04.30

1.1M 115K 23.2K
                                    

3 part dalam satu hari nih, jangan lupa vote dan komennya ya vren🥺❤

Suasana kelas berangsur sepi karena bel istirahat sudah berbunyi beberapa saat yang lalu, hanya terlihat beberapa siswa yang masih berada di dalam kelas, entah itu untuk ngerumpi atau hanya sekedar main ponsel seperti yang Kara lakukan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kelas berangsur sepi karena bel istirahat sudah berbunyi beberapa saat yang lalu, hanya terlihat beberapa siswa yang masih berada di dalam kelas, entah itu untuk ngerumpi atau hanya sekedar main ponsel seperti yang Kara lakukan sekarang.

Prima yang tadi pergi mengajak Geo ke kantin karena takut cowok itu depresot berkepanjangan tiba-tiba datang dan langsung menarik Kara untuk ikut dengannya keluar kelas.

"Eh lo mau bawa gue kemana?" tanya Kara yang sudah ditarik keluar kelas.

"Lo nggak liat pengumuman di grup?" tanya balik Prima.

"Hah? Pengumuman?"

"Ikut gue aja dulu, kita udah terlambat." Mau tak mau Kara mengikuti arah tarikan Prima, gadis itu membawanya ke lab biologi yang berada di lantai 3 sekolah.

"Peserta seleksi Olimpiade biologi disuruh berkumpul," jelas Prima saat dirinya dan Kara sudah berada di dalam lab, terlihat beberapa peserta seleksi dari kelas lain yang juga ada di sana.

Kara dan Prima aktif dalam organisasi KIR sehingga dari beberapa minggu yang lalu mereka sudah dikonfirmasi untuk bersiap-siap dalam pelaksanaan seleksi peserta olimpiade.

Kedua orang itu segera duduk di kursi yang telah disediakan ketika guru pembimbing masuk ke dalam ruangan.

"Siang, Anak-anak!" sapa Dinda, guru pembimbing untuk olimpiade Biologi.

"Siang, Bu!" sahut semua siswa di dalam ruangan itu.

Tok tok tok.

Suara ketukan di pintu membuat semua orang yang berada di dalam ruangan menoleh ke arah sana.

Naka dan Nilam muncul berdua dari balik pintu. Prima yang melihat itu segera menoleh ke arah Kara yang duduk di sampingnya.

Gadis itu menghela napas, terlihat Kara yang sudah memasang ekspresi dongkolnya.

"Tuh anak kenapa kumat mulut sih begonya?" tanya Prima setengah berbisik ke Kara.

Kara masih fokus melihat Naka dan Nilam yang berdiri di depan Dinda memberi tahu alasan keduanya terlambat.

Kara menghela napas pelan sebelum akhirnya menoleh ke Prima yang masih menunggu jawabannya.

"Abis kali obat gilanya," ucapnya dan langsung memainkan ponsel, menghiraukan Naka yang datang duduk di sebelahnya, begitu juga Nilam yang mengekori cowok itu.

"Udah lama kalian di sini?" tanya Naka begitu mendaratkan bokongnya di kursi, namun ia sama sekali tak mendapat tanggapan dari Kara maupun Prima.

Kedua sahabat itu menyibukkan diri dengan ponsel di hadapan masing-masing.

"Kara," panggil Naka, ia menghadapkan tubuhnya ke gadis itu, membelakangi Nilam.

"Kar."

"Apaan?" balas gadis itu datar dan singkat.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang