1. Dia

253 154 492
                                    

"ALLETHA" Mendengar namanya dipanggil oleh seseorang, Alletha segera keluar rumah dan menghampirinya untuk pergi ke sekolah bersama.

Alletha tidak langsung naik ke jok belakang motornya, melainkan hanya menatapnya dan tersenyum tipis dengan rasa bahagia. Ya, walaupun wajah orang itu dihalangi oleh helm full facenya, namun rasa bahagia itu selalu ada saat melihat sosoknya datang.

"Mau berdiri di situ aja sambil liatin gue? Nggak mau ke sekolah?" Dengan segera Alletha naik ke motor Ninja RR berwarna hitam itu.

"Aku pegangan, ya?"

"Pegangan, tapi jangan peluk."

Senyum Alletha tidak pudar sedikit pun saat ia duduk di belakang Bintang. Jantungnya seakan mau lepas saat ini, bibirnya juga terasa kram karena sedari tadi ia terus tersenyum. Walaupun dibatasi oleh tas Bintang, hal itu tidaklah menjadi masalah.

Seperti biasa, Bintang selalu merangkul pundak Alletha seraya berjalan bersama menuju kelas. Bahagianya gadis itu bisa sekelas dengan Bintang. Banyak yang mengira keduanya pacaran, tapi, nyatanya tidak. Memang rasa suka itu ada, tapi, Alletha memilih untuk tidak mengungkapkannya demi pertemanan abadi dengan Bintang.

Pelajaran dimulai seperti biasa. Pagi ini pelajaran seni, Alletha selalu mendapatkan nilai 100 dimata pelajaran seni. Dia perharap suatu hari nanti bisa menjadi seorang seniman yang menciptakan karya seninya sendiri. Ok, lanjut.

Tak terasa dua jam sudah berlalu, waktunya istirahat.

"Tha, kantin yuk?" Ajak Bintang. Sudah pasti Alletha tidak menolak. Dengan segera dia merapikan mejanya dan pergi bersama Bintang ke kantin.

Kantin begitu ramai. Apalagi di bagian pojok kanan yang dipenuhi oleh anak-anak geng motor. Alletha dan Bintang memilih duduk berjauhan dengan mereka, dikarenakan mereka terlalu berisik dan Bintang tidak suka hal itu.

Bukan karena Alletha tidak memiliki teman lalu hanya berteman dengan Bintang, tapi, merekalah yang menjauhinya tanpa alasan. Tapi ia tidak memperdulikannya, selagi tidak mengganggu hidupnya, ia tidak perduli.

Setelah menikmati hidangan makanan, Bintang pergi untuk latihan basket. Sedangkan Alletha memilih duduk di depan kelas sembari mendengarkan lagu dan melihat Bintang dari kejauhan.

Segerombolan anak geng motor datang. Mereka berlima dengan si ketua. Alletha tidak melihat ke arah mereka, tapi ia kenal betul suara mereka hingga dapat menebak siapa saja yang ada di dekatnya.

"Eh, si neng Alletha sendiri aja ni? Abang Bintang di mana, neng?" Orang yang selalu mengganggu kesendirian Alletha. Namanya Bagas.

"Biasalah, sang juara umum lagi main basket." Balas Farul.

"Bisa nggak jangan gangguin gue?" Ucap Alletha sedikit emosi saat Farul tiba-tiba duduk di sebelahnya.

"Anak manja jago marah juga ternyata. Gue kirain nyusahin orang aja." Sahut Bagas. Mendengar perkataan Bagas barusan membuat yang lainnya terkekeh.

"Males gue di sini." Kata Alvaro seraya berjalan menjauh. Mereka tidak mengatakan apa-apa lagi selain mengikuti si ketua geng itu.

Tak lama kemudia ia memutuskan untuk mengelilingi sekolah menghilangkan rasa bosannya. Alletha mendadak memperlambat langkahnya saat melihat Bintang yang tak sengaja menubruk seorang cewek.

Dari belakang sini Alletha dapat menebak siapa cewek yang bersama Bintang. Mereka berdua tampak kaku, apalagi cewek itu. Alletha memilih diam di tempatnya melihat reaksi Bintang dari belakang, cowok yang ia sukai itu tampaknya mengulurkan tangan untuk membantu Jihan berdiri dari duduknya.

Dari tempatnya, Alletha merasa panas sendiri, ia akhirnya memilih mendekat ke arah dua orang itu, kemudian langsung menggandeng lengan Bintang. "Yuk, kamu udah selesai, kan, latihannya?" Kedatangan Alletha cukup membuat Jihan salah tingkah hingga membuat cewek itu menjauh.

Alletha itu egois, sekalipun Jihan adalah cewek yang Bintang taksir dalam diam dari pandangan Alletha, tapi ia tak akan membiarkan Bintang jatuh pada orang selain dirinya.

"Ke mana?" Tanya Bintang pada Alletha yang masih menempel di lengannya.

"Tunggu kamu," jawab Alletha sambil senyum. Mendengus, Bintang memilih jalan terlebih dahulu.

"Bintang, ih, jangan dilepas." Bintang telah berjalan menjauh saat cowok itu lepas dari Alletha. "Tungguin." Alletha ikut mempercepat langkahnya agar dapat menyamai langkah Bintang.

•••

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang