09 - ily

239 93 17
                                    

Malam ini Sia tak bisa tidur. Bagaimana bisa ia tidur jika seluruh isi kepalanya hanya tertuju ke satu orang.

Jeongwoo.

Sahabat yang tiba-tiba menyatakan perasaan kepadanya.

Sia takut jika jeongwoo menjauhi nya. Cukup sekali saja sia dijauhi teman temannya. Ia tak akan membiarkan kedua kalinya terjadi.

'tidur. Dah malem'

Suara teduh junkyu membuyarkan pikiran sia. Ia menoleh sekilas kearah Junkyu yang duduk di meja belajarnya.

"Gimana kalo besok jeongwoo jauhin gue di sekolah, Jun." Lirih sia pelan.

'nggak mungkin, Lo kan tau dia sayang sama Lo. Dia nggak mungkin ninggalin lo.'

"Lo tau darimana? Lo nggak tau gimana perasaan orang, Jun. Gausah bikin gue semakin makin percaya sama orang. Gue takut Jun, gue takut."

'Sia.'

"Lo tau sendiri kan gimana gue dulu? Gimana gue dua tahun terakhir? Gue ga punya temen Jun. Semua orang yang gue anggap sahabat tiba tiba ninggalin gue dan ngira kalo gue udah gila. Gua takut hal itu terjadi Jun. Gue takut."

"Gimana kalo--"

'sshhh.. udah sia. Gue tau semua cerita Lo. Udah jangan Lo ceritain lagi. Semakin Lo inget, semakin kambuh sakitnya.'

"Gimana kalo Lo juga ninggalin gue Jun?"

Sekarang keduanya saling menatap satu sama lain. Dengan kedua mata sia yang mulai berembun karena banyaknya air mata yang ingin jatuh. Dan junkyu yang masih menatap sia yang diiringi senyuman manis dari bibir nya.

'lo suka nggak sama jeongwoo?'

Tiba tiba junkyu menanyakan hal yang membuat sia menghela nafasnya kasar.

"Enggak." Jawab sia singkat.

'lo suka sama seseorang?'

Lanjut junkyu yang masih memperhatikan mimik muka sia.

Sia tak menjawab. Ia hanya mengangguk kecil dengan pandangan mengarah ke selimutnya yang berwarna biru muda dan dihiasi motif bunga bunga.

'siapa? Lo bisa jujur ke gue.'

"Lebih tepatnya bukan orang."

Junkyu mengernyitkan dahinya tanda ia tak mengerti akan ucapan perempuan yang doyan mukbang itu.

'ha?'

"Lo, Jun."

"Lo orang-- maaf. Lo yang gue suka."

Junkyu langsung melompat dari kursi yang ia duduki. Ia berdiri dengan raut muka terkejut. Sekarang ia menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya sambil terus berkedip menatap sia.

Melihat hal itu tentu saja sia tersadar apa yang baru saja ia katakan. Sia menarik selimutnya segera dan menyelimuti sampai ujung kepalanya. Ia bersembunyi dibalik selimutnya yang cukup besar. Di dalam sana ia terus memukul kepalanya dengan genggaman tangan kanannya serta jempol kirinya yang ia gigit sekuat tenaga.

"Tinggalin gue sendiri." Ucap sia dibalik selimutnya.

'Sia.'

"Pergi!"

Sia tau, pasti banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran junkyu. Tapi ia tak peduli, ia terlalu malu untuk menunjukkan wajahnya dihadapan junkyu.

Orang-- maaf. Makhluk(?) yang ia sukai.

Mendengar hal itu junkyu tanpa basa basi pergi meninggalkan sia yang masih berlindung dibalik selimutnya.

Saat merasa junkyu sudah pergi Sia membuka selimutnya dan beralih posisi mendudukkan dirinya diatas kasur.

"Oke, Lo hancurin suasana yang kedua kalinya, sia. Hebat banget ya Lo. Sekarang? Mungkin jeongwoo sama junkyu udah gamau temenan sama Lo lagi."

Ujar sia kepada dirinya sendiri diiringi senyum terpaksa di bibirnya.

invisible | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang