyingkir, Chesa justru terus mengusik kesabarannya dengan bicara panjang lebar tentang sesuatu yang sama sekali tidak dipedulikannya. Kalau saja ia tidak sedang enak badan, tentu Aksa sudah menyingkirkan cewek itu dengan sekali hempasan. Namun, udara pagi yang dingin seketika membekukannya. Tubuhnya mengigil dan kepalanya berputar hebat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover
Teen FictionMendapatkan titah untuk menjadi asisten guru BK membuat Chesa terlibat dengan geng brandal pembuat onar. Namun, setelah mengenal Aksa dan teman-temannya lebih jauh, Chesa sadar mereka tidak seburuk yang dipikirkan. Meski masa lalu yang belum tuntas...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi