Sleep With The Devil Part 10,11,12

484K 12K 421
                                    

by Santhy Agatha

blog : anakcantikspot.blogspot.com

twitter : @santhy_agustina

Facebook fanpage : Santhy Agatha

BAB 10

Lana tertegun. Ulangtahunnya yang keduapuluh lima sebentar lagi.  Kenapa Mikail bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Lana tertarik, tetapi dia akan memuaskan Mikail kalau dia mengikuti Mikail untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Mikail, supaya dia tidak berhujan-hujanan dan mengikuti MIkail

“Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas disini”

Api menyala di mata Mikail, dan tampak jelas lelaki itu  mencoba menahan diri,

“Terserah nanti temui aku diruang kerjaku,” suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.

***

Setelah puas menikmati hujan, Lana masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Dia sengaja tidak menemui Mikail, lagipula sepertinya lelaki tadi hanya asal bicara ketika bilang ingin berbicara tentang hari ulang tahunnya. Dan Lana tidak yakin kalau Mikail akan menunggunya. Lelaki itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

“Kenapa kau tidak menemuiku diruang kerjaku?” , suara di kegelapan itu mengagetkan Lana. Dia menajamkan matanya dan melihat Mikail duduk di sana, di keremangan kamarnya.

“Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?/,” Lana berteriak kaget, tangannya meraba-raba saklar lampu di diniding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Mikail, karena lelaki itu tampak lebih menyeramkan di antara cahaya yang remang-remang.

Lana berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu  langsung menyelubungi MIkail. Lelaki itu duduk di sofanya, dengan santai, hanya memakai piyama sutera warna hitam dan disebelah tangannya memegang gelas minuman. Lana melirik ke botor brendy yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Mikail selama menunggunya. Apakah lelaki itu mabuk? Jantung lana mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi MIkail sangat tidak mudah ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

“Apa yang kau lakukan disini Mikail?”

Mikail mendengus dan menatap Lana dengan tajam, “Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau, dengan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku”

Lana mundur ke belakang, melirik pintu putih itu, dan berusaha sedekat mungkin di sana, sehingga ketika MIkail bertinda di luar batas dia bisa segera melarikan diri.

Mikail tersenyum melihat tingkah Lana,

“Kau seperti kelinci ketakutan lagi Lana, apakah kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat di minumanmu, atau … melemparkanmu dari balkon lagi?,” Mikail menyeringai, meletakkan gelasnya dan beridir, makin lama makin mendekati Lana.

“Apakah kau mabuk Mikail?,” Lana melirik ke arah pintu, hanya butuh beberapa detik kalau Lana ingin melarikan diri dari Mikail. Dia pasti bisa melakukannya.

“Mikail Raveno tidak pernah mabuk,” Mikail melangkah mendekat dengan tenang, seperti singa yang mengendap-endap mengincar mangsanya. “Dan kau…. Seharusnya kau mendengarkan apa yang kuperintahkan, Lana”

Lana tahu di situlah titiknya, Di situlah titik Mikail kehilangan kesabarannya, karena itulah Lana langsung melompat dan mencoba melarikan diri ke pintu. Dia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan lebih cepat dan tanpa suara, Mikail sudah ada dibelakangnya, mendorong pintu itu menutup kembali sebelