Bab 2: Gadis Aneh Dalam Bioskop

37 4 7
                                    

Gue pulang ke rumah. Nanti malam baru balik ke sana.

Sent.

Rey menyimpan kembali ponselnya dalam saku celana tepat saat barisan di depannya bergerak maju. Ia baru saja selesai mengirimkan pesan singkat kepada Samuel, memberitahu bahwa ia tidak akan langsung kembali ke Cafe.

Hari ini, Rey baru saja selesai pertemuan dengan seorang klien di kawasan Ahmad Yani yang menghasilkan sebuah kontrak, di mana kliennya sepakat memakai jasa Rey untuk menata desain interior. Tadinya, lelaki itu bermaksud langsung kembali ke Cafe atau pulang ke rumah untuk istirahat, tapi ketika melewati Royal Plaza, mendadak ia ingin mampir. Bukan untuk belanja melainkan menonton bioskop. Di parkiran ia sempat menjelajah mencari jadwal film yang tayang di mall ini, kebetulan ada satu film yang memang ingin ia tonton.

Rey ingin menghibur diri sejenak sebelum ia mengerjakan proyek yang tentu akan menyita seluruh perhatian sehingga ia tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri. Sebelum saat itu datang, ia akan memanfaatkan waktu luangnya dengan bijak.

Antrian di depannya yang tadi sempat bergerak kini kembali terdiam. Rey melongok ke arah barisan depan, sepasang muda-mudi tengah berdebat tentang film yang akan ditonton. Ia hanya bisa menggelengkan kepala, kenapa sih mereka nggak memilih film dari rumah sehingga ketika sudah sampai depan konter langsung bisa memilih nomor tempat duduk. Bukannya malah berdebat dan menghambat orang lain.

Pandangan Rey menjelajah ke sekeliling, ini bukan akhir pekan, tapi suasana cukup ramai dengan pengunjung. Antrian loket yang tadi saat ia datang hanya sebaris, kini menjadi dua baris.

"Permisi!" seseorang menepuk pundaknya tepat ketika barisan depan kembali bergerak.

Rey menoleh, seorang perempuan mengenakan terusan tanpa lengan selutut berwarna salem dengan motif bunga mawar berdiri tepat di belakangnya. "Ya?" tanya Rey. ia menatap lekat wajah perempuan itu memastikan apakah ia mengenalnya.

Rey tertegun. Gadis itu memiliki sepasang mata indah. Bulat dan jernih dengan alis mata lentik yang bergerak-gerak mengikuti gerakan mata. "Ya. Ada yang bisa dibantu?" ulang Rey sekali lagi.

"Ehm...saya mau minta tolong untuk belikan tiket I'M With You, satu," ujar gadis itu dengan hati-hati.

"Hah?" Rey mengernyit tak mengerti.

"Tolong ya! ini darurat. Aku harus segera ke kamar mandi." Gadis itu menyelipkan selembar uang kertas berwarna biru dalam jemari Rey. Lalu, pergi begitu saja dengan terburu-buru. Tanpa, melihat ekspresi Rey yang tengah kebingungan.

Barisan di depannya sudah berlalu, sekarang tiba giliran Rey maju ke depan konter disambut seorang lelaki muda yang tersenyum ramah sambil menyatukan kedua tangannya ke depan sebagai sambutan. "Selamat siang, mau nonton film apa?"

Rey menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal di depan. Ini kali pertama ia menghadapi situasi yang tidak terduga. Rey dilema, haruskah Ia melupakan pesanan perempuan tadi dan hanya membeli tiketnya atau ia membeli satu tiket untuk dan satu tiket lain untuk perempuan tadi. Argh, kenapa sulit sekali.

Lelaki penjaga tiket menatap dengan senyuman menunggu Rey mengambil keputusan. Rey menghela napas panjang sebelum akhirnya mengambil keputusan, "Tiket I'M With You, 2. Duduknya di barisan ini." tangannya menunjukkan deretan barisan tengah agak ke bawah.

"Silakan tiketnya, selamat menonton."

*****

Milana menarik napas lega begitu membuka pintu kamar mandi. Akhirnya penderitaan karena menahan buang air kecil berakhir juga. Ia berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan. Milana memutar keran dan membasuh kedua tangannya di bawah air mengalir. Sembari menggosok jarinya, Ia menatap ke cermin dan bisa melihat pantulan wajahnya. Menyedihkan. Sepasang matanya yang biasanya bersinar kini meredup. Milana kelihatan seperti bunga yang setengah layu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MilanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang