Kho Ping Hoo - Serial Pendekar Sakti (03) - Pendekar Bodoh(bag1)

Mulai dari awal
                                    

perbuat kepada lain orang sesuatu yang kau sendiri tak suka orang lain perbuat

kepadamu!”

“Bodoh, itu adalah ujar-ujar yang kita pelajari kemarin dulu, bukan

kemarin. Kau selalu sebut ujar-ujar ini saja! Agaknya hanya ujar-ujar yang dapat

memasuki batok kepalamu yang keras itu.”

“Memang hak-seng paling suka kepada ujar-ujar ini, Sian-seng,” jawab anak

itu yang tiba-tiba menjadi berani.

“Mengapa begitu?”

“Harap Sian-seng terangkan dulu apakah semua ujar-ujar Nabi Khong Hu Cu itu

baik dan betul?”

“Tentu saja, tolol! Kalau tidak baik dan betul tak nanti dipelajari orang

sedunia.”

“Kalau begitu, apakah Sian-seng suka kalau kutampar mukamu?”

“Apa katamu? Kau... kau bangsat....”

“Sian-seng tadi menampar pipiku, tapi tidak suka kalau kutampar, bukankah

itu menyalahi ujar-ujar yang kita pelajari?”

Untuk beberapa saat tak terdengar suara apa-apa seakan-akan guru itu

tercengang, tapi kemudian terdengar ia memaki kalang kabut. Dan pada saat itu di

luar kuil terjadilah hal-hal yang lebih hebat lagi.

Seorang hwesio (pendeta) gundul yang bertubuh tinggi besar dengan sepasang

mata bundar menakutkan dan lengan tangan yang besar berbulu, entah dari mana

datangnya, berhenti di luar kuil dan ia menurunkan sebuah keranjang rotan besar

sekali yang tadi dipanggulnya. Ia lalu duduk di atas keranjang itu sambil

melihat ke arah pintu kuil dengan penuh perhatian. Tiba-tiba dari dalam pintu

kuil itu keluarlah tiga orang-orang tua yang juga pendeta-pendeta penganut Agama

To (Tosu) yang memelihara rambut dan rambut itu digelung ke atas dan diikat

ditengah-tengah. Tiga orang tosu itu juga aneh karena yang seorang tinggi kurus

bertongkat kayu cendana, yang ke dua pendek tapi gesit sekali gerak-geriknya,

sedangkan yang seorang lagi tinggi besar dan bercambang bauk yang menyongot ke

sana-sini, berbeda dengan dua orang kawannya yang berjenggot putih panjang dan

halus.

Hwesio gundul tinggi besar itu ketika melihat tiga tosu ini keluar dari

pintu kuil, tampak terkejut karena memang ia tidak menduga sama sekali akan

melihat mereka di situ. Sebaliknya, ketiga orang tosu itu ketika melihat hwesio,

juga kaget sekali dan mereka bertiga lalu menggerakkan tubuh loncat menghampiri.

Loncatan ini luar biasa sekali, karena sekali saja meloncat, mereka bertiga

telah melayang ke tempat hwesio itu yang jauhnya tak kurang dari sepuluh tombak

(setombak kira-kira dua meter)!

“Hai Kong, kau berani menemui kami? Apakah kau mencari mampus?” Tosu

serial pendekar sakti - Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang