Unforgiven Hero part 13,14,15,16 END

275K 5.4K 368
                                    

Unforgiven Hero

BAB 13

               

Elena melangkahkan kakinya menuju asrama tempat dia tinggal dulu. Dia tidak tahu harus kemana. Asrama inilah satu-satunya rumahnya selama ini. Mungkin dia akan meminta tolong kepada ibu Rahma untuk menampungnya selama beberapa saat. Sebelum dia bisa mengatur kehidupannya dan pergi ketempat sejauh mungkin, yang tidak bisa ditemukan oleh Rafael. Dengan hati-hati dia mengetuk pintunya, berharap Ibu Rahma ada di rumah dan tidak sedang keluar.

Pintu itu terbuka, Ibu Rahma sendiri yang membukanya.

“Elena? Pagi sekali kau datang, ayo masuk nak...” Perempuan itu menoleh ke belakang Elena, “Dimana suamimu? Katanya kalian akan datang berdua?”

Air mata langsung mengalir deras dari sudut mata Elena ketika mendengar ibu Rahma menyebut Rafael sebagai ‘suaminya’ , dia menangis terisak-isak membuat ibu Rahma menatapnya kebingungan,

                “Oh Astaga, Elena kau kenapa? Kau sakit sayang? Kenapa kau menangis? Apa yang terjadi kepadamu?”

Elena mengusap air matanya menatap Ibu Rahma dengan sedih,

“Saya telah dibohongi oleh Rafael ibu... semua yang dia lakukan, semuanya palsu. Dia... dia adalah lelaki yang membunuh ayah saya.” Tangis Elena makin keras, membuat tubuhnya limbung dan Ibu Rahma langsung memeluknya, mengusap punggungnya menghibur.

“Astaga nak... sudah nak, jangan menangis... jangan pikirkan semua hal dengan emosi, kau tidak akan menemukan jalan keluar.” Hibur Ibu Rahma dengan lembut, menunggu sampai isakan histeris Elena berubah menjadi isakan pelan.

Setelah isakan Elena mereda dan sedikit tenang, Ibu Rahma menghela Elena kamar yang selama  ini ditempatinya,

“Istirahatlah dulu. Tenangkan pikiranmu. Kamarmu masih sama seperti saat kau tinggalkan dulu. Tenangkan pikiranmu dulu ya nak. Pikirkan semuanya baik-baik.” Ibu Rahma mengantarkan Elena masuk kamar dan membantunya berbaring. “Nanti ibu akan mengantarkan segelas teh panas ke kamarmu.” Gumamnya sebelum menyelimuti Elena dan melangkah pergi keluar kamar.

***

                Rafael yang sedang menyetir tanpa arah, mencari Elena tidak bisa menemukannya. Dia teringat kepada asrama itu, dan menyadari bahwa Elena belum mengetahui hubungan Rafael dengan ibu Rahma. Kemungkinan besar Elena pulang ke asramanya dulu. Rafael memutar balik arah mobilnya hendak menuju asrama ketika ponselnya berdering,

                “Elena ada di sini.” Suara ibu Rahma yang lembut terdengar di seberang sana. Dan mata Rafael terpejam sejenak, merasakan kelegaan mengaliri tubuhnya mendengar informasi yang diterimanya. Tadi dia sudah cemas luar biasa. Pikirannya dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran negatif, taku kalau Elena nekad dan melakukan sesuatu di luar akal sehatnya. Mengetahui kalau Elena sudah aman di asrama sungguh melegakannya.

                “Apakah dia baik-baik saja ibu?”

                “Dia datang dan menangis, ibu sudah menenangkannya dan sekarang dia beristirahat di kamarnya. Dia sudah tahu semuanya.”

                “Sebuah insiden membuatnya mengetahui semuanya, dan Elena salah paham, mengira saya menipunya, karena dia mengetahui semuanya bukan dari saya.” Rafael menjelaskan dengan singkat kepada ibu Rahma, lalu makin memprcepat laju mobilnya, “Saya akan segera datang untuk menjemputnya.”

                “Menurut ibu jangan dulu.” Ibu Rahma berucap dengan hati-hati, “Dia masih sangat kalut dan emosional, ibu takut kalau nak Rafael datang menjemputnya sekarang, itu akan mendorong Elena untuk kabur lagi. Lebih baik kita biarkan dia tenang dulu. Setelah dia tenang ibu akan mencoba mengajaknya berbicara. Baru setelah itu nak Rafael bisa datang kemari untuk menjemputnya.”

Unforgiven HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang