Part 21 - "So.. would you come.. come.." -

551 28 2
                                    

VIOLIN'S POV:

Aku berterimakasih pada Luke karena sudah menjelaskan padaku tentang semalam, walaupun aku sedikit jijik dengan diriku by being lil bitch last night. Aku meawarkan Luke cereal yang aku makan tapi dia menolaknya. Luke pergi dari dapur menuju ke ruang tamu. Aku disini membereskan makananku. Setelah aku selesai mencuci mangkuk aku segera pergi ke luar dapur dan melihat Luke ada di ruang TV sedang menonton TV sambil memakan bikuit. Aku merasa bau hari ini. Aku ingin mandi tapi aku tidak membawa baju ganti. Baiklah aku akan memakai baju yang ini saja.

Aku berjalan perlahan menuju Luke yang sedang berada di sofa sambil menonton TV.

"Luke aku ingin mandi," Kataku.

Luke lalu melihat ke arahku yang lebih tinggi darinya karena aku berdiri dan dia duduk.

"Baiklah," Jawabnya lalu dia berdiri dari sofa dengan memasang senyuman licik di bibirnya.

"Apa? Kenapa kau berdiri?" Tanyaku.

"Kau bilang kau mau mandi?" Tanya balik Luke sambil menunjukku.

"Ya, maksudku tinggal beritahu aku dimana kamar mandinya," Kataku mulai kesal.

"Kamar mandinya ada di lantai atas dan kau bisa menggunakan handukku dan setelah itu kau bisa menggunakan bajuku," Luke tersenyum kepadaku.

"Umm tidak, aku menggunakan baju ini saja,"

Setelah aku izin kepada Luke. Kemudian aku pergi ke atas sambil membawa handuk yang Luke sudah kasih kepadaku. Aku segera menuju kamar mandi yang berada di atas maksudku bukan yang ada di kamar Luke. Saat aku buka pintu kamar mandinya aku melihat hanya ada bathub di sana. Sekarang aku sedang tidak mau berendam, aku ingin menggunakan shower jadi aku berjalan menuuju ke kamar Luke.

Aku membuka pintu kamar Luke dan segera masuk lalu menutup pintu kamarnya. Aku membuka pintu kamar mandinya dan kamar mandinya menggunakan shower. Aku membuka bajuku dan celanaku di luar kamar mandi karena aku tidak mau baju atau celanaku kebasahan.

Lalu dengan berbalut handuk aku masuk ke kamar mandi dan menyalahkan showernya. Air yang hangat membasahi tubuhku dari atas sampai bawah. Aku merasa segar sekali sekarang sejak semalam aku sakit dan palaku pusing. Tapi saat air membasahai kepalaku, pusingku lama kelamaan hilang dan aku merasa hidup kembali. Aku menyabuni setiap sisi tubuhku agar aku bersih.

"Kreeeeeek!!" Tiba-tiba hordeng shower yang terbuat dari plastik transparan namun buram yang menutupi ruang shower terbuka.

Di rumah ini hanya ada aku dan Luke dan siapa lagi yang buka kalau bukan Luke.

Aku berteriak kencang sambil menutup hordeng itu lagi. "SHIT WHAT THE FUCK BALLS LUKE!!!" Aku berteriak sekencang mungkin karena aku tidak suka dan aku jelas malu. "GET OUT LUKE!!!"

"Violin? im sorry i didnt mean to-" Suara Luke masih terdengar dekat yang berarti dia masih ada di dalam ruangan kamar mandi.

"LUKE GET OUT OF BATH ROOM!!" Aku berteriak.

"Sorry Violin," Aku mendengar suara Luke mngecil yang berarti dia sudah tidak ada di area kamar mandi.

Tapi aneh sekali, aku sudah menyalahkan shower dan pasti ada suara shower yang berisik yang terdengar ke kamar Luke. Kenapa Luke masih saja nekat ke kamar mandi. Aku sudah selesai mandi dan aku mematikan showernya lalu handukkan. Aku melilitkan handuk di tubuhku karena bajuku ada di kamar Luke. Lalu aku keluar dari kamar mandi dan melihat Luke ada di sana, di kamarnya sedang memainkan HPnya sebelum melihat ke arahku.

"Maaf, Violin. Aku benar-benar tidak sengaja," Luke meminta maaf, aku melihat wajahnya memang memperlihatkan ketidak sengajaan dalam insiden tadi.

"Baiklah Luke," Aku berjalan mengambil bajuku yang ada di atas tempat tiudur Luke.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang