Bab 4

2K 125 3
                                    

hanya mau berterima kasih, karena masih mau membaca cerita milik saya. sorry kalau cerita nya tidak bisa memuaskan kalian. big love.

@#$%^&*~@#$%^&^*&

"kau gila! kau gila!!!!!" teriakku histeris saat melihat Zoe tengah mencekik Maggy. "lepaskan dia Zoe! lepaskan!" aku berusaha melepaskan cengkraman Zoe dari leher Maggy. Tapi tidak ada efek sama sekali.

Kalau begini Maggy bisa mati. Dengan nekat, aku langsung memeluk Zoe dengan erat. Badan Zoe menegang.

"Zoe, aku mohon. Jangan sakiti orang lain lagi. aku...aku akan selalu bersamamu. Aku berjanji." Ujarku lirih. Zoe memelukku erat.

"aku mencintaimu." Bisik Zoe sambil mengelus-elus kepalaku dengan lembut.

"woi gajah bengkak!!! Bangun dodol!" teriak seseorang pas ditelingaku. Refleks aku langsung meninju muka orang itu. nafas ku terengah-engah. Loh, kok aku ada di rumah?

Aku bingung melihat John yang sedang terduduk dilantai marmer sambil mengelus jidatnya. Aku mimpi ya?

"duh, dasar gajah bengkak jelek, ngapain sih pakai mukul-mukul jidat orang?!" sahut John. Aku hanya menyeringai.

"ngapain lo disini? ih lo jorok! Sana mandi! Habis main basket keringetan gitu, masuk kamar gue!!!!! Sana!!!! Shooo!" teriakku.

"eh, apaan sih lo tuh. Keringat gue ini wangi tau! Btw, tadi disekolah, ada yang berantem. Lo tau ga siapa?"

"dih, idiot, gw mana tau, lo aja belum kasih tau!"

"oh iya." John menyeringai. "Zoe sama Luvin bertengkar di lapangan."

"oh gitu..." Zoe sama Luvin.. tunggu-tunggu.. apa?! "ZOE?!" tanyaku kaget.

"iya, gue sih gatau masalahnya apa ya, tapi kayaknya menyangkut tentang lo deh... habisnya mereka berdua sempet ngomongin nama lo."

"iya?! matilah riwayatku......"

"tapi..." John menyipitkan matanya. "kok cowok beken kayak mereka, mau aja ngomongin cewek jelek kayak lo. Duh, mata mereka rusak kali ya, ckckck." Ujar John tanpa rasa bersalah sama sekali. Aku melotot. Dia mengangkat bahunya.

"erm.. lo ngerasa gak sih..." ujar John pelan. Aku hampir tak bisa mendengarnya.

"apa?"

"gak jadi."

"emang dasar setan lo! Dah sana!!! Shooooo!!" aku mendorong John keluar dari kamarku dan mengunci pintu kamarku.

Zoe bertengkar, lagi. dan ini ada hubungannya dengan diriku. Lebih baik aku langsung menanyakan dirinya aja. Aku membuka laptop ku dan on skype. ZoeWilliam online. Aku menekan tombol video call.

Angkat dong Zoe... angkat... yes, dia mengangkatnya. "hei Jehna!" ujarnya.

"AAAA!" teriakku. Seketika wajahku panas. Zoe... Zoe hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Rambutnya masih basah dan berantakan, erm...

"Jehna, lo hobinya ngintip ya?" goda Zoe. dia berkacak pinggang.

"ih! Ngapain aku ngintip! gak ada yang spesial pun!" ujarku bohong sambil menyembunyikan wajahku yang memerah ini.

"ah, iya?" Zoe mendekatkan dirinya di depan laptopnya. Hanya tampak dada sampai pinggangnya. "ini sexy tau." Ujar Zoe sambil menunjuk dada bidangnya. "apalagi ini." ujarnya sambil menunjuk otot-otot di perutnya. "yang dibawah.."

"ZOE STOP!" ujarku setengah berteriak. wajahku tambah panas. Sialan. Terdengar Zoe hanya terkekeh geli.

"tunggu, gue pakai baju dulu." Ujarnya berjalan ke arah lemari. Dia memakai bajunya dan tunggu.. tunggu... dia ingin melepaskan handuknya. Demi apa?!!!

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang