Part 9 [REVISI]

294K 27.3K 2.2K
                                    

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Kayla menyentuh perutnya yang rata sambil menatap langit malam yang gelap tanpa ada satupun bintang.

"Aku tidak mau membuatmu menderita. Dan aku tidak tau apa aku akan menjadi ibu yang baik atau tidak. Kau pasti berpikir lebih baik kau tidak lahir di dunia kan?"

Kyla terdiam lalu menyeka satu air matanya yang jatuh. "Tapi aku tidak mau membunuhmu."

Ingatannya kembali pada kejadian dimana ia bertemu dengan Francie.

"Sebenarnya aku kecewa dan marah, tapi aku tidak mau melampiaskannya dengan mengaborsi kandunganku. Toh, ini semua salahku bukan bayiku."

Kayla tau ini semua salahnya. Bayinya tidak bersalah. Seharusnya Kayla bisa bertanggung jawab atas semua tindakannya. Tapi Kayla takut. Ia tidak tau apa ia sanggup membiayai kebutuhan hidup dirinya dan bayi ini hingga dewasa.

Saat ini Kayla hanyalah gadis SMA biasa. Tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk membiayai kehidupannya sendiri. Sekarang malah ada orang baru yang harus ia nafkahi.

Namun meski banyak alasan untuk tidak menyukai janin itu, tak dapat dipungkiri Kayla telah mencintainya bahkan sebelum melihat wajah bayi itu.

Antara benci dan cinta, Kayla tidak tau bagaimana cara mendeskripsikan perasaan dengan benar.

Lama berdiam diri dengan pikirannya Kayla teringat satu nama.

Selena ... Ia harus bertemu gadis itu dan menceritakan segalanya. Termasuk tentang kepergian ibunya. Ia bingung dan kehilangan arah. Bahkan saat ini Kayla tidak tahu harus melakukan apa untuk pemakaman Jean. Ia benar-benar buta petunjuk.

Dan mungkin Selena akan kecewa dan menangis setelah mengetahui apa yang selama ini telah Kayla lakukan di belakangnya. Dan Kayla tidak akan marah atau membela diri. Ia pasti akan menerima semua luapan marah dan hinaan Selena.

Dengan cepat Kayla menyelempang tasnya lalu berjalan cepat keluar rumah sakit. Untung dokter kandungan itu memberinya obat pereda rasa sakit, kini Kayla bisa berjalan cepat seperti biasa.

Di tengah perjalanan, Kayla menekan nomor Selena lalu menaruh ponselnya ke telinga.

"Halo?" Selena menjawab.

Mendengar suara itu membuat Kayla merasa lega.

Satu hal yang ia sadari. Ia tidak sendiri di dunia ini. Ia masih punya Selena.

"Sel, aku boleh ketemu kamu sekarang?"

Selena yang menyadari nada bicara Kayla yang terdengar serak dan parau sontak menjawab, "Boleh, Kay. Gue tunggu lo di rumah sekarang. Gue juga bakal siapin snack kesukaan lo." ujar Selena membuat mata Kayla kembali berkaca-kaca.

Melegakan mengetahui masih ada orang yang peduli padanya. Kayla bersyukur karena Selena selalu ada untuknya.

"Makasih, Sel."

Selena adalah anak yang sangat baik dan peka. Gadis itu sahabat sejatinya. Setidaknya untuk dua tahun terakhir ini dia adalah sahabatnya. Dan Kayla sungguh berharap esok hari dan seterusnya Selena masih mau menjadi sahabatnya. Bahkan setelah mengetahui apa yang telah ia lakukan dibelakang dirinya.

Sesampainya di luar rumah sakit, Kayla berhenti di samping jalan yang selalu dilalui mobil yang melaju sangat cepat.

Ia menunggu taxi namun tidak ada satupun yang lewat.

Dua puluh menit menunggu, kini Kayla mulai jengkel. Tapi untung saja sebuah taxi berjalan lambat lalu berhenti di sebrang jalan.

"Taxi!" Kayla melambaikan tangan sembari berteriak kencang namun tampaknya sang sopir tidak mendengarnya.

Ayah Untuk Nolan ✅ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang