Bab 6

1.8K 114 0
                                    

sorry ya, uda berbulan-bulan gak ngepost. habisnya gak ada waktu. sibuk x.x

jangan lupa vote dan comment nya ya! thank you!

xoxo

***

"Jehna!!!" Teriak mama dari bawah sana. Jehna berlari di kamarnya dengan gelisah.

"haduh, gimana nih, aku gak mau pergi ke pesta! Ribet nih! Aku harus pakai gaun lah, make-up lah, gak banget tau..." Gerutu Jehna dengan bete.

Tiba-tiba Jehna mendengar pintu kamarnya digedor-gedor dengan kuat. Jantung Jehna berpacu dengan kuat.

"Jehna!! Buka pintunya dong! Nih mama udah bawain kamu gaun!!" Teriak mama Jehna dengan kuat.

"Duh, ma! Jehna gak mau ikut! Jehna gak suka pakai gaun, make-up gitu..." Balas Jehna tak kalah kuat.

"Kamu kok gitu sih Na? Ini kan acara besar papamu, masa demi papamu kamu gak mau? Kasian loh papamu..." Ujar mama yang membuat Jehna berpikir ulang untuk keseribu kalinya.

"Apa sih? Bising banget." Ujar John dengan kesal, "kenapa sih ma?"

"Ituloh, Jehna, gak mau pergi ke acaranya papa." Jawab mama.

"Woi Jehna! Buka pintunya kalau gak mau gue dobrak!!" Teriak John sambil memutar kenop pintu kamar Jehna dengan kasar. "Gue hitung sampai 3 ya! SATU......" duh gimana nih... buka gak ya??

"DUA........." buka...nggakk...buka...nggak...

"TI...." John tersenyum sinis saat Jehna membuka pintunya dengan panik.

"Apaan sih lo?! Kalau lo sempet ngedobrak pintu gue, gue sumpahin lo jadi ayam penyet!!!" Ujar Jehna dengan kesal.

"Wah!! Gue takut!! Ntar kalo gue jadi ayam penyet pasti lo yang makan gue habis!!!" Ujar John dengan nada meledek.

"Mama heran deh sama kalian berdua, kerjanya berantem terus." Ujar mama sambil menggelengkan kepala.

Mama menatap Jehna sebentar kemudian memberikan gaun kepada Jehna. Jehna mengambilnya dengan malas. Dan kemudian menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Sambil memeluk gaun tadi, Jehna menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Baru saja baring sebentar, pintu kamar terbuka dengan tiba-tiba.

"Aduh Jehna!!! Kok masih belum pakai gaunnya sih?" Tanya mama kesal. "Cepetan pakai gaunnya, habis itu mama dandan-in kamu."

Jehna mendengus kesal sambil berjalan menuju kamar mandi dan mengenakan gaunnya dengan asal-asalan. setelah itu, Jehna pun keluar tanpa mempunyai niat untuk melihat refleksi dirinya dari cermin.

Mama menatap Jehna sambil berdecak kagum, "tuhkan, kamu cocok pakai gaun itu. Cantik! Mama gak sabar lihat kamu kurusan deh." Ujar mama lembut sambil menggiring Jehna ke depan cermin. "Duduk di sini." Tanpa basa-basi Jehna langsung duduk. "Tutup matamu." Jehna mengikuti kata-kata mamanya.

Bete banget deh, masa harus didandan segala sih? Kesel kesel kesel!!!! Duh gak enak banget sih pakai lipstick segala. Jadi ada yang mengganjal di bibir gitu. Gaunnya juga, gak enak banget dipakai. Meskipun pas ye. Tapi tetep aja gak suka. Gaun hitam polos yang berlengan pendek dan panjang gaunnya pas di lututku. Aku pasti jelek banget. Siap-siap aja buat diledekin di acaranya papa.

"Kamu sudah boleh buka matamu Jehna." Ujar mama pelan. Jehna membuka matanya perlahan. Dia menatap cermin dengan takjub. Ternyata dirinya bisa menjadi cantik juga.

"Terima kasih ma." Ujar Jehna sambil tersenyum kecil. Mama mengangguk.

"Siap-siap, lima menit lagi uda mau berangkat." Ujar mama seraya berjalan keluar dari kamar Jehna.

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang