23 - gone

232 82 7
                                    

Sia terkejut setengah mati. Apa tadi yedam bilang? Junkyu masih hidup?

"Junkyu?! Masih hidup?!"

Yedam hanya mengangguk kuat dengan senyuman yang masih menghiasi wajah pucatnya.

"Anterin gue dam."

Kemudian yedam memimpin jalan menuju kamar junkyu. Jia dan Jeongwoo yang tak tau menahu apa yang terjadi hanya mengikuti sia dari belakang.









Tepat di depan ruangan itu sudah terdapat hyunsuk dan Jihoon dengan wajah sendunya.

"Sia!" Panggil jihoon yang melihat segerombolan orang yang tadinya berada di ruang operasi berjalan kearah kamar teman mereka.

Sia mengabaikan panggilan Jihoon. Netra nya yang menyelinap dari sela sela kaca menangkap pemuda dibalik kamar yang terbujur lemas tak berdaya.

"Junkyu?!" Pekik sia kebingungan.

Jihoon dan Hyunsuk sontak mendekati sia dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada sia.

"Dia hantu yang jadi temen Lo?!"

"Beneran hantu itu mirip sama dia?!"

"Dah berapa lama kalian kenal?!"

"Jawab sia!!"

Teriak hyunsuk membuat Jia geram. Kedua kalinya hyunsuk membentak adik kesayangannya, bahkan Jia saja tidak tega harus membentak adiknya, sedangkan dia lancang sekali melakukan hal itu.

"Hyunsuk! Gue peringatin Lo sekali lagi jangan bentak sia! Atau Lo habis sama gue!" Bentak Jia tak main main menatap tajam hyunsuk.

"Jia, beneran--"

"Iya.. itu beneran junkyu.. dia temen gue" kalimat Jihoon terpotong oleh jawaban sia.

Jihoon yang merasa hal ini mustahil menjambak kuat rambutnya. Bibirnya terus bergumam mengucap suatu yang hanya bisa ia pahami.

'Sia'

Panggil seseorang dari arah belakang perempuan berambut panjang tersebut.

"Junkyu." Ucap sia.

Air matanya jatuh bersamaan, kali ini bukan air mata kesedihan namun kebahagiaan yang ia rasakan dalam hati kecilnya.

"Junn.. Lo masih hidup Jun, masih hidup! Kak!! Disini ada junkyuu!!" Tutur perempuan itu sembari berusaha memeluk junkyu.

Tapi ia lupa kalau sekarang hanya jiwa junkyu yang berada di hadapannya, bukan raga aslinya.

"Mana?! Mana junkyu?!" Tanya hyunsuk kebingungan.

"Disini!" Tunjuk sia ke udara di hadapannya.

Hyunsuk mendekat kearah yang ditunjuk Sia. Kedua pupilnya bergetar mencari seseorang yang ia cari.

"Disini?" Tanya hyunsuk ragu yang dibalas anggukan semangat dari sia.

"Junkyu.. gue minta maaf Jun. Ini semua gara gara gue.. gara gara guee" Ucap hyunsuk lirih.

Hyunsuk hanya mengikuti instruksi sia, jika orang biasa melihat Hyunsuk mungkin mereka akan mengira Hyunsuk telah gila karena berbicara dengan tembok rumah sakit.

'Sia, tolong bilang ke hyunsuk, ini semua bukan salah dia maupun salah Jihoon. Nggak ada yang salah disini. Ini udah takdir gue'

Kalimat tadi sia teruskan ke hyunsuk. Mendengar itu hyunsuk yang tadi air matanya berhenti harus keluar lagi. Ia tak sanggup jika itu benar benar temannya, junkyu.


Tiiiiiiiiiiitttt tiiiiiiiiiiitttt


Suara nyaring alat dari kamar junkyu membuat para dokter berhamburan masuk kedalam dan mengecek keadaan junkyu. Dapat dilihat kalau tenaga medis tersebut kocar kacir kebingungan.

Sia yang tadi fokusnya kedalam kamar junkyu beralih ke tempat junkyu berdiri tadi.

Perlahan jiwa junkyu memudar. Sia ketakutan berusaha meraih junkyu dan mencegahnya menghilang dari dunia ini.

"Jun! Nggak! Nggak boleh! Lo nggak boleh pergi Jun!" Teriak sia yang kini ia menjadi pusat perhatian diantara teman temannya.

'Sia, sorry. Tolong bilangin ke Hyunsuk sama jihoon kalo ini semua bukan salah mereka'

"Jun--"

'Sia, gue juga sayang sama Lo. Gue harap gue bisa ketemu lagi sama Lo. Makasih buat semuanya selama ini. Dan maaf, gara gara gue keluarga Lo harus hancur. Sekali lagi maaf, Sia'

Sesaat setelahnya tubuh junkyu benar benar memudah dan perlahan hilang dari dunia ini. Yedam yang berada disampingnya pun tak kuat menahan tangis saat sia meraung-raung meneriakkan nama junkyu berulang kali.

Keadaan semakin mencekam ketika alat di tubuh junkyu semakin nyaring. Satu persatu alat itu dimatikan dan dilepaskan dari badan junkyu.

Hyunsuk yang tak terima langsung mendobrak pintu kamar junkyu dan memerintahkan perawat dan dokter yang melepaskan alat ditubuh sahabatnya itu untuk memasangnya kembali.

"Dokter! Pasang lagi dok! Saya yakin sahabat saya kuat. Saya akan bayar berapapun! Yang penting dia selamat dok! Saya mohon!" Pinta hyunsuk putus asa. Kedua telapak tangannya menyatu dan berlutut di hadapan dokter tersebut.

"Maaf nak, saya hanya dokter. Saya tidak punya wewenang itu. Kami disini sudah berusaha sekuat tenaga. Semua keputusan hanya ada dalam tangan Tuhan." Ucap final dokter tersebut kemudian meninggalkan hyunsuk sendirian didalam dikamar.

"JUNKYUU! GUE MINTA MAAF! SORRY JUN! LO HARUS BANGUN JUN!"

Teriakan demi teriakan terus hyunsuk lontarkan kepada sahabatnya yang tubuhnya mulai mendingin dan terbujur kaku.

'Sia, gue juga pamit'

"Yedam, Lo nggak usah--"

'Makasih udah mau jadi temen gue. Sampai jumpa'

Rasanya seperti kedua kalinya sebuah besi panas menghantam keras tubuh tak berdaya perempuan yang kini kehilangan dua sahabatnya itu. Tangisnya semakin menjadi-jadi dalam pelukan kakaknya, menumpahkan segala sesak dan kesedihan dalam hatinya.




























Terimakasih yang sudah mau baca, vote nya juga jangan lupa ya:))

Ini belum end kok wkwk

invisible | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang