Christmas Eve

97 18 0
                                    

24 Desember.

Jisoo yang baru saja bangun melihat jam weker yang berada di sebelahnya. Dia bangun, duduk di atas kasur lantai. Jisoo menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, rambutnya berantakan. Dia melihat ke sekelilingnya, bagaimana dia pulang tadi malam? Dia sedang minum dengan Kangjoon di toserba, ingatan terakhirnya. Jisoo tidak ingat apa-apa setelah itu. Kepalanya masih pusing, berapa kaleng yang dia minum tadi malam? Kenapa dia bisa sampai mabuk?

Jisoo berdiri dan beranjak keluar dari kamar yang sudah kosong sambil menggaruk-garuk kepala. "Selamat pagi," sapanya pada orang rumah yang sedang berkumpul di ruang makan.

"Sudah bangun?" Tuan Kim menarik kursi yang berada di sebelahnya, menyuruh Jisoo untuk duduk di sana.

"Astaga, anak satu ini ... berapa kaleng yang kau minum sampai mabuk tadi malam? Dasar, menyusahkan Kangjoon saja," omel Nyonya Kim yang datang membawa semangkok sup toge dan meletakkannya di atas meja makan. "Makan. Setelah itu, pergi ke pasar untuk bantu Nenek dan Kakak bawa belanjaan pulang."

Jisoo hanya tersenyum. Kemudian menyendok sup toge itu, dan memasukkannya ke dalam mulut.

Selesai sarapan, Jisoo kembali ke kamar untu mengambil ponselnya. Dia melepas kabel pengecas yang terhubung dengan ponselnya, kemudian menyalakan ponselnya yang mati. Sebuah senyuman terukir di wajahnya saat melihat beberapa panggilan yang masuk, yang tidak terangkat. Dari Jinyoung. "Akhirnya ...." Jisoo menelepon Jinyoung balik, berharap pria itu sudah bangun dan mengangkat panggilan ini.

Tak lama setelah itu, panggilan mereka terhubung.

"Selamat pagi. Apa kau sudah—"

"Apa kau bersenang-senang di sana? Sampai mengabaikan puluhan panggilan dariku?!"

Dahi Jisoo mengerut, bukannya sebaliknya? Jinyoung yang mengabaikan pesan dan panggilannya! "Jinyoung—"

"Dengan siapa kamu tadi malam? Seorang pria mengangkat teleponmu, dan bilang kalau kau sedang tidur! Ngapain aja tadi malam?"

"Pria? Maksudmu, Kak Kangjoon?"

Terdengar suara Jinyoung yang seang tertawa remeh di seberang sana. "Oh, jadi namanya Kangjoon? Berani sekali ya kau menyebut namanya di depanku?"

"Jinyoung, ada apa denganmu?"

"Ada apa denganku? Entahlah, aku juga tidak tahu."

"Kenapa mengabaikan panggilan dan pesan dariku, dari kemarin?"

"Untuk memberimu waktu bersenang-senang dengan, Kangjoon-mu itu."

"Jinyoung."

"Kau tahu, aku sangat kecewa Jisoo. Bisa-bisanya kau berkencan dengan pria lain di sana, di saat aku masih menjadi pacarmu."

"Apa? Siapa yang berkencan? Jinyoung, dia itu—"

"Sudahlah. Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan. Aku sangat kecewa denganmu Jisoo. Sangat kecewa!"

Apa? Jinyoung kecewa dengannya? Bukannya sebaliknya? Jisoo yang seharusnya kecewa dengan Jinyoung karena pria itu mengabaikan pesan dan panggilan darinya selama 3 hari! Dan saat mereka sudah terhubung, Jinyoung malah bilang, kalau dia kecewa dengannya? Yang benar saja?

"Bisakah kau mendengarku terlebih dahulu, tanpa memotong-motong kalimatku?!" Jisoo kesal sekarang. Jinyoung dari tadi tidak memberinya waktu untuk berbicara.

"Jisoo, apa kau sudah selesai mandi? Nenek dan Kakak akan selesai berbelanja sebentar lagi! Antarkan juga makanan yang ada di meja ke rumah Kangjoon!" Teriakan Nyonya Kim terdengar hingga ke kamar, hingga ke seberang sana.

All I Want For Christmas Is You - JINJIWhere stories live. Discover now