I'm yours

8 10 0
                                    

Michel terbangun dari tidurnya, ia memegang kepalanya, ia merasa sedikit pusing karena terbangun secara tiba-tiba. Ia mengambil handphonenya, tertera pukul 04:30 di screen lock, sudah subuh, Michel membatin. Ia mengingat-ingat, sudah subuh, sebaiknya ia tak tertidur lagi. Tanganmu tergerak untuk membuka aplikasi whatsapp melihat chat-chat yang bersarang di sana, tanpa berniat membaca satu per satu. Sejak ia pergi dengan Raka, ia tak membuka handphonenya. Lagi pula papanya sudah mengenal dan memercayai Raka, sebelum Michel mengenalnya, Raka juga bukan seorang badboy yang akan mengantar pulang Michel lewat pukul dua belas malam. Berpuluhan chat dari Raka sudah menumpuk, semalam ia tertidur ketika sedang  chat dengan Raka, sepertinya Raka merasa bosan semalam. Michel teringat kembali saat Raka menyatakan perasaanmu, terlihat jelas raut kecewa di wajah Raka.

                                                                    Michel
                        Kak, besok siang bisa ketemu?

Usai mengirim pesan, Michel melaksanakan sholat subuh, mandi, dan bersiap untuk joging. Michel memakai celana celana hitam, sneakers biru, dan kaos lengan pendek berwarna putih. Ia akan joging ke secret place Raka, Michel tak tau pasti, apakah tempat itu milik Raka seutuhnya atau milik negara. Karena tempat itu sangat indah, Michel memasang earphone ke dalam telinganya, menghilangkan stopwacth di handphonenya, dan memulai aktivitas jogingnya. Michel baru tau secret place Raka tak jauh dari rumahnya, Michel melihat stopwatch di handphonenya, ia menghabiskan waktu 15 menit untuk sampai di tempat itu, Michel  mengatur nafasnya, ia duduk dengan posisi kaki diluruskan mengarah ke bibir pantai, sejenis menikmati matahari terbit sebelum mencapai puncak dan terik. Setelah merasa tenang, Michel membuka sepatu dan kaus kakinya, lalu  berjalan menuju ke  pinggir pantai, bermain air, dengan sebuah lengkungan sabit terbentuk di wajahnya.

"Hai princess!" Michel menoleh ke kanan dan kirinya, tak ada siapa pun di sana selain dirinya, Michel bergidik ngeri, mungkin ia hanya berhalusinasi karena merasa bersalah pada Raka. Ini juga alasan papa tak memberi izin Michel untuk pergi sendirian.

"Hai calpar!" sekali lagi suara Raka terdengar, Michel kembali menoleh ke kanan dan kirinya, dan kali ini ia membalikkan badannya, nihil, tak ada siapa pun.

"Ampun, Ya Allah. Michel mau minta maaf kok. Michel ngaku Michel salah." jerit Michel histeris saat sebuah tangan mendarat di bahunya. Suara tawa terdengar menggelegar, Michel mengedipkan matanya, ia membalikkan badannya ke posisi awal, mendapati Raka yang tertawa dengan memegang perutnya. Michel menonjok bahu kanan Raka menggunakan jurus taekwondonya, hingga tubuh Raka terjatuh ke pasir dan meringis kesakitan. Raka mengusap-usap bahu kanannya yang ditonjok Michel, ternyata gadis ini mempunyai keahlian dalam ilmu bela diri. Raka menjulurkan kedua tanganmu pada Michel , Michel tak merespon, justru tatapan elang yang diberikannya pada Michel. Raka menghela nafas berat, ia bangkit dengan tangan kirinya, Raka dan Michel perlu menambah baterai kesabaran jika sudah menghadapi satu sama lain.

"Kak Raka ngapain ngagetin?" tanya Michel, sinis.

"Eh, malah dia yang nanya duluan. Harusnya, gue yang nanya ama lo. Ngapain di secret place gue subuh-subuh?"

"Yang ditanya malah marah, nanya balik pula!"

"Au ah terserah!" Raka beralih meninggalkan Michel menuju sepeda lipat miliknya tanpa merespon panggilannya,

"Kak Raka!"

"Kak Raka! Gue mau kasih jawaban yang kemaren!"

"Sini." Michel melambai-lambaikan tangan kanannya, perlahan Raka mulai mendekat.

"Apa?!"

"Aelah, gitu aja ngambek kayak cewe PMS"

"Idih, gue cowo woi, buka mata lo!"

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang