[20] Bella sayang Rey

Começar do início
                                    

Rey berbelalak kaget, bahunya melemas dengan mulut terbuka. Tanpa sengaja dia melihat botol air yang sudah kosong.

"Gimana Rey, hebat kan? Uh mama gak sabar punya cucu."

Panggilan terputus.

Rey syok.

##

"Gimana dok, keadaan istri saya?"

"Kamu ini ya, mainnya jangan kasar-kasar dong, kasian istri kamu."

Rey meringis.

"Untuk sementara jangan berhubungan intim dulu. Kira-kira seminggu. Setelah seminggu periksakan lagi ke dokter."

"Baik, Dok, terima kasih."

Rey mengantar dokter keluar setelah itu dia kembali lagi masuk ke kamar. Bella tertidur, mungkin efek obat yang diberikan dokter.

Pemuda itu mengusap wajahnya dengan kasar. Harusnya sejak awal dia sadar. Tingkah Bella malam itu bukan Bella polos yang salama ini dia kenal. Tapi sialnya, nafsu menyelimutinya hingga dia tak sadar dengan begitu keras memasuki Bella.

"Maafin aku," Rey mengenggam tangan Bella dan menciumnya, "Cepat sembuh sayang."

##

Selama tiga hari Bella gak mandi. Pertama buat gerak aja masih sakit. Selain buang air kecil, dia hanya hanya berbaring di kamar tidur. Dan alasan kedua, Bella malas kena air.

Untungnya secara alami tubuh Bella wangi. Tapi ya tetap saja harus mandi.

"Ayo, Bel, mandi."

"Enggak. Masih sakit Rey."

"Kita mandi di bathup sambil duduk."

"Ya sama aja, makin sakit."

"Aku pangku, biar gak sakit. Kamu udah tiga hari gak mandi. Gak mandi bisa menyebabkan penumpukan sel kulit mati, kotoran, dan keringat pada kulit. Bisa memicu jerawat dan mungkin memperburuk kondisi seperti psoriasis, dermatitis dan eksim. Tadi aku search di internet. Mau jerawatan gede-gede?"

Bella menggeleng.

"Yaudah ayo mandi."

Bella mengulurkan tangannya, "Gendong."

"Bajunya lepas dulu."

"Hah?"

"Ya terus kamu mau mandi pake baju."

"Malu Rey."

"Bella kita udah suami istri. Gak usah malu. Ayo bangun."

Rey membantu Bella bangun dengan hati-hati.

"Sakit Rey. Au..."

"Maaf," refleks Rey mengusap area intim Bella membuat gadis itu melotot.

"Ihh jangan dipegang."

Rey meringis, "Maaf, refleks. Ayo buka bajunya."

"Rey gak mau mandi."

"Harus mandi. Sini aku bantu buka."

Karena Bella masih menolak, Rey pun membuka paksa baju Bella, "Angkat tangannya."

Bella menaikan tangan mempermudah Rey membuka bajunya. Seketika itu Bella menutupi dadanya.

"Celananya dibuka ya."

Bella menggeleng.

"Gak usah malu. Aku suami kamu sayang. Aku juga udah liat setiap detail tubuh kamu."

"Rey gak usah diomongin ih, kan jadi malu."

Rey terkekeh, "Aku lepas ya..." Bella mengangguk. Dengan hati-hati Rey melepas celana tidur Bella menyisakan celana dalam. Tak lama bra dan celana dalam Bella.

Bella benar-benar malu apalagi sekarang Rey menatap tubuhnya begitu intens.

"Rey, jangan liatin aku gitu."

Rey tertawa pelan, "Ayo mandi."

Rey menggendong Bella membawa ke dalam bathup yang sudah ia isi air hangat dan busa. Dia mendudukkan Bella di antara pahanya.

Rey mengambil spons dan menggosok punggung Bella. Sedangkan Bella bermain busa.

"Aku udah lama gak mandi busa gini, pyuuu," Bella melempar-lempar busa ke udara. Sejenak dia melupakan area kewanitaannya yang terasa sakit.

Melihat bahagianya Bella saat ini, Rey juga ikut bahagia. Dengan telaten Rey menyabun, mengusap punggung putih itu.

Untuk beberapa saat Rey terdiam memperhatikan punggung Bella. Oke, bohong kalau Rey gak terangsang, tapi dia mencoba menahan.

.
###

Percayalah gaes kalau kalian udah punya suami, bawaannya ingin selalu bermanja-manja...

Ketua BEM and His Secret WifeOnde histórias criam vida. Descubra agora