Bus berhenti tepat didepan gerbang sekolah. Jaemin dan Mark turun dari bus, lalu setelah itu mereka berpisah menuju kelasnya masing-masing.


Jaemin berjalan di koridor sekolah. Ia sangat rindu sekolah ini sudah satu minggu lebih ia tidak menginjakkan kaki di sekolah ini. Ia senang akhirnya bisa kembali menginjakkan kaki disini.

Namun ada yang membuat Jaemin menjadi terasa aneh. Tatapan-tatapan orang itu, seluruh siswa yang berpapasan dengannya menatapnya tak suka, bahkan tak jarang pula yang berbisik-bisik. Sebenarnya bukan hanya orang yang berpapasan dengannya saja, bahkan orang yang berada di dalam kelas pun ikut keluar. Entah apa yang aneh.

Hingga sampai akhirnya ia hendak menaiki tangga. Empat orang mencegatnya dari arah depan, lalu menatapnya penuh selidik.

"Jadi ini orangnya" Ucap salah satunya.

Jaemin menyeringit bingung ia tak mengenal dengan orang-orang yang mencegatnya saat ini. Ia juga bingung apa maksud orang itu mencegatnya.

"Heh lo, mending lo keluar aja deh dari sekolah ini, sekolah ini gak nerima pembunuh kayak lo"

Deg

Jaemin benar-benar terkejut hatinya bagaikan dihantam ribuan batu.

"Lo itu pembunuh gak pantes sekolah disini. Yang ada nama sekolah kita jadi tercoreng gara-gara lo"

"Gue gak nyangka kalo pembunuh kayak dia itu adik dari Lee Taeyong siswa teladan di sekolah ini"

Kini Jaemin semakin terkejut dan cemas. Mereka semua tau kalau dia adik dari Taeyong. Jaemin khawatir bagaimana keadaan Taeyong. Ia pasti sangat malu karena semua orang kini sudah mengetahui kalau ia adalah adiknya.

"Pergi lo dari sini. Sekolah ini gak menampung pembunuh kayak Lo"

Jaemin hanya diam ia tidak mengira kenapa berita ini bisa diketahui orang-orang itu. Atau jangan-jangan maksud dari tatapan di sepanjang koridor tadi adalah hal yang sama.

Jaemin diam dia tidak tahu siapa yang sudah menyebarkan berita ini.

"Woy bangsat jangan diem aja lo, pergi dari sini!" Usir salah satu orang yang sudah merasa kesal.

Dan saat itu juga orang itu mendorong tubuh Jaemin hingga terjatuh.

Lalu keempat pria itu tertawa, namun tawanya seketika berhenti ketika seseorang berdiri di sebelah Jaemin.

Jaemin menengok ke orang yang berdiri disampingnya. Betapa terkejutnya ia saat tau siapa orang yang berdiri di sampingnya itu.

Kang Minhee

"Woy lo kalo mau berantem satu lawan satu dong, jangan beraninya keroyokan" Ujar Minhee sembari membantu Jaemin berdiri.

"Siapa lo? Beraninya ikut campur urusan orang"

Saat orang itu hendak meninju Jaemin. Tapi ia terlebih dahulu ditinju oleh Minhee.

"Woy bangat gue gak ada urusan sama lo, urusan gue cuma sama pembunuh ini" Ujarnya sembari menyeka darah disudut bibirnya.

"Berhenti panggil dia pembunuh bangsat" Balas Minhee lalu meninju wajah pria itu untuk kedua kalinya.

"Sialan" Umpatnya lalu pergi diikuti ketiga temannya.

"Lo gak papa?" Tanya Minhee pada Jaemin.

Jaemin hanya mengangguk lalu menatap orang di depannya itu.

"Ngapa ngeliatin gue kayak gitu, ganteng ya"

"Kau juga membenciku?" Tanya Jaemin, ia tidak menanggapi candaan dari Minhee.

NA DAY'S | Na Jaemin [END]Where stories live. Discover now