Unforgiven Hero part 9,10,11,12

Mulai dari awal
                                    

                Rafael harus mencari cara untuk menyingkirkan Luna dari pulau ini. Jauh-jauh dan tidak akan kembali lagi untuk mengacaukan hidupnya. Tetapi dia harus berhati-hati melakukannya.

***

                “Makanan ini enak sekali.” Luna sepertinya sudah berdandan habis-habisan untuk makan malam mereka. Gaun suteranya panjang dan berwarna kemasan, nampak membungkus tubuh indahnya dengan sempurna dan indah. “Mungkin aku harus membujuk kokimu supaya mau ikut denganku.”

                “Alfred tidak akan mau. Baginya pulau ini adalah rumahnya.”

                Luna tersenyum sensual kepada Rafael, “Ah, kau seperti lupa bagaimana caraku membujuk dan merayu Rafael, mungkin aku harus mencari kesempatan untuk mengingatkanmu kembali.”

                Elena hampir tersedak mendengar rayuan yang diucapkan dengan gamblang itu. Oh Astaga, apakah dia harus menghadapi itu setiap hari ketika Luna ada di sini? Dia merasakan sengatan perasaan aneh setiap Luna merayu Rafael entah dengan bahasa tubuhnya ataupun dengan kata-kata tersiratnya. Seperti sengatan perasaan marah yang membuat dadanya panas. Membuatnya terdorong untuk menyembunyikan Rafael di balik punggungnya, lalu menghadapi Luna dengan galak sambil berteriak ‘Rafael adalah Suamiku’.

                Apakah dia merasa cemburu? Elena mengernyitkan keningnya sambil mengaduk-aduk makanan di piringnya. Oh astaga. Kalau benar dia cemburu berarti dia mempunyai perasaan lebih kepada Rafael. Apakah dia mencintai lelaki itu? Mungkin saja. Mungkin saja dia sudah mencintai lelaki itu tanpa sadar di saat-saat kebersamaan mereka yang menyenangkan, di saat-saat percintaan mereka yang penuh gairah sekaligus kelembutan. Mungkin saja Elena sudah mencintai Rafael.

                “Kenapa kau tidak menyantap makananmu Elena ?” Rafael berbisik lembut ke pada Elena yang duduk di sisi kirinya, mengamati isi piring Elena yang tetap utuh tidak disentuh, hanya dimain-mainkan di piring.

                “Aku sedikit tidak enak badan.” Elena tidak berbohong, tiba-tiba saja dia merasa pening.

                Rafael langsung menyentuh dagunya, membuat Elena mendongak menatapnya, lalu mengamati wajah Elena dengan cemas, “Kau sakit sayang? Ada dokter di desa, aku akan memanggilkannya untukmu.”

                “Tidak perlu.” Elena meringis, “Mungkin aku hanya perlu tidur lebih awal.”

                “Aku akan mengantarmu.” Rafael hendak beranjak sambil menghela Elena ketika Luna berguman,

                “Ada yang perlu kubicarakan denganmu Rafael, penting. Setelah kau mengantar isterimu, aku menunggumu di perpustakaan.”

                Rafael tidak menjawab, hanya mengucapkan permisi dengan sopan, lalu membimbing Elena ke kamar, meninggalkan Luna sendirian di ruang makan.

***

                Rafael membaringkan Elena dengan lembut dan menyelimutinya,

Unforgiven HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang