BAB 20. RAHASIA YANG TERKUAK

12 2 0
                                    

Di ruang tamu, terlihat bahwa Pak Abdul, Aulia, dan Bu Mia datang bersamaan sambil duduk di kursi tamu. Angga dan Ardi pun duduk di depan mereka diikuti oleh Bu Mia yang berjalan dari belakang.

"Angga, Ardi, bapak ingin membicarakan sesuatu," sahut Pak Abdul dengan muka yang datar.

Kedua lelaki itu tidak mengerti apa yang dimaksud dengan guru tersebut. Bu Mia yang sejak tadi berdiri akhirnya duduk di samping anaknya tersebut.

"Kalian tau siapa sosok penghuni toilet di sekolah itu?" Pak Abdul kemudian bertanya.

Angga terlihat tidak mengerti dengan perkataan Pak Abdul. Demikian pula Ardi yang masih bersedih setelah kakaknya berpulang. Akhirnya, Pak Abdul menjelaskan secara detail mengenai sosok tersebut. Ia berkata bahwa Sosok tersebut bernama Tania, anak dari Bu Meizra yang sebelumnya ingin membalas dendam terhadap masa lalu. Hantu itu pun ingin membalaskan dendam terhadap Angga dan juga Ardi entah mengapa.

"Balas dendam terhadap kami?" Angga seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Apa salah kita berdua, Pak?" Ardi ikut bertanya.

Pak Abdul menghela napas, ia akhirnya menyangkutkan mereka terhadap narkoba.

"Saya tidak tau apa sebabnya. Tapi, ini ada sangkut-pautnya dengan narkoba."

Kedua lelaki itu terkejut, mereka memang pencandu narkoba. Tapi apakah itu yang membuat arwah Tania ingin membalas dendam?

Suasana tampak begitu tegang. Bu Mia yang sebenarnya tahu bahwa anaknya pencandu narkoba kemudian angkat bicara.

"Pak, saya akan memberitahukan rahasia ini. Anak saya dan temannya memang pencandu narkoba," tegas Bu Mia.

Semua orang tampak terkejut. Memang, tidak ada yang mengetahui hal tersebut terkecuali Aulia yang sebelumnya dipaksa oleh mereka.

"Jadi kalian memang pencandu narkoba?" Pak Abdul menegaskan kembali.

Angga pun mengangguk, sedangkan Ardi hanya diam. Mereka kemudian memohon minta maaf terhadap kesalahan yang diperbuat. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Arwah Tania mungkin akan membalas dendam terhadap mereka entah mengapa.

"Kalian harus diselamatkan. Hantu penghuni toilet itu menjadi berbahaya buat kalian." Pak Abdul berdiri, diikuti oleh Bu Meizra beserta Aulia.

Pak Abdul kemudian mengajak mereka ke masjid untuk melindungi diri. Akhirnya, semua orang mengikuti perkataan guru tersebut. Tiba-tiba ....

Prang!

Sebuah pot yang berada di depan jendela terjatuh dengan sendirinya. Seluruh isi rumah menjadi terkejut. Pak Abdul kemudian berdiri dan diikuti oleh yang lain.

"Ada apa itu?"

Tak lama kemudian, muncul sebuah bayangan perempuan Di tembok. Perlahan, bayangan tersebut berjalan ke kiri dengan sangat pelan. Semuanya menyaksikan semua itu dengan rasa was-was dan takut.

Bayangan perempuan berambut panjang itu berjalan melewati jendela, lemari, dan sampailah menuju cermin. Sontak, wujud dari perempuan itu terlihat ketika bayangan telah tiba dari cermin. Alhasil, wujud perempuan itu terlihat menyeramkan.

"Astagfirullah!" Pak Abdul terbelalak melihat hantu tersebut.

Perempuan itu menampakkan wajahnya yang sebagian tertutupi oleh rambut. Kukunya begitu hitam dan panjang. Lama-kelamaan, hantu yang berada dalam cermin tersebut berjalan seolah-olah akan keluar dari cermin itu.

"Ayo kita lari!" Pak Abdul langsung memimpin dari depan dan segera cepat menuju pintu.

Semua orang yang berada di sana tampak menuruti perkataan Pak Abdul. Tiba-tiba saja, rumah bergetar seperti gempa. Barang-barang seperti foto yang terpajang di dinding menjadi berjatuhan dan pecah.

Brak!

Dengan cepat, pintu depan tertutup dengan sendirinya. Membuat Pak Abdul beserta semua orang tidak bisa lari ke luar rumah.

Hantu yang berada dalam cermin tersebut keluar perlahan. Dimulai dari satu tangan, kemudian tangan yang lain dan kepalanya ikut keluar. Hingga lama-kelamaan, tubuh dari hantu tersebut menjadi jelas keluar dari cermin tersebut.

"Huaa!"

Hantu tersebut menyeringai tajam. Giginya yang panjang membuat semua orang menjadi ngeri.

"Kalian gak akan bisa keluar dari sini!" Suara serak dari hantu tersebut menambah aura seramnya.

"Hihihi!"

Angin berembus dengan kencang. Lampu pun menjadi berkedip-kedip. Arwah Tania yang tertawa kemudian mematahkan kaki dan kepalanya sendiri. Lalu berjalan merangkak menuju arah mereka.

"Kita pergi dari sini!" Pak Abdul menyuruh Bu Mia, Aulia, beserta yang lain untuk berlari.

Lantas, semua orang yang berada di dalam rumah itu berlari tak tentu arah. Pak Abdul selaku orang yang paling alim perlahan mengambil tasbih yang berada di sakunya. Lalu, berdoa secepatnya.

"Hah! Jangan lakukan itu!" Arwah Tania tiba-tiba saja meloncat dan menabrak tubuh Pak Abdul sehingga terjatuh. Lalu, merebut tasbih dan mematahkannya.

"Om!" Aulia yang melihat omnya diserang, lantas berlari menuju hantu tersebut.

Akan tetapi, arwah Tania yang menyadari bahwa Aulia mendekatinya kemudian menjulurkan tangan sehingga Aulia terempas jauh ke dalam sebuah kamar.

Brak!

Aulia menabrak lemari pakaian yang berada di dalamnya. Ia merasakan rasa sakit yang amat terasa. Ia berusaha bangkit, tetapi nahas. Pintu kamar tiba-tiba tertutup dengan sendirinya.

"Tolong!" Gadis itu mencoba membuka pintu tersebut.

Pak Abdul dengan cepat bangkit setelah perhatian arwah Tania teralihkan oleh Aulia. Dia kemudian berdiri dan mendorong hantu tersebut dengan kekuatan basmallah.

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Aaa!"

Arwah Tania terempas jauh, lalu menghilang seketika seperti angin yang berlalu. Lantas, rumah yang tadinya bergetar akhirnya berhenti. Angin kencang sudah menjadi normal kembali.

"Aulia!"

Pak Abdul dengan cepat menolong Aulia yang masih terjebak di dalam kamar. Begitu juga dengan Bu Mia, ia ikut membantu pria paruh baya itu untuk membuka pintu kamar.

"Aulia!"

Berkali-kali Pak Abdul mendobrak pintu tersebut, terapi tidak berhasil. Angga berusaha membantu Pak Abdul membuka pintu tersebut. Namun, hasilnya sama saja.

"Aaa!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Aulia di dalam. Pak Abdul segera menyelamatkan keponakannya itu. Ia tahu bahwa gadis berambut panjang itu sedang berada dalam bahaya.

"Aulia, ada apa di dalam?"

Sementara di dalam, Aulia sedang terperangkap di dalam lemari yang terkunci. Ia berusaha membuka lemari tersebut, tetapi hasilnya sia-sia. Lantas, perempuan berkulit putih tersebut menjadi teriak karena suasana dalam lemari yang begitu gelap.

"Huaa!"

Tiba-tiba saja terdengar suara serak dari dalam lemari. Aulia berhenti berteriak, tetapi ia mencari asal sumber suara itu.

"Kyaa!"

Sebuah kepala perempuan dengan darah di wajah telah mengejutkan hati gadis itu. Aulia berteriak sekeras-kerasnya dan mencoba membuka kembali pintu lemari. Akan tetapi, kepala dari hantu tersebut langsung mengeluarkan belatung yang menjijikan di setiap bintik wajahnya.

"Aaaa!"

MYTH 2: HAUNTED TOILET (SUDAH TERBIT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang