Sempurna.
Satu kata yang sering orang ucapkan kepadanya.
Rasanya dia seperti di tuntut oleh semua ekspetasi orang terhadapnya.
"Besok sepulang sekolah papa ada pertemuan dengan client kamu ikut papa ya. Sekalian belajar bisnis sedikit sedikit."
Yedam yang sedang termenung di meja belajarnya terkejut saat ayahnya datang dari arah belakang dengan membawa satu nampan berisi susu coklat dan beberapa biskuit.
"Tapi besok jadwal piket aku pa."
"Cuma jadwal piket doang. Sekali kali minta temanmu gantikan. Pokoknya besok kamu harus datang. Tidak ada alasan lagi."
Kemudian ayahnya keluar dari kamar yedam.
***
Seharian ini di sekolah seperti biasa.
Belajar, bermain, menjahili teman, dan hal wajar lainnya.Tapi dari itu semua ada sedikit aneh dari yedam. Biasanya anak itu akan mulai menggenjreng gitarnya saat jamkos tiba.
Namun hari ini tidak. Ia memilih untuk pergi ke perpustakaan sendirian.
***
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua anak bergegas keluar dari kelas yang sudah pengap karena sebagian besar waktu mereka berada di dalam ruang kelas.
"Lo piket?"
"Iya."
"Oh yaudah kalo gitu gue duluan!"
Ucap jeongwoo sambil berjalan keluar kelas.
Disini hanya ada Sia, yedam dan kedua teman lainnya.
"Sia, lo ngepel ya. Tadi lagi gue udah ngelap meja guru. Ini gue sapu sapu aja ya."
"Iya"
"Eh ini gue angkatin bangku sama buang sampah ya. Habis itu gue balik. Soalnya udah ditunggu cewe gue didepan."
"Oke gapapa kok"
"Makasih ya sia"
Ujar satu perempuan dan satu laki-laki teman sekelasnya.
Disini tinggal sia yang sedang mengepel lantai dan yedam yang merapikan meja serta membersihkan papan tulis.
"Dam. Gue tinggal sebentar ya, mau buang airnya."
"Iya."
Setelah sia keluar dari kelas. Terlihat yedam yang sedang cemas. Mondar mandir kesana kemari tanpa tujuan.
Kadang dia merapikan dan membersihkan lagi tempat yang telah ia bersihkan. Sudah terhitung tiga kali yedam membersihkan papan tulis.
'Lah dia ngapa dah''Sstt sia! Heh!'
Sia yang sedang berjalan menuju kelas ditahan oleh junkyu didepan kelas.
"Kenapa?"
'Yedam aneh banget'
"Aneh gimana?"
'Ya pokoknya aneh. Coba deh lo liat'
Saat Sia mengarahkan pandangannya ke depan papan tulis, terlihat yedam yang membersihkan papan tulis tersebut dengan penghapus.
Setelah selesai, ia kembali lagi mengambil penghapus dan membersihkan papan tulis yang jelas jelas sudah bersih.
Melihat hal itu tentu saja Sia merasa aneh. Ia pun mendekat kearah yedam yang masih sibuk membersihkan papan tulis.
"Dam" Panggil sia pelan kearah yedam.
"Hm?"
Sekarang terlihat yedam yang tengah gugup sambil menyembunyikan penghapus papan tulis.
"Ngapain?"
"Eumm ini bersihin papan tulis."
"Lo udah bersihin tadi. Udah lebih dari tiga kali." Kata perempuan itu dengan tatapan penasaran kearah yedam. "Lo sebenarnya kenapa?"
Yedam hanya diam, sambil sesekali menggigit bagian bawah bibirnya dan memainkan jarinya di belakang tubuhnya.
"Dam. Jangan bilang lo--"
"Iya."
"Ha?"
"Gue punya OCD."
"Dam--"
"Gapapa gue udah biasa."
"Gue harus gimana?"
Tanya sia kebingungan. Karena ini pertama kalinya sia melihat langsung penderita OCD. Biasanya ia hanya melihatnya lewat serial televisi atau drama.
"Gini aja deh."
Ucap sia sambil meraih kedua tangan yedam yang bersembunyi dibalik tubuh. Sia meletakkan penghapus papan tulis dan mulai menggenggam erat kedua tangan yedam yang terlihat bekas luka akibat dirinya sendiri.
"Sorry, gue gatau harus gimana. Setidaknya gue mau cegah Lo lakuin itu lagi."
"Kalo Lo butuh sesuatu minta tolong gue aja gausah sungkan. Lo udah banyak bantu gue. Sekarang ganti gua yang bantu Lo. Okey?"
Yedam yang mendengar hal itu pun kehilangan kata kata. Baru pertama kali orang menawarkan bantuan kepadanya. Sejauh ini dialah yang membantu sampai lupa kalau dia juga butuh bantuan.
Yedam hanya tersenyum dan mengangguk semangat. Kadang ia mendongak agar air matanya tak turun.
Dalam hatinya, ia teringat satu hal.
Mama.

KAMU SEDANG MEMBACA
invisible | Treasure
Fanfiction"Bukan cuma lo yang nggak kelihatan, gue juga" "Tapi kalo lo nggak kelihatan mah wajar, lah gue?" start : 02/04/2021 end : 03/06/2021