Part 3

38.2K 1.4K 12
                                    

“Bagaimana penampilanku?” tanya Brenda pada Emma.

“Hemm, lumayan nona, kau sudah pantas menjadi seorang pelayan.” ucap Emma melihat penampilan Brenda. Brenda memiliki ide untuk merusak penampilan rumahnya, dan ia berencana menyamar menjadi seorang pelayan. Ia menggulung rambut panjangnya dengan rapih, ia juga menggunakan kacamata simple, lalu menggunakan seragam pelayan sama seperti Emma.

“Apa aku sudah pantas sekarang menjadi pelayan?” tanya Brenda antusias akan penyamarannya itu.

“Pantas nona, namun bagaimana pun juga anda tetap nona saya.” ungkap Emma sambil tersenyum.

“Baiklah, kalau gitu mohon bantuannya, Emma.” Brenda membungkukan badannya ke hadapan Emma sambil tersenyum, dan Emma hanya terkekeh melihat ulah Brenda.

“Apakah sudah siap?” tanya Oskar yang sudah tiba ditempat Brenda dan Emma. Oskar melihat penampilan Brenda dan tersenyum.

“Sudah sangat siap.” ucap Brenda mantap.

Rudyard House kini sudar benar-benar jauh dari kata mewah menawan. Penampilannya kini terlihat benar-benar seperti rumah tua megah yang sudah  tidak diurus lagi. Brenda rupanya benar-benar serius dengan rencananya itu. 

***************************

Waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Sebuah mobil Jaguar XF 30 berwarna hitam memasuki halaman  Rudyard House yang luas. Oskar sudah berdiri didepan pintu untuk menyambut kedatangan tamu yang agung, sementara Brenda dan Emma menunggu di dalam rumah.

Aston turun terlebih dahulu, lalu membukakan pintu untuk Russel. Dengan gaya elegan Russel turun dari mobilnya, lalu ia membuka kaca mata hitam yang menutupi mata biru terang indah miliknya. Dengan tenang Russel melihat kesekeliling rumah. Oskar tidak menemukan ekspresi kekagetan dari tatapan Russel mengenai penampilan depan rumahnya itu.

"Selamat datang, tuan." Oskar mengangguk sopan dihadapan Russel.

Russel lalu menghadap ke arah Oskar sengan menyunggingkan senyum seperlunya, "Apa kabar Oskar?"

"Kabar saya baik, tuan. Bagaimana perjalanan anda?" tanya Oskar basa basi.

Russel sudah hafal betul dengan pertanyaan basa basi seperti itu, ia hanya tersenyum sinis, "Well, cukup melelahkan.". Sekali lagi Russel menatap kesekeliling rumah, "Aku kira kau merawat rumah dengan baik, Oskar."

Oskar tau betul kalau orang disepannya itu sedang menyindirnya, "Maafkan saya tuan atas kekacauan rumah ini. Beberapa waktu lalu, saya dan pelayan rumah ini pergi pulang kampung tuan. Sesampainya kami kesini ternyata kondisi rumah sudah separah ini. Tapi kami akan memperbaikinya." Oskar membungkukkan badannya lagi.

"Apa kita sebaiknya tidak kembali kerumah keluarga Matthew saja tuan? Coba anda liat kondisi Rudyard House, benar-benar mengerikan, tuan." ucap Aston melihat kondisi Rudyard House.

Russel melirik ke arah Aston dengan ujung matanya, ia terdiam sejenak memikirkan kata-kata asistennya itu. Lalu ia berkata......

"Tidak, aku akan tinggal disini." ucap Russel sambil berjalan meninggalkan Aston yang masih terdiam.

***************************

"Emma, bagaimana penampilanku?" tanya Brenda sekali lagi sambil melihat kebawah, memperhatikan penyamarannya itu.

"Nona, anda sudah berulang kali menanyakan ini."

"Emma, jangan panggil aku nona. Dan jangan pake kata 'anda dan saya' pakai 'aku, kamu' aja. Panggil aku dengan, emmm.....Ana."

"Ana?" tanya Emma bingung.

"Ia, sekarang panggil aku Ana. Mulai sekarang namaku Ana." ucap Brenda bersemangat.

Rudyard HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang