Lelaki berparas tampan itu datang menghampiri Sia dengan senyum manisnya.
"Hai" sapanya
"Oh iya hai juga kak"
"Mau kemana?"
"Biasa, cuma ke supermarket depan"
"Oh. Ini"
Ucapnya sambil memberikan sekantong kresek berwarna hitam.
"Buat kakak lo. Dia suka boci kan?"
"Salamin sekalian ya, oke? Gue duluan. Bye!"
Sia menerima sekantong kresek tersebut dengan sedikit rasa kesal.
"Kakak mulu perasaan"
~~~~~
"Nih buat Lo"
Ucap Sia sambil memberikan sekantong kresek tersebut.
"Dari siapa?"
Tanya gadis yang sedang menatap laptop didepannya. Matanya hanya tertuju ke laptop. Tak ada hasrat untuk memusatkan perhatiannya ke adiknya.
Dia, Jia.
"Bang Jihoon"
"Apaan isinya?"
"Dahlah buka aja sendiri gue sibuk."
Setelah itu Sia berjalan kesal ke arah kamarnya.
~~~~~
"Ck. Capek gue jadi adik dia. Kalo nggak jadi kurir ya jadi Mak comblang."
Tutur Sia kesal.
Sekarang dia sedang berada di kamarnya sendirian.
Ah, tapi nggak juga.
~~~~~
Uhh.. Kkamchagii
Alarm Sia berbunyi. Ia bergegas bangun dan melakukan rutinitas pagi.
Seperti mandi, merapikan tempat tidur, masak dan lain lain.
Di rumah ini ia hanya tinggal berdua dengan kakaknya, Jia.
"Sarapan dulu"
Ujar Sia kepada kakaknya yang sedang mengenakan sepatu.
"Nggak, gue udah telat. Nasi goreng gue jangan dihabisin nanti gue makan pas udah balik"
Kemudian Jia membuka pintu dan beranjak keluar pergi ke kampusnya. Padahal ini masih jam 6 pagi.
~~~~~
Pagi ini seperti pagi pada biasanya. Bisingnya kendaraan yang memenuhi jalan raya sudah ia anggap seperti makanan sehari-hari.
Memang itu kan yang biasa orang rasakan saat tinggal di wilayah yang cukup ramai penduduk?
Kini ia sedang duduk di sebuah bangku bis berwarna biru yang sedang menuju ke halte di dekat sekolahnya.
'Diem diem bae'
Tutur junkyu yang duduk di sampingnya.
"Diem. Gue lagi nggak mood bercanda"Iya, mood Sia pagi ini sudah dirusak oleh oknum dari sekolah lain yang bertanya tentang kakaknya.
Mulai dari nomor telepon, bertanya apakah kakaknya sudah punya pacar atau belum, dan lain lain.
Rasanya ia tak pernah di tanyai orang lain seperti itu.
Kalau ingin jujur apakan Sia ingin?
Tentu saja.
Di tanyai, di cari tau apa kesukannya, dikirimi pesan.
Sia ingin semua itu. Tapi ya sudahlah dia tidak terlalu cantik dan tidak pandai bergaul.
Selama hidup rasanya ia tidak terlihat oleh orang orang di sekitarnya.
Mungkin kalau ada yang mengenalnya, mereka akan berkata.
"Eh lo si adiknya Jia kan?"
"Lo saudaranya Jia kan?"
Hanya Jia, Jia, dan Jia, yang mereka tau.
'Udah kali bete nya, tuh muka makin burik di tekuk gitu'
"Ck."
Sia hanya merotasikan matanya malas.
Hai haii
Makasih yang udah mau mampir.
Jangan lupa vote dan komennya ya teman teman.
Terimakasih!

KAMU SEDANG MEMBACA
invisible | Treasure
Fanfiction"Bukan cuma lo yang nggak kelihatan, gue juga" "Tapi kalo lo nggak kelihatan mah wajar, lah gue?" start : 02/04/2021 end : 03/06/2021