Bab 1

3.1K 142 1
                                    

"Hahaha-lo harus ngelihat ekspresi lo waktu gue ngelemparin bola basket gue ke muka lo!" john tertawa sambil memegangi perutnya. Aku menatap dia dengan kesal. Lalu berjalan meninggalkannya. Tidak ada gunanya meladeni anak setan kayak gitu. Huh!

Aku merasa ada cairan yang keluar dari hidung aku. dengan cepat aku memegang cairan itu. darah. Aku mimisan. Aku berjalan menuju toilet dengan tergesa-gesa. Aku membuka keran dan membilas wajahku. Aku menunduk. Menunggu darah itu berhenti dengan sendirinya.

Tik..... satu tetes darah meluncur ke arah wastafel dengan lancarnya. Tik.... Tetes kedua. Tik.... Tetes ketiga. Darah masih belum berhenti.

Aku menatap ke arah kaca dan DEG! aku mendapatkan satu pasang mata sedang menatapku dengan tajam. Jantungku berdetak tak karuan. Orang itu berdiri tepat dibelakang ku. hantu ya? tidak mungkin, ada hantu yang begitu tampan. mungkin vampire? Yang benar saja.

Dengan pelan aku menoleh ke belakang. seorang laki-laki tinggi sedang menunduk dan menatapku tajam. Dia merogoh sakunya, dan mengeluarkan sapu tangan. Dia memberikan sapu tangannya. dengan ragu, aku mengambilnya.

"Te...terima... kasih." Kataku tergagap. Dia mengangguk tanpa ekspresi. Dan kemudian berjalan dengan santai meninggalkanku. Siapa laki-laki itu? aku mengangkat bahuku. Aku mengelap hidungku dengan sapu tangan yang berwarna biru muda itu. sapu tangan itu memiliki satu aroma yang memabukkan. Aku menatap lagi sapu tangan itu. terdapat jahitan nama 'Jack Xavier'. Dan terdapat satu titik berwarna coklat. Itu darahku tadi. Aku akan membersihkannya saat aku pulang nanti.

Jujur, aku masih agak takut dengan kejadian tadi di toilet. Tatapannya seperti, entahlah... mungkin sangat dingin? Jadi, setiap kali aku ke toilet, aku selalu berhati-hati. Aku tidak ingin kena 'mini heart attack' yang mungkin akan menjadi 'jumbo heart attack' jika terus-terusan begitu.

"aku pulang!" teriakku saat sampai dirumah.

"please, harus ya lo teriak gitu?" tanya john dengan malas. Aku menatapnya dengan sinis.

"it's my mouth, I can say what I want to." Ujarku datar. Dia memutarkan bola matanya dengan malas. Sumpah, ingin sekali aku mencongkel matanya!!

Aku pergi dan pulang sekolah selalu diantar oleh john. Karena, dia mempunyai mobil dan bisa mengemudi. Aku ingin sekali mempunyai mobil sendiri agar tidak cepat mati. Maksudku, kalau aku bersama john, aku akan sering naik darah, dan itu akan membuatku terkena penyakit dan mati muda. Memikirkan mati muda... sangat mengerikan. Apalagi, aku masih single.

"akhirnya anak mama sudah pulang." Ujar mamaku dengan senyum yang lebar. aku langsung memeluknya erat. Aku sangat merindukan mamaku. Setiap harinya. aku tidak tahan kalau tidak bertemu dengan mamaku.

"aku gak dipeluk?" ujar john sambil memasang ekspresi cemberut. Mama langsung tersenyum dan memeluknya erat.

"kamu tambah tinggi aja setiap harinya, kenapa kamu gak ajak kakak kamu gym? Biar badannya bisa kurusan." Ujar mama lembut.

John mendecak, "susah mengajak seekor mammoth seperti dia untuk gym." Mama tersenyum kecil. memaklumkan kelakuan kakak beradik ini.

Aku melotot tak percaya. Apa dia bilang? Aku seekor mammoth?!!

"kalau begitu, mama menyewa seorang trainer aja." Kata mama seraya berjalan ke arah telepon.

Aku... Apa?! Seorang trainer? Yang benar saja! Bagaimana jika trainernya seorang banci??! Unbelievable!!!! Aku tidak berani membayangkan akan gym dengan trainer banci. Oke, aku baru saja membayangkannya.

Aku menatap ke arah john yang sedang tersenyum jahil ke arahku. "senang lo?!" ujarku ketus sambil melotot. Dia mengangkat bahu dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

"mama sudah menyewanya. Mulainya besok, saat pulang sekolah. Mama sangat senang, akhirnya kamu mau gym." Ujar mama gembira.

