09. Penguntit

11 3 4
                                    

Absen dulu yok!

Mana suaranya?

Happy Reading lah

----乂❤‿❤乂---

"Jauhin sebelum terperangkap!"
_Sea Zaylee_

Sea berjalan menuju gerbang sekolah dengan memakai masker yang menutupi sebagian wajahnya. Bel pulang sekolah sudah berkumandang 15 menit yang lalu namun Sea baru bisa keluar 45 menit setelahnya karena piket kelas. Sebenarnya Sea tidak piket melainkan sekedar membantu menemani teman - teman kelasnya yang sedang piket. Sea melakukan itu hanya karena ingin menghindar dan tak ingin menampakan wajahnya pada Fajar yang notabene bertetangga dengan kelasnya.

Kejadian di ujung koridor tadi sangat mengganggu pikiran Sea hingga gadis itu hampir tidak konsen pada pelajaran yang sedang diterangkan guru saat dikelas. Untuk saat ini Sea sangat tidak ingin melihat wajah Fajar, cowok itu benar-benar menyebalkan apalagi setelah kejadian di ujung koridor tadi.

Suasana sekolah terlihat sepi. Hanya ada beberapa anak OSIS dan guru yang masih berkeliaran di sekitar sekolah. Sea memilih duduk di halte sambil menunggu angkutan umum yang lewat. Sea sedikit menyayangkan dirinya karena tak bisa pulang bersama ketiga sahabatnya. Namun tak apa, daripada Sea harus melihat wajah Fajar.

Sea mengambil benda pipih dengan logo buah apel yang digigit dari tas punggungnya. Menyalakan ponselnya dan berniat memesan grab. Dirinya lelah dan tak sanggup jika harus menunggu angkutan umum yang lewatnya 10 jam sekali di depan sekolah, apalagi menghitung ini sudah lewat dari jam pulang sekolah. Sea melirik sekelilingnya namun tidak mendapati siapapun selain siswa yang sedang berpacaran tak jauh dari halte tempatnya berada.

Sea memutar bola matanya malas lalu bangun dari duduk seraya memperhatikan jalan didepannya. Sea tiba-tiba mundur bersamaan dengan datangnya motor ninja hitam dengan campuran warna kuning pada  body samping motornya.

"Mau pulang?" tanya pengendara motor yang mengenakan seragam yang sama dengan Sea seraya membuka kaca helm fullfacenya.

Sea mengangguk menatap Zidan dengan ekspresi datar dibalik maskernya.

"Bareng gue aja gimana?" tawar Zidan mulai mengambil helm yang di kaitkannya di jok motor lalu menyodorkannya pada Sea.

"Nggak usah," balas Sea lalu menjauh dan kembali duduk di halte.

Zidan turun dari motornya. Tanpa melepas helm fullfacenya, ia berjalan menghampiri Sea. "Lo mau nunggu sampe sore di sini?" tanyanya.

Sea mengalihkan pandangannya dari layar ponsel lalu menatap Zidan dengan sebelah alis yang dinaikkan. Cowok seperti Zidan kenapa peduli dengannya? Kenapa Zidan tidak mengantar pacar-pacarnya pulang dan malah menawarinya?

"Lo mesen grab? Percuma! Nggak bakal datang," kata Zidan yang langsung melempar helm yang dipegangnya pada Sea membuat sang empu terlonjak kaget.

"Naik! Lo mau lumutan sampe subuh di sini?" tanya Zidan yang kini sudah terduduk manis diatas motornya."Kita satu kelompok. Sekalian beli buku referensi buat laporan." Tambah Zidan.

Sea menghela napas. Ingin menolak namun ia juga tak siap jika harus menunggu ojol yang tak pasti kedatangannya. Sea kemudian melangkahkan kaki mendekati Zidan, dengan tatapan tajamnya Sea membuka maskernya lalu memakai helm yang dilemparkan Zidan tadi.

"Naiknya cowok, bukan cewek!" Peringat Zidan.

"Iya!" desis Sea lalu naik ke atas motor dengan bertumpu pada pundak Zidan.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Mar 07, 2021 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Are You Crazy? Antara Fajar dan Sea [HIATUS]Kde žijí příběhy. Začni objevovat