Mereka sampai disini, di tempat pemakaman orang-- emm hantu yang dulu sia sukai. Disampingnya terdapat makam lainnya yang juga sahabatnya.
Yedam.
Mereka berdua di makamkan berdampingan. Yedam yang meminta sebelum arwahnya pergi kala itu.
'nanti kubur gue di samping bang junkyu ya, biar kalian gampang main nya'
Sia mengusap pelan nisan di depannya dengan tangan kiri. Tangan kanannya ia gunakan untuk meletakkan bunga kesukaan junkyu, bunga matahari. Dulu saat junkyu masih menjadi hantu, ia pernah merengek agar dibelikan bunga matahari oleh sia.
Tapi tak sia wujudkan karena menurutnya itu merepotkan. Lagian bunga itu mahal. Sia tak mau membuang-buang uangnya hanya untuk satu buket bunga. Perempuan berwajah manis itu jadi sedikit menyesal tak mengabulkan permintaan Junkyu dahulu.
"Hai. Gue kangen Jun, kita udah lama nggak main. Lo kangen gue nggak?" Sia menjeda sebentar kalimatnya sebelum meneruskan. "Jangan terlalu salahin diri sendiri ya Jun. Gue.. nggak apa-apa kok, disini juga ada jeongwoo."
Sia tak mampu mengucapkan lebih banyak kata lagi. Dirinya menunduk menggigit bibir bawahnya kuat kuat. Sia tak ingin menangis lagi. Pasti Junkyu sedih jika melihatnya terus terusan menguras air mata.
"Bang, gue bakal jaga sia. Makasih udh buat dia bahagia." Tutur jeongwoo ikut mengelus nisan marmer tersebut.
Hari ini cuacanya cukup cerah. Tak ada satupun awan hitam yang terlihat. Langit biru membawa kehangatan sendiri bagi orang yang ditinggal dan terpisahkan oleh takdir Yang Maha Kuasa.
Meski begitu, Sia bersyukur pernah dipertemukan oleh sesosok makhluk ceria namun absurd bernama Kim Junkyu. Walau kini raganya sudah kaku dibawah tanah, namun senyumnya yang merekah masih tertanam jelas di lubuk hati sia.
Ia amat berterimakasih kepada Kim Junkyu. Ia telah bersedia mengumpulkan puing puing perasaan sia yang pernah hancur lebur karena kepergian kedua orangtuanya. Menyusunnya kembali meski tak se elok sebelumnya. Merekatkan kembali dengan candaan dan kenangan yang ia ciptakan.
Sia jadi teringat kalimat junkyu sebelum ia pergi ;
'kalau kangen liat aja langit secerah aku, atau nggak bunga matahari yang udah mekar. Jika nanti aku tidak lagi bersamamu, semesta yang kita pijak dulu masih menemani mu. Kenangan yang sudah ku buat dulu, ku kumpulkan untuk menghadapi kejadian yang akan datang seperti ini. Sia kau tau kan kita tak bisa bersama? Kuharap dengan semua kenangan yang aku ciptakan kau tak lagi bersedih dan merasa sendiri. Sungguh, hatiku sakit saat melihatmu menangis seperti itu. Untuk peri kecil nya junkyu, jangan nangis lagi ya. Nanti semesta ikut sedih'
Cukup lucu mengingat junkyu yang mengatakan hal itu sendiri. Rasanya aneh kalau orang yang tadinya tak pernah serius mengucapkan hal puitis seperti itu.
Sia mendongak, bibirnya terus menorehkan senyuman menghadap langit biru, seperti perintah junkyu kala itu.
"Junkyu. Dia..
..pasti udah bahagia"
Kisah Junkyu berakhir. Kisah perjalanan tak kasat mata untuk mencari penyebab hilang nya dia dari dunia. Menjelma menjadi sosok abadi kembali kepada Tuhan nya.
Bersama Yoon Sia, perempuan dengan perasaan murni yang membuat Junkyu jatuh hati. Jatuh sejatuhnya hingga berpisah karena takdir dan memutuskan pergi.
Junkyu sadar, junkyu tepati. Segala janji yang pastinya tak akan ia ingkari. Menjaga sia hingga waktunya berhenti hari ini.
Kim Junkyu, terimakasih.
End
###
Hai hai...
Gimana ceritanya?
Bagus nggak?ㅠㅠAku cukup ragu buat tamat in ini. Takut kalau ceritanya kurang ngefeel😭😭
Suka insecure kalau baca cerita author lain yang buaagussnya
MasyaAllahㅠㅠKarena ini proses belajar ku. Jadi aku mohon bimbingannya juga dari semuanya kalau ada kritik dan saran. Bisa langsung DM yaa^^
Jangan lupa vote nya okeew? Harus vote pokoknya. Harus. Hehe
Terimakasih yang masih mau baca cerita aku yang masih jauh dari kata sempurna ini.
Babayy sampai ketemu di cerita aku berikutnya👋👋
-Alya-

KAMU SEDANG MEMBACA
invisible | Treasure
Fanfiction"Bukan cuma lo yang nggak kelihatan, gue juga" "Tapi kalo lo nggak kelihatan mah wajar, lah gue?" start : 02/04/2021 end : 03/06/2021