"Sekarang aku yang nyanyi boleh?" Dyba mengangguk dengan semangat, ia menatap Sam dengan serius.

"Denganmu ku mengerti arti cinta
Arti cinta sesungguhnya
Tumbuh di setiap saat
Dan mengerti makna cinta
Makna cinta yang abadi
Kan kujaga cinta ini

Kita di pertemukan oleh cinta
Kita tak saling ingkar janji
Kita saling melengkapi
Hingga tua nanti"

"Rizky Febian, makna cinta!"

Sam terkekeh sambil mengangguk, tangannya terangkat untuk mengusap pipi Dyba yang makin membulat. "Lagunya pas banget sama apa yang aku rasain ke kamu."

"Beneran?"

Sam mencubit pipi gemas kedua pipi Dyba. "Bener bumil gemesin!"

***

"Sam ...."

"Kenapa sayang?"

"Mau sesuatu."

Sam mengangkat alisnya, ia memutar tubuhnya dan mengubah duduknya menjadi menghadap Dyba. PlayStation miliknya diletak asal di atas sofa. "Mau apa?"

"Mau McD."

"Tapi gak boleh fast-"

"Please, satu kali aja."

Sam menghela nafas panjang, ia merebahkan kepalanya di paha Dyba, menatap wanita itu dari bawah. "Mau apa emangnya?"

"Banyak boleh ya? Kan cuma sekali doang."

"Iya, iya, mau apa?"

"Ayam spicy, chicken burger, nugget, spicy chicken bites, iced coffe jelly float, mcflurry oreo, choco pie, sama jangan lupa kentang."

"Astaghfirullah, banyak ya bund," ucap Sam sambil menatap Dyba dengan pandangan herannya.

Dyba menyengir. "Kan mumpung kamu bolehin. Sana, beliin aku."

"Gak boleh pakai gojek atau grab gitu?"

Dyba mencium pipi Sam. "Gak mau, adek maunya ayahnya berjuang sendiri biar dapatin makanan yang dimau sama bundanya."

Sam memberenggut, ia menatap datar perut Dyba. "Adek ngerjain ayah ya?"

Gerakan perut Dyba seakan-akan menjawab pertanyaan Sam. Dyba terkekeh, ia mengelus rambut Sam. "Tuh kan adeknya dah jawab. Sana, beliin, jangan sampai ada yang kelupaan."

Sam menghela nafas kasar, ia dengan malas berdiri. "Kamu gak mau nemenin aku gitu?"

"Enggak."

Jawaban polos dari Dyba membuat Sam berdecak. "Untung kamu ratunya aku, coba kalau enggak, udah aku buang ke rawa-rawa."

Dyba yang mendengar itu tertawa, ia mengambil stik PS Sam dan matanya fokus ke game yang ada di depan sana. Jangan salah, gini-gini Dyba jago main PS.

Kecupan di dahinya membuat Dyba mendongak dan menemukan Sam yang sudah berganti baju. "Aku pergi dulu."

Dyba mengangguk. "Hati-hati, jangan genit sama mbak-mbak mcd nya!"

"Gak genit kok, paling cuma aku mintain nomer HP aja," ucap Sam sambil berlari ke luar rumah.

"Liat aja Jordi kamu yang aku potong kalau kamu aneh-aneh Samudera!"

Sebenarnya Dyba sengaja meminta lelaki itu yang membelikannya langsung karena Dyba memiliki sesuatu juga untuk lelaki itu. Dyba mematikan PS dan berjalan ke kamar, ia akan menyiapkan sesuatu di sana.

Tendangan yang cukup kuat di perutnya membuat Dyba merintih dan terduduk di pinggir kasur. Ia mengelus perutnya dengan lembut. "Ini perut bunda bukan lapangan bola adek. Kamu kira kamu tendang-tendang bakalan bisa nyetak gol apa?" gumam Dyba.

"Kurang lebih tiga bulan lagi kamu keluar, sehat-sehat di dalam, bunda gak mau gagal kedua kalinya untuk jadi bunda. Semua keinginan kamu juga selalu ayah turutin, baik-baik di dalam situ ya sayang, nikmatin di situ sebelum nanti kamu keluar dan akhirnya bertemu dengan kerasnya dunia."

Setelah mengucapkan itu Dyba melihat ke sampingnya, ia tersenyum senang saat barang-barang itu sudah tersusun rapi. Dyba keluar kamar sambil memegangi perutnya, si kecil di dalam sana sudah mulai aktif-- lebih tepatnya aktif banget. Dyba berjalan ke dapur, mengambil beberapa piring untuk dibawanya ke ruang keluarga. Mbak Ana hari ini izin tidak masuk karena anaknya sedang sakit.

Dyba menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa, ia mengambil stik PS lagi dan memainkan game. Ps5 di depan sana baru saja dibeli Sam saat mereka baru pulang dari Korea.

Hampir setengah jam bermain PS, suara mobil yang dikunci membuat Dyba menghentikan permainannya. Dan tidak lama muncul lelaki dengan kaus navy dan celana jeans hitam dengan membawa beberapa kantong plastik yang bertuliskan merk fast food terkenal itu.

Sam mendudukkan dirinya di samping Dyba. "Silahkan di makan ibu negara."

"Sam, ambilin HP aku dong di kamar, layaknya ketinggalan deh di kamar."

Sam menatap Dyba dengan kening wajah memelas. "Biarin aku nafas dulu gak boleh?"

"Enggak, cepetan ambilin dulu, pasti kamu suka deh."

Sam tersenyum sambil mengangguk. Sebelum berdiri ia sempatkan untuk mencuri satu kecupan di bibir Dyba.

Ia berjalan menuju kamar mereka sambil membuka kayanya. Baru saja memasuki kamar, pandangannya langsung terarah ke ranjang. Sam berjalan cepat ke ranjang dan menatap tidak percaya benda-benda yang ada di sana.

Air mata Sam meluruh, ia mengambil foto hasil USG dan menatapnya dengan senyuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Air mata Sam meluruh, ia mengambil foto hasil USG dan menatapnya dengan senyuman. "Baby boy ayah sama bunda."

"Suka sayang?"

Sam membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk Dyba yang berada di pintu kamar mereka. "So happy! Aku bakalan punya temen main bola, main PS, main basket! Thank you so much honey!"

Dyba menepuk-nepuk punggung Sam. "Maaf gak ngajak kamu waktu USG, karena aku pengen kasih kamu suprise ini."

"Gak papa sayang, aku gak marah."

Sam melepas pelukannya, ia memandang wajah Dyba dengan penuh cinta. Bibirnya ia pertemukan dengan bibir Dyba. Beberapa saat saling mengecap dan Sam melepaskan tautan bibir mereka. Dahinya ia satukan dengan dahi Dyba.

"Nae anae salanghae."

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁´◡'❁)

Jangan lupa vote and comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment cerita ku ♡♡

01 Januari 2021

🎉🎉🎉

Happy new year all!!!

Semoga di tahun 2021 ini harapan kalian dapat terkabulkan, menjadi pribadi yang lebih baik, dan selalu semangat dalam menghadapi apapun masalah yang ada 💜






DySam (After Marriage)  [Selesai]Where stories live. Discover now