Memang, mama ingin aku menjadi seperti dirinya dimasa muda dulu. Cantik, pintar, dll yang dibilang sempurna. Mama agak phobia dengan orang gemuk. katanya dia pernah di tabrak orang gemuk hingga dia terpental ke belakang dan tidak sadarkan diri selama 2 hari. Seriously? Maksudku, menjadi orang gemuk tidak seburuk itukan?

Entahlah, banyak sekali kejadian yang menimpaku hari ini. aku berjalan dengan langkah gontai menuju kamarku yang terletak di sebelah kamar john.

Aku mengunci pintu kamarku dan langsung merebahkan diriku di kasur ku. aku menatap langit-langit di kamarku dengan tatapan datar.

Bayang-bayang kejadian buruk itu masih terngiang di kepalaku. Ingin sekali aku melupakan bayang-bayang kelam itu. untuk apa aku mengingat bayang-bayang itu jika hal itu terus membuatku sakit hati? Aku juga tidak tau. Aku merasa bahwa bayang-bayang itu mungkin akan terjadi lagi. seketika bulu kudukku merinding. Tidak, hal itu tidak boleh terjadi lagi. aku tidak akan membiarkan orang-orang menyakiti hatiku lagi.

Satu persatu ku bangun benteng pertahanan dengan batu bata di hatiku tanpa celah, agar tak ada seseorang yang bisa menyelip dan tinggal di dalam hatiku. Lagi.

Dan tiba-tiba bayang-bayang sepasang mata yang berwarna coklat gelap menghantuiku. Mata laki-laki itu, mengapa tampaknya sangat familiar ya? dan dia memberikan sapu tangannya ... oh ya! sapu tangannya!

Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan berjalan ke arah kamar mandi. Aku mencuci sapu tangan itu sampai bersih. Aku mengendus sapu tangan itu, aroma yang memabukkan itu masih ada meskipun sapu tangan itu sudah ku cuci. Aku keluar dari kamar mandi dan meletakkan sapu tangan itu di depan AC, agar cepat kering. Dan mungkin aku akan mengembalikannya, jika aku bertemu dengan laki-laki itu lagi.

"I GOT THIS FEELING ON THE SUMMER DAY WHEN YOU WERE GONE.....!!!" teriak john kuat dengan tiba-tiba. Aku terkejut. dengan tabah, aku mengelus dadaku. Ugh! Dia itu nyanyi atau apaan sih?! Kalau udah gini, john ga bakal berhenti nyanyi. Uda kebawa suasana. Memang dasar setan. Aku menyumbat telingaku dengan tisu. Meskipun gak ada efeknya.

Aku bosan. Cari kerjaan aja ah. Tapi, apa? Sikat toilet? Oh, big no. oh iya, buka blog aja deh. Dengan cepat aku membuka laptop ku dan membuka blog ku di browser.

"kalau misalnya, aku ketemu dengan sosok yang pernah membuat aku sakit hati, apa yang harus ku lakukan? Bersikap seolah tak kenal? Bersikap dingin? Bersikap cuek? Bersikap jahat? Atau apa?

Huh, sosok itu sangat menyebalkan. Asal kalian tau aja, dia itu sangat sangat menyebalkan. Sok cuek lagi. sok jual mahal. jaim. Mentang-mentang cowok beken, groaaaarr!!!!!!

Aku marah. Aku benar-benar marah. Aku gondok. Kalau saja aku akan bertemu dengannya , aku akan membunuhnya!!!"

Aku membaca kembali tulisanku itu. kok kesannya kayak aku seorang psycho gitu? Aku menghapus tulisanku itu. dan mengetik ulang.

"aku benar-benar marah kepada sosok itu. dia bersikap seolah aku tak ada didunia ini. salahkah aku, jika aku mengagumi sosok itu? salah kah aku jika aku ingin menjadi temannya saja? Aku rasa jawabannya tidak. Tapi dia benar-benar mempunyai kepribadian yang aneh. dasar psycho gila, cowok gila, idiot sintinasdasjkdhakdha"

Aku frustasi. Sungguh. Kalau begini terus aku bisa gila. aku bangkit dari tempat dudukku dan membuka balkon kamar. Aku menghirup dalam-dalam udara yang segar. Sambil menopang daguku dengan kedua tanganku aku menatap lurus ke arah langit yang berwarna oranye.

Aku ingin sekali mengenyahkan sosok itu dari pikiranku. Aku ingin sekali membencinya. Tapi, aku tidak bisa membenci orang. mengapa? Mengapa aku terlahir dengan sifat pemurah hati seperti ini? kenapa aku tidak terlahir dengan sifat pembenci saja? Lebih mudah kan?

Beautiful in Its Time (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang