See You

3.3K 205 26
                                    

Ayesa

"Niall..." gumamku ketika aku melihat seseorang sedang berlari ke arahku.

Tanpa bicara apa pun Niall langsung memelukku erat di hadapan semua orang. Dan aku tidak peduli orang-orang menatapku dengan tatapan aneh. Aku memeluk Niall dengan erat dan menangis di pelukannya.

Niall melepaskan pelukanya, dan aku melirik pada jam tangan di tanganku 9.40 masih ada waktu 20 menit lagi. Aku melihat anggota One Direction mengobrol dengan keluargaku juga dengan teman-temanku sedangkan aku hanya berdua memisahkan diri dengan Niall.

"Aku bakalan kangen banget sama kamu." Ucap Niall pelan sambil menghapus air mataku.

"Aku juga bakalan kangen banget sama kamu Niall." Jawabku pelan.

"Kalau ada waktu liburan lama sering-sering main ke sini." Pinta Niall padaku.

"Kamu juga kalau ada waktu liburan main ke Indonesia."

"Pasti kalau sempet aku bakalan kesana."

"Mata kamu kenapa? Kok sayu banget? Terus itu kantung mata gede banget, terus wajah kamu kok lelah banget?" tanyaku panjang lebar pada Niall.

"Nanya-nya satu-satu sayang." Ujar Niall sambil mencubit pipiku.

"Maaf maaf, itu kenapa?"

"Tadi pagi aku baru tidur jam 8 pagi, semaleman aku nggak tidur."

"Kamu belum sarapan?"

"Belum."

"Pantesan, kamu kenapa nggak tidur? Kamu bisa sakit babe."

"Nggak tau, nggak bisa tidur."

"Aku nggak mau kamu sakit."

"Janji deh, nanti kamu take off aku bakalan makan."

"Udah makan tidur ya, kamu lemes banget soalnya." ucapku khawatir dengan keadaan Niall.

"Janji." Ucap Niall sambil tersenyum tipis lalu mengecup keningku.

Aku dan Niall mengobrol sebentar lalu anggota One Direction juga sahabat-sahabatku memeberikanku banyak hadiah, entah itu apa isinya aku tak sempat melihat karena mereka menyruhku membukanya nanti setelah aku sampai di Indonesia. Aku meminta pada Mama dan Papa untuk memasukannya ke bagasi pesawat. Yang bisa aku lihat sangat jelas itu hadiah dari Perrie, dia memberikanku sebuah boneka doraemon yang sangat besar dan aku sangat menyukainya.

Ketika Niall memberikan sesuatu padaku aku tersenyum dan langsung memasukanya kedalam tas gendongku.

"Sayang ayo." ajak Mama padaku.

Papa dan Mama berjalan duluan setelah mereka berpamitan, aku berpamitan pada semuanya aku memeluk mereka satu persatu pertama aku berpamitan pada Tanteku tercinta, kemudian Carisa, setelah itu ke tiga sahabat gilaku; Cara, Maria, juga Fiona.

Lalu aku berpamitan pada Liam, Harry, Louis, Zayn, Perrie, Dani, juga El. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus terusan berjatuhan di pipiku. Dan yang terakhir aku berpamitan pama Niall. Dan ini yang paling berat aku tinggalkan.

Saat aku berdiri di hadapan Niall, dia langsung memelukku kembali dan itu sangat erat. Aku menangis kembali di pelukanya, dan aku menengok melihat sekeliling mereka semua menangis bersedih melihat aku dan Niall akan terpisah untuk waktu yang cukup lama. Niall melepaskan pelukanya lalu mencium keningku setelah itu pipiku lalu hidungku.

"Aku tahu ini bukanlah pertemuan kita yang terakhir, tapi aku rasa ini sangat menyakitkan karena aku akan jauh dari kamu untuk waktu yang lumayan lama." Ucap Niall pelan.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang