Ch 3

2K 51 16
                                    

Entah kenapa selalu saja memakan waktu buat membangkitkan mood q ngelanjutin cerita ni. Ada yang suka cerita ini?

------------------------------ >_< --------------------------------

Haru duduk dipojok kelas dengan berbagai pensil warna bertebaran dimejanya. Dengan memegang pensil warna berwarna hitam dengan erat ditangannya, dirinya mulai mewarnai sketsa gambar yang dibuatnya dengan asal-asalan dan tak memperdulikan walau ternyata hasil pensil warnanya melewati garis. Di bangku paling depan tampak Ao sibuk merapikan pinggiran gambarnya agar tak ada warna pensil warna yang keluar dari jalur gambarnya.

“bukankah itu rumput haru-kun?” seorang perempuan muda berpakaian resmi melihat gambar Haru dengan penuh perhatian, tangannya menunjuk gambar rumput yang kini diwarnai hitam oleh Haru. “ini bukan warna rumput Haru-kun...” tambahnya kemudian mengambil pensil warna berwarna hijau yang cocok untuk warna rumput. “kenapa kamu tidak memilih warna ini?”

“warna yang ini lebih bagus daripada hijau” jawab Haru yang kemudian meraih pensil warna ditangan gurunya tersebut kemudian meletakkannya dengan sembarangan di depannya dan seterusnya memasang sikap tak perduli dengan kehadiran gurunya tersebut. Perempuan muda itu hanya menarik nafas panjang kemudian meninggalkan Haru untuk melihat kreasi anak didiknya yang lain. tak memikirkan sikap aneh Haru yang langsung berubah semenjak pergantian tempat duduk. Dirinya kemudian menatap Ao, anak perempuan yang tadinya duduk tepat didepan Haru dan berniat akan menanyakan keanehan pada sikap Haru.

Tanpa mengangkat kepalanya dari gambar didepannya, Haru tahu kalau yang sedang menghampirinya adalah Ao,  berusaha bersikap biasa saja dan tidak perduli dirinya terus menyelesaikan gambarnya.

“Haru..... kamu gambar apa?” dapat didengarnya sahabatnya itu berbicara dengan intonasi lembut sambil melihat gambarnya penuh minat. Dari ujung matanya dirinya bisa melihat Ao kini duduk dibangku depannya, rambut panjangnya dibiarkan tergerai dan sebagian menutupi pensil warnanya. Matanya terlihat fokus pada gambar.

“mobil” ujarnya pendek kemudian mulai mewrnai langit dengan warna biru tua.

Ao kemudian hanya duduk diam didepannya, istirahat telah dimulai namun sepertinya Ao tidak berniat beranjak dari tempat duduknya dan bergabung dengan teman yang lain, dia lebih memilih menemaninya, sesuatu yang biasa dilakukan Ao karena dirinya tahu Haru sangat membenci pelajaran kesenian sehingga selalu terlambat dalam pengerjaannya. Dan dengan sabar Ao akan selalu menemani dan membantunya.

“kenapa rumputnya hitam? Bukannya sensei bilang kita mewarnai sesuai warna sebenarnya” tanya Ao.

“mobilnya sedang mengeluarkan nos jadi rumputnya terbakar” jawabnya

“jadi rumput gak selalu hijau?”

“tentu saja enggak.... rumput akan berubah hitam kalau dibakar, atau berubah kuning kalau kekurangan air, atau juga biru karena embun yang membeku ketika musim dingin.” Ujarnya sambil menghentikan pekerjaanya dan menatap sahabatnya itu yang kini mengangguk-angguk setuju.

“aku lapar Ao chan~~” ujarnya kemudian meletakkan pensil warnanya dan menidurkan kepalanya di atas kertas gambar.

“aku bawa roti melon” ujar Ao sambil mengeluarkan tiga buah roti melon, membukanya kemudian menyerahkannya pada Haru sambil membuka yang satu untuk dirinya sendiri. “sebentar aku bawa karton susunya dulu” uajrnya kemudian beranjak dari tempat duduknya namun Haru langsung memegang tangannya.

“gak usah.... nanti saja!“

Dengan ragu Ao kembali duduk “tapi minumnya ada ditasku haru....”

“padahal dulu gak perlu jauhan kalau kita mau makan siang” ujar Haru cemberut

“kamu masih kecewa dengan pergantian tempat duduk dari sensei” tanya Ao sambil mulai menggigit roti melonnya

Childish Boys Next DoorWhere stories live. Discover now