Manusia itu nggak ada yg sempurna. Apalagi sekelas Nisnus yang masih remaja labil tapi udah dibercandain sama semesta.
Sajennya banyakin biar cepet ketemu yuk!
- Penyesalan pasti datang di akhir, makanya selagi ada hargai dan sayangi orang terdekatmu - Ibu Rina Rahmawati
HAPPY READING✨
💅 Selasa, 21 Maret 2020
Tepat hari ini semua kelas XII melakukan ujian praktek. Apalagi ada pengurangan mapel, jadi hanya di adakan selama tiga hari. Semua guru sepakat jika mapel peminatan tidak di ujikan tahun ini.
"Oh iya kalau lo baca sholawat nabi tubuh lo kepanasan nggak ya Dhik."
Dhika berkacak pinggang, menatap sengit Al yang tengah memilih kartunya diikuti dengan kedua temannya.
"Ris kalo lo ngintip gw sumpahin mata lo bengkak kayak pantat Doraemon nih!"
"Anjay su'udzon mulu lo Dhik!"
Dhika berdecak pelan lalu mencondongkan tubuhnya mengambil kaca spion yang terselip di pojokan.
"Ckck otak perampok ya gini."
Tersangka utama hanya meringis pelan lalu menunjukkan gerakan Peace ke arah Dhika.
"Bodoamat Ris. Lanjut main aja keburu Pak Ali dateng."
Anak XII IPA 5 memang antik, beda dari yang lain. Jurusan IPA biasanya terkenal dengan anak ambis, jenius, kalem, dan lain-lain. Semua kategori itu seperti tidak ada gunanya bagi mereka.
Seperti sekarang, menjelang Ujian Praktek mereka masih ketawa-ketiwi dan asik dengan pekerjaan masing-masing.
Sedangkan di kantin kini tampak tidak begitu ramai karena sudah masuk jam pelajaran, kecuali kelas XII yang dibebaskan untuk mempersiapkan UPRAK nanti.
"Cill simak yang bener dong, masa sambil makan Aci!"
"Sini gua simak Zyv."
Zyva menggeleng pelan. "Muka lo pucet gitu Nis, mending tidur aja deh."
Nisnus memutar bola mata malas, dia tidak suka dianggap lemah. Apalagi dipandang sebelah mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMTA [COMPLETED✓]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] REVISI SETELAH TAMAT Berawal dari bimbel, benih cinta itu datang. Cinta memang tidak memandang status maupun kasta. Rasa tercipta karena sering menghabiskan waktu bersama. "Al gua suka sama lo," "Sorry, gw nggak bisa."...