Dua: Sisi Satu, Eh?

7 3 0
                                    

"Apa kabar, Tuan Terkenal?"

"Aku. Tidak. Terkenal."

Adriel membanting pintu mobil dengan agak kasar, Liana menyetir hari ini.

"Kau harus membuat akun Instagram," goda Liana.

Adriel melotot bersamaan dengan sesapannya pada kopi panas.

"Mustahil."

"Dunia akan berputar, milikmu saja lambat."

Sebelum Adriel mengoceh tentang materi astronomi, Liana menekan pedal gas mobilnya cepat.

Ada beberapa hal yang Liana ketahui setelah secara ofisial berteman dengan Adriel. Pertama, anak itu adalah kutu buku besar untuk astronomi; kedua, Adriel pandai fisika; ketiga, Adriel tidak secanggung itu-perkembangan karakter yang bagus; keempat, yang ini adalah pendapat subjektif Liana, Adriel itu imut.

Demi Tuhan, bahkan kopi yang dibelinya selalu memakai karamel. Ya, karamel.

"Liana."

"Hmm?"

"Mau tahu sesuatu?"

"Oh, tidak lagi," umpatnya.

"Apa yang akan terjadi ketika oksigen dan magnesium bertemu? Ya, mereka akan berteriak OMg!"

Kelima, Adriel adalah pembuat lelucon yang sangat buruk. Bahkan dia mengatakan lelucon itu dengan wajah datar.

"A ha ha, sangat lucu."

"Benar, 'kan?"

"Tolong jangan katakan itu pada siapa pun lagi kalau kau tak ingin kehilangan teman."

"Aku tak butuh."

"Kalau begitu turun sekarang."

Adriel mencibir.

Lagi pula Liana masih mengantarnya sampai rumah.

"Jam kelasmu besok?"

"Seperti biasa."

"Okay."

Liana melambai, tak berbalas, ia tak keberatan juga.

Setidaknya jam tidur bertambah karena Liana tak perlu menjemput Adriel esok.

Kesepakatan konyol ini dibuat karena tak ada satu pun dari mereka yang ingin kalah. Setelah Adriel memberi tumpangan, Liana akan menjemputnya paksa di hari berikutnya, lalu Adriel akan mengantar paksa Liana di hari berikutnya lagi. Seperti rantai balas budi, namun dengan kompetisi.

Liana biasanya tidak memakai mobil, tempat parkir kampus adalah sampah terbesar, selalu saja penuh. Ia harus datang lebih pagi karenanya. Belum lagi harganya yang luar biasa mahal.

Itu bukan masalah lagi sekarang, apa ruginya masuk kampus lebih awal? Toh ia masih bisa bersantai sebelum kelas.

Adriel membelikannya sarapan kadang-kadang, jadi itu dobel bonus.

-----

"Ah, pai apel, sempurna. Kau yang terbaik, Adriel."

Liana nenutup pintu mobil sembari menikmati makanan gratisnya, Adriel menatap sebentar, lalu mulai menyetir.

"Sama-sama."

"Hari ini ada klub musik?"

"Uh huh."

"Uh, begini. Aku akan pergi ke toko botani sebelum pulang. Jadi jangan jemput aku, ya!"

"Eh? Kalau kau tidak keberatan menunggu, aku bisa mengantarmu setelah klub."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Other Side Of YouWhere stories live. Discover now