Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi

1. Kapten Kelas

14.9K 1.3K 160
                                    


"Mona, Lulu, Dela, 10 menit lagi bel masuk. Jangan sampai telat masuk kelas!"

"Siap, Kapten!"

"Fajar, itu seragamnya kancing yang bener!"

"Siap, Kapten!"

"Duh, jam istirahat si Kapten masih tugas aja." Reina menggoda temannya yang sejak tadi sibuk mengamati teman-teman sekelas yang berlarian di koridor sekolah.

"Gue nggak mau aja teman-teman sekelas kita kena masalah sama guru BK. Ini, kan, udah jadi salah satu tugas gue." Chesa masih mengamati sekitar. Tumpukan kertas di tangannya saat ini juga salah satu bentuk kewajiban yang ia maksud.

"Nggak salah memang kita milih Echa jadi kapten kelas," Yessy ikut menggoda.

"Lebay kalian. Cuma ngingetin sama ngumpulin tugas anak-anak mah nggak susah."

"Kapten kita memang is the best! Tegas dan galak," kata Reina.

"Cantik juga," Yessy menambahkan.

Chesa tidak menanggapi. Ia merasa semua orang berhak menilai caranya menjalankan tugas sebagai kapten. Ia hanya berusaha menjadi yang terbaik.

Mereka bertiga berjalan menyusuri koridor menuju ruang guru. Bel istirahat yang berbunyi beberapa waktu lalu membuat koridor dipenuhi siswa yang baru keluar kelas dan hendak menuju kantin.

Chesa dan 2 temannya berupaya menerobos arus karena tujuannya berseberangan dengan lokasi kantin. Kemudian, beberapa siswa yang berlarian membuat lembar tugas di tumpukan paling atas terbang tertiup angin. Chesa panik, begitu pula yang lain. Pandangan mereka kompak mengikuti arah kertas itu terbang.

"Ya, ya, ya ...." Chesa mempercepat langkahnya demi mengejar lembar kertas itu. Hingga kemudian langkahnya terhenti begitu melihat kertas itu tergeletak di ubin koridor. Baru saja ia berlutut untuk memungut kertas itu, sebuah sepatu putih tanpa permisi berpijak di atasnya. Chesa mendongak dengan kesal. Si pemilik sepatu hanya meliriknya sekilas, kemudian berlalu seolah tidak ada yang salah dengan sikapnya.

Chesa bangkit dengan kesal. Ia berniat menyusul cowok berambut kemerahan itu untuk mengajarinya sedikit sopan santun. Namun, langkahnya terhenti karena dihalangi oleh seorang cowok bertopi hitam. Kemudian, satu orang lagi mendekatinya. Dengan headphone di telinga, dan gaya seperti sedang menikmati lagu, orang itu mengamati Chesa dari atas hingga ke bawah.

"Chesa Mirabella," sebut cowok itu sambil membaca tag nama di seragam Chesa.

Chesa spontan menutup tag nama dengan sebelah tangannya, namun tentu saja percuma. Ia mendadak lupa tujuan utamanya untuk memberikan pelajaran dasar sopan santun pada cowok yang menginjak kertas miliknya. Cowok yang dimaksud bahkan sudah menghilang di kerumunan siswa yang memenuhi koridor.

Tidak lama kemudian, kedua cowok yang menghalangi langkahnya tadi kini sudah berbalik dan berjalan menjauh darinya. Di saat itu pula Chesa merasakan tepukan pelan di bahunya. Ia menoleh dan menemukan seorang cowok bertubuh tinggi dan bermata minimalis sudah berdiri di dekatnya sambil mengulurkan kertas yang terjatuh tadi.

Cowok itu menepuk pelan bagian kertas yang kotor, kemudian mengulurkannya ke arah Chesa.

"M-makasih," ucap Chesa gugup tanpa sebab yang jelas. Terus terang ia terkejut. Tak menyangka mereka akan berinteraksi dengan cara seperti ini.

Cowok itu berlalu menyusul kepergian tiga cowok lainnya. Dan Chesa hanya bisa memandang punggung yang semakin menjauh itu dengan perasaan campur aduk.

Suara langkah kaki yang bersahut-sahutan terdengar semakin dekat. Reina dan Yessy kini sudah berada di dekat Chesa.

UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang