Troublemaker

3.9K 218 20
                                    

Beres diobati lalu pipiku memakai perban dan perih nya masih belum hilang. Sumpah ya Lisa keterlaluan banget. Niall menemaniku ketika aku sedang di obati, dia terus memegangi tanganku, aku meringis kesakitan. Ah coba kalian rasakan, sakitnya tuh disini.

Setelah selesai aku langsung minta pulang, Niall menggandeng tanganku dan aku masih terdiam, aku belum bisa banyak bicara soalnya kalau banyak bicara, urat pipiku ketarik dan itu rasanya kayak di tusuk jarum-jarum, itu sakit banget.

Aku bersama yang lainya langsung masuk mobil dan pulang. Di dalam mobil mereka terus bertanya-tanya, dan aku hanya geleng-geleng kepala.

"Siapa yang ngelakuin ini sama kamu?" tanya Niall.

Aku hanya diam menitikkan air mata. Niall langsung merangkul dan memelukku.

"Lisa?" tanya Niall tiba-tiba berbisik di telingaku.

Kok Niall bisa tau ya? Padahal kan menurutku tadi dia nggak mungkin liat. Aku nggak pengen jadi cewek aduan, tapi bagaimana pun kelakuan Lisa memang nggak bisa di maafin, keterlaluan banget dia. Kalau aku ngadu ke Niall aku takut Niall kenapa-kenapa dan aku juga takut diri aku sendiri kenapa-kenapa.

"Babe bilang sama aku siapa yang ngelukain kamu?" tanya Niall lagi.

Aku hanya geleng-geleng kepala.

"Ayes bilang sama kita siapa yang jahatin lo? Lo jangan takut, bilang aja ke kita siapa yang jahatin lo?" tanya Harry menatap ke arahku.

"Babe bilang sama aku, please." pinta Niall.

Aku nggak bisa bicara apapun aku hanya menangis. Niall tak berkata apa-apa lagi dia langsung mencium keningku lalu memelukku.

"Sa." panggil Zayn pelan.

Aku tidak menjawab Zayn aku hanya menangis di dalam pelukan Niall.


* * *


"Halo El, lo bisa ke studio biasa sekarang nggak? Oh oke gue tunggu." ucap Niall yang langsung menutup teleponnya.

"Babe wanna tell me something?" tanya Niall padaku ketika aku dan Niall hanya berdua di dalam mobil.

Aku menggeleng lemah.

"Please jangan takut, ada aku di sini." sambung Niall. Aku diam menarik nafas dan menatap mata biru Niall.

"Babe?" panggil Niall lagi.

"Aku salah apa sih sama Lisa? Segitu bencinya dia sama aku sampai aku di sakitin kayak gini?" terucaplah nama mengerikan itu.

"Lisa? Benerkan dia yang bikin kamu kayak gini?" tanya Niall mengulangi.

Aku hanya mengangguk pelan.

"Shit!" gumam Niall pelan, "Kok bisa?"

"Aku nggak tau tiba-tiba dia duduk di sebelahku terus dia ngobrol basa-basi udah gitu dia berdiri dan langsung melayangkan tanganya ke pipiku, terus dia menggoreskan silet di pipi aku. Udah gitu dia pergi ninggalin aku dan dia ngancem aku nggak boleh ngasih tau siapa-siapa kalau aku ngasih tau, kamu atau aku yang nggak akan selamat." kataku dan kembali menangis.

Niall langsung mengelap air mataku dan dia langsung memelukku erat bahkan sangat erat.

"Aku minta maaf gara-gara aku kamu selalu jadi bulan-bulanan Lisa, aku nggak mau liat kamu selalu ke siksa kayak gini, aku nggak mau liat kamu di lukai sama Lisa. Lihat kamu di sakiti sama Lisa itu bikin hati aku sakit." bisik Niall di telingaku.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang