Dia datang

61 1 2
                                    

Aku hanya perempuan yang memiliki perasaan, memiliki hati dan memiliki cinta.

Aku tak tau mengapa akhirnya aku bisa mengenalmu sedetail  ini.

"Hay" ini chat pertama kamu, jujur aku tersenyum melihat itu, saat itu aku hanya mengaggap mu sebagai teman, percakapan kita sama seperti chat orang yang berteman.

semakin lama aku semakin mengenalmu, semakin lama percakapan kita semakin panjang, semakin lama semakin aku tersenyum melihat pesan mu.

setiap malam kamu selalu menemaniku, kamu selalu marah ketika aku tertidur lewat pukul 2.00 dengan alasan "Nanti muka lu jelek, banyak kantong mata, matanya kaya panda, tidur sana, angin malem gak bagus" aku selalu mengingat itu, kamu selalu menasihatiku ketika aku mempunyai masalah.

Setiap bertemu tak ada yang tanpa tawa, kamu selalu memperlihatkan kekonyolan mu di depan ku, dan entah mengapa aku tertular oleh virus konyol mu, akhir akhir ini aku sering melakukan hal konyok dan mengatakan lelucon. Kamu selalu membelaku ketika mereka pergi tanpa alasan yang jelas, ya cemburu dengan kedekatan kita. aku melihat banyak mata benci menatapku. banyak mata iri melihat kita, tetapi kau selalu berkata "Mereka sirik, gausah dipikirin, nanti jadi jelek" aku selalu menghiraukan mereka.

Kita tak seperti teman, kau selalu mengikuti ku kemanapun, sampai aku pernah bertanya "lu gak punya temen yaa?" dan dengan polosnya kau menjawab "emangnya orang cakep kaya gua gak punya temen? masih mending lu bisa deket sama gua" setelah mengucapkan itu kamu selalu menyentil keningku, tak begitu sakit.

"besok jalan yuk, temenin orang ganteng biar engga digodain cabe :3" aku tertawa sejenak membaca pesan mu "Digodain cabe? kayaknya cabe gaada yang mau sama lu :v " beberapa menit kemudian ada pesan balasan "Ada ko cabe yang godain gua, mau tau siapa orangnya? ELU"  pesan tersebit ku terima beberapa detik yang lalu "bisa gak kalo malem jangan ganggu orang belajar?! " sebenarnya aku tak terganggu dengan pesan singkatnya, tetapi aku rindu cara ia memohon padaku "yaah dia mah marah, kan cuma bercanda, lagi pms yaak wks~" yaa aku berhasil membuatnya memohon "WTF!"  pesan tersebut terkirim beberapa menit yang lalu, kamu belum mebalasnya.

6.00

aku baru bangun :3 telat,telat,telat. yaa aku telaat untuk mengikuti les. Tunggu aku sejenak melihat handphoneku.
26 MISSED CALL

yaa semuanya nomormu.

"i'm sorry mrs i'm late" ucapku membukuan badan "okay, plase sit down" ucap wanita paruh baya itu "thank's mrs" ya aku ketempat yang masih kosong, hari ini ia tak datang, kemana diaa?

Tokk tokk took
"i'm sorry mrs" ucap pria itu membukukan badannya "why you late?"
"because, she not answer my call"  ucapnya menunjuk diriku "apasalaahkuuu" teriakku didalam hati.

"Kalian keluar" ucap wanita paruh baya itu tiba tiba.

"thank's mrs" yaa pria bodoh itu mengucapkan hal se idiots itu

"jangan matar laah, kita kan mau seneng seneng " ucapnya tersenyum manis kepadaku "eh ia, lu kenal audry kan? anak pindahan itu, dia cantik kan?" ucapnya berhasil membuat otakku melelh
"lu sukaa ya sama diaaa"
"heheh"
"gua belom pernah tau cowo idaman ku giamana" ucapnya mendekatiku, sangan dekat, akubisa merasakan hembusan nafasnya.
"emangnya perlu tau?" ayolah jarak ku dengannya hanya 1 jengkal

iya mulai memeluk tubuhku
"orang yang lagi jatuh cinta itu gimana?" ucapnya masih memelukku, astagaa ini temapt umum ><
"orang yang merasakan jantungnya berdebar saat sedekat ini"  ucapkan melepaskan pelukan, ia hanya begumam.
"ehh tadi pertanyaan gua belom dijawab nenek kuh , nenek suka sama cowo yang kaya gimana? nanti cucu cariin deh mak, biar emak engga jones" ucapnya mengacak acak rambutku, ya kami masih dengan jarak yang sama.
"lu gak bakal cinta sama gua kan?" ucapnya tertawa renyah
"emangnya kenapa cinta sama lu?"  ucapku, setelah sekian lama membisu
"yakali lu suka sama gua" ucapnya tersenyum lagi

ya aku tidak kuat, ayolah aku tak pernah secengeng ini sebelumnya

saat aku mendongakkan wajahku, hidungku bertabrakan dengan dagunya, sakit sangan sakit.
"lu kenapa sih? gapapa? idung lu sakit ya? sini gua liat?" ucapnya memegang kedua pipiku, ya untuk kali ini aku tak menolak sentuhannya, ini sangat sakit. perlahan cairan berbau amis itu keluar dari hidungku, ia menatapku khawatir, jujur saja aku merasa sangat pusing saat ini, mungkin karna aku memiliki anemia dan sekarang mimisan iu megakir dengan derasnya.
"nek, lu kenapaa? nek" ucapnya menampar halus pipiku, aku lemas, ia dengan telaten mengusap cairan itu. dan ya aku tak tau apa lagi yg terjadi

aku mengerjapkan mataku, perlahan aku melihat disekeliling, ini kamarku, syukurlah. Ia tertidur di dekatku, ia seperti sangat kelelah. aku mengusap sedikit rambutnya, ia mulai terbangun "udah bangun nek?" aku hanya tersenyum
"masih mau ngomong, jujur gua emang pernah suka sama lu, entah masih atau engga, perasaan gua sama aldi beda sama perasaan gua sama lu, gua gak mau kehilangan lu, gua gak mau lu pergi" ucapku menahan tangisku, aku menutup mukaku dengan kedua tanganku "gua pulang" ucapnya begitu kasar.

ya beberapa bulan sudah aku tak berkomunikasi lagi dengannya, bahkan ia tak membaca pesanku. aku merindukannya. ia selalu menjauh bila ada aku, ya inilah konsekuesinyam aku harus terima. hingga aku tak kuat dan bercerita dengan salah satu sahabatku, ia nandira. "ra, gua masih sayang sama zibran" ya ia selalu menguatkanku, ia mengerti aku.

hingga aku mengetahuin hak yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, zibran selama ini menyayangi nandira, sesak,kecewa, resah,sedih ya semua bercampur aduk.

Aku menatap indahnya taman ini, bagaimana mentari yang walaupun ia sendirian ia masih bisa bersinar, aku ingin menjadi matahari itu. sesuatu mengenai kepalaku
"maaf" suara itu, suara yang aku tak pernah mendengar beberpa tahun terakhir ini, ia kembali hadir, suara yang mampu memutar kembali isi otakku, mengeluarkan semua rumus matematika yang aku tau, otakku mencari saat saat aku sedang bersamanya. aku hanya menatapnya, ia mengambil uang koin yang berada di dekat kakiku, lalu pergi entah kemana, aku menatapnya naas, sejahat itukah ia?

matahariku mulai tertutup awan gelap, perkiraan ku itu awan cumolonimbus, detik selanjutnya air itu turun. aku masih bertahan menunggu matahariku terlihat lagi, hujan ini sangat deras, hingga membuat handphone ku mati, aku harap rasa cintaku dengannya juga mati. aneh sekali aku tak terkena hujan, seperti ada orang yang memayungiku dibelakang, ya ia, orang yang selama ini aku tunggu, orag yang dulu aku sinari "kau masih menunggu? siapa yang kau tunggu" ucapnya tanpa melhat mataku "kau tak bisu? tangan mu tak hilang? pendegaranmu normal?"  ucapku menahan tangis "lupakan aku, pergi jauh, fokus dengan karier, kau menunggu orang yang salah, aku bukan orang baik untukmu, aku orang jahat, kau pergi dengan rasa cintamu padaku dan kau kembali dengan anak yang  kawaii, setelah itu aku akan mempekenalkanmu dengan anakku yang tampan, aku harap mereka berteman, berteman seperti kita, saling khawatir, tapi aku berharap, jagoanku tidak  sebrengsek dan sebodoh ayahnya, lusa aku ingin kau datang dengan tunanganmu, ia terlihat cocok untukmu, datanglah aku mohon" ucapnya menatapku, aku tak kuat, aku tak bisa setegar dulu, tangannya tak sedikitpun bergerak untuk menghapus air mataku ataupun memelukku, perlahan tangisan ku mereda "aku akan melupakanmu, aku akan fokus dengan karier ku, aku taakan menunggu lagi, aku terlaku baik untuk orang sejahatmu, aku telah pergi  dengan rasa cintaku padamu dan kembali dengan  jari yang terikat oleh cicin, aku tak akan membiarkan anakku merasakan hal sepertiku, kau harus mendidik jagoanmu,aku tau ia sangat sosok untukku, aku akan datang" ucapku meninggalkannya, airmata itu terus mengalir, ya matanya berkaca.

"Azriel, perkenalkan dirimu didepan Hyirna. " ucap suara laki laki dibelakangnya "ia terlihat seperti nenek" ucap azriel kepada hyrina, aku hanya menatap laki laki itu "kau ini!!! kalau bukan karna bunda aku tak mau berteman denganmu, bundaa makhluk spereti apa yang bunda perkenalkan padaku, ia sangat menjijikan" ucap hyrina.
"mereka tak akan seperti kita" ucap laki laki itu.
"ya tuan zibran, kita hanya rekan bisnis, bagaimana keadaan ibu nindira? aku sudah lama tak melihatnya" ucapku tersenyum "ohya kita hanya rekan kerja, ia sangat baik , bagaimana kabar tuan aldi? kariernya pasti sangat sukses, aku sangat iri padanya, salah satu alasannya karna ia bisa mencuri perasaan mu untukku" ucapnya tersenyum.

End.


sebenernya judul sama ceritanya gak begitu jelas, maaf juga kalo banyak yg typo, semua ini nama samaran, ini bukan cerita asli, aku cuma murid kls 8 smp. kalo ada kesamaan nama maaf.

difficult loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang