01.

393 168 253
                                    

Pukul 05:30

Seorang gadis cantik yang memiliki postur tubuh mungil tengah bersiap untuk melakukan jalan santai dengan seorang anak kecil yang kira-kira berumur 5 tahun.

Alesya Raquela, gadis yang memiliki bakat dalam menyembunyikan segala permasalahan nya dengan eksperesi ceria yang selalu ia tunjukan di depan semua orang.

"Ma, Sya sama Erlang berangkat dulu ya."

"Hm," jawab Sandra mamah dari Alesya dengan cuek dan lebih asik fokus pada majalah yang sedang ia baca.

Mendengar jawaban dari sang mamah, hanya mampu membuat Alesya memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas lelah.
Sudah menjadi kebiasaan keluarganya yang hanya harmonis bila di depan orang saja.

Sedangkan dilain tempat seorang laki-laki sedang berdiri di depan jendela kamar nya, menghadap langsung ke rumah tetangga barunya disana terlihat seorang perempuan bersama seorang anak kecil di sebelahnya.

Labib Arsenio Aditama, laki-laki yang saat ini tengah memperhatikan Alesya tetangga barunya yang belakangan ini selalu menghantui pikirannya.

"Kenapa kamu selalu terlihat ceria? Sedangkan dilain waktu aku selalu melihat kamu menangis, sebenernya apa yang kamu sembunyikan Sya?" batin Labib.

"Kok kaya ada yang perhatiin gue ya?" ujar Alesya bermonolog.

Alesya celingak celinguk mencari siapa yang sedang memperhatikannya.

"Ka Labib, ngapain dia ngeliatin gue sampe segitunya ya?" batin Alesya.

"Ka ayo kenapa belenti sih ka?" celoteh Erlang bocah berumur 5 tahun tersebut.

"Bentar de, kakak mau sapa ka Labib dulu ya," ujar Alesya.

"PAGI KA LABIB!" Teriak Alesya.

Labib yang sedang melamun pun kembali tersadar saat indera pendengarannya mengkap suara wanita yang saat ini tengah menghantui pikirannya. 

"Waalaikumsalam Sya," jawab Labib sambil tersenyum.

"Eh... hehe Assalamualaikum ka Labib," ulang Alesya sambil cengengesan. "Ka Labib ngapain pagi-pagi gini udah ngelamun aja, hayo ngelamunin apa hayo, ngelamun jorok ya," lanjutnya disertai dengan kekehan yang semakin membuat Labib salah tingkah.

"Ah eh engga kok Sya, gue gak lagi ngapa-ngapain, lagian siapa juga yang ngelamun. Apalagi ngelamunin jorok ngaco kamu," jawab Labib sembari menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Jogging Sya?" lanjutnya basa basi, pasalnya sekarang ia tengah gugup setengah mati.

"Engga kok ka cuman jalan santai aja, kalo jogging mah lari-lari"

"Iya juga ya hehe," ucap nya diakhiri dengan kekehan, "gue boleh ikut?"

"Ikut kemana?" Tanya Alesya dengan wajah polos nya.

Anjirr gemes! gue gak tahan, gue nikahin sekarang aja boleh gak sih. batin Labib

"Maksud gue, e-gue boleh gabung jogging bareng gak ama lo, gitu."

"Ouh ya tentu boleh dong," jawab Alesya sambil tertawa.

Manis. Satu kata yang dapat Labib sampaikan.

"Ya udah tunggu disitu bentar jangan kemana-mana, gue siap-siap dulu."

Alesya menganggukan kepala nya seraya duduk di salah satu kursi yang terdapat di depan rumah Labib.

ALESYA RAQUELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang