"Kau tahu Killua? Mau seperti apapun, seorang adik pasti akan bersedih jika kakaknya tidak peduli padanya"
Killua mengacak rambutnya frustasi, kalimat [Name] kemarin masih terngiang di kepalanya.
[Name] tidak salah, ucapan gadis itu benar bahkan sangat benar dan kebenaran yang tak bisa Killua elak itu membuat Killua kesal.
Ucapan [Name] membuat kepala Killua mendatangkan kenangan masa lalu yang tidak mengenakkan, Killua sendiri sudah tidak ingin mengingatnya lagi.
Killua berniat melempar bukunya untuk meredakan emosinya namun suara ponselnya yang berdering mengintrupsi niatannya, Killua menghela nafas berat seraya meraih ponselnya dan mengangkat panggilan tanpa melihat nama si pemanggil.
"Killuaaaa!"
"OI! JANGAN BERTERIAK DI PANGGILAN!"
"Ahahaha maaf maaf, habisnya aku sangat bersemangat sekali hari ini!"
"Hah? Ada apa kau ini tiba-tiba—"
"Ada arena tembak-menembak baru di dekat kampus! Kau tidak ingin mencoba?"
"Kirimkan lokasinya, aku kesana sekarang"
"Ok!"
Klik
Killua menyambar jaket abu-abunya, sepertinya melampiaskan rasa kesalnya lewat ajakan Gon tidak buruk.
✨🤍✨
"Kau terlihat terburu-buru [Name]? Ada apa?"Tanya Kurapika heran, gadis itu hanya nyengir sembari mamasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Aku baru ingat aku harus segera pulang untuk merawat Kalluto"
"Kalluto?"
[Name] mengangguk.
"Itu anak bungsu keluarga Zoldyck"
Kurapika dan Melody pun mengangguk paham.
"Maaf padahal baru saja kita ada waktu bertiga tapi aku malah merusak suasana"Sesall [Name] tidak enak hati mengingat hari ini seharusnya mereka berbincang santai di kedai manisan setelah sekian lama tapi sayangnya [Name] melupakan jika dia harus menemui Alluka serta Kalluto.
