Tomorrow is a new day, that's why
*
Taehyung melangkah malas untuk mengantri mandi hari ini. Ia dibangunkan oleh cahaya matahari yang berusaha masuk dari sela-sela dinding kamar atau yang tepatnya disebut sebagai rumahnya itu.
Tidak ada jendela di tempat ia tinggal. Tau akan hari telah berganti waktu hanya dari cahaya matahari yang kalau sinarnya masuk ke sela-sela rumahnya berarti hari sudah pagi atau sedang siang. Tetapi hidup Taehyung tidak se sulit itu, kok. Ia punya satu jam dinding yang terletak di sebelah kasurnya. Tidak bisa dipajang karena takutnya dinding triplek itu akan roboh.
"Taehyung? Tidak menyangka aku akan melihatmu hari ini." Sapa salah satu penghuni kamar yang sejujurnya Taehyung lupa namanya.
Taehyung tersenyum tipis, "ya begitulah. Siapa giliran selanjutnya?" Ia bertanya pada pemuda yang sedang melipat celana dalam bekasnya agar rapi ketika dimasukkan ke dalam ember pakaian kotor yang ia bawa itu.
Lelaki itu menoleh untuk melihat siapa yang berada di depan pintu kamar mandi.
"Oh itu si Deokyum. Kau sepertinya kenal." Katanya.
"Aku duluan ya, Taehyung?" Ia menepuk pundak Taehyung yang tidak tertutup oleh sehelai kain pun.
Taehyung mengangguk, "semoga harimu bahagia." Katanya sopan lalu mengambil barisan di belakang dua orang setelah yang namanya Deokyum itu.
Sesekali Taehyung menggerak-gerakkan kakinya karena terasa kebas berdiri terlalu lama. Badannya juga mulai muncul bentol-bentol karena digigit oleh nyamuk.
Ah, aku akan terlambat.
Maka Taehyung keluar dari antreannya dan langsung berlari menuju kamarnya. Mengambil pakaian yang telah disiapkannya sedari malam tadi. Tak lupa parfume yang dikirimkan Jimin melalui kurir tadi malam juga ia masukkan ke dalam tas cokelat besarnya.
Taehyung lari menuju swalayan yang letakknya tidak jauh dari kediamannya. Ia masuk mengenakan kaos hitam bekas tidurnya tadi malam dan celana selutut bewarna cokelat tua.
"Bolehkah aku meminjam ponselmu? Aku ingin menghubungi Jimin." Katanya kepada sang penjaga kasir yang sudah lama dikenalnya itu.
Sang penjaga kasir tadi yang kebetulan pula tidak ada pembeli yang harus dilayaninya, langsung menyerahkan ponselnya dan Taehyung tidak berlama-lama untuk mengetikkan nomor Jimin yang ia sudah hapal betul.
"Jim, aku belum mandi karena tadi banyak sekali yang mau ke kamar mandi. Tolong jemput aku untuk menumpang mandi di tempatmu."
"Baiklah walaupun kau menganggu pagiku, tetapi tidak masalah. Aku akan ke sana sekarang." Jawab Jimin dengan suara khas baru bangun tidur itu.
Taehyung mematikan sambungannya lalu menyerahkan kembali ponsel tersebut.
"Terima kasih."
"Mengapa kau sangat terburu-buru?"
Ternyata dari tadi penjaga kasir yang bernama Hoseok itu memperhatikan gerak gerik Taehyung. Bahkan ia tidak biasa melihat Taehyung berlari menuju ke arah swalayan tersebut karena biasanya anak itu selalu berjalan dengan santai seperti tidak ada beban.
Taehyung yang tadinya melihat ke arah luar jendela langsung menoleh, "aku akan melamar pekerjaan dan sedang menunggu Jimin." Katanya sambil melirik ke arah jam dinding yang berada di atas pintu swalayan.
YOU ARE READING
Two Souls Met In Seoul
FanfictionKim Taehyung membutuhkan uang agar bisa bertahan hidup di kota yang mahal ini. Maka Park Jimin, sahabat satu-satunya itu, datang kepadanya untuk memberikan pekerjaan. "Kau tidak akan ku sebut sebagai sahabat tanpa alasan, Taehyung." "Maka aku akan b...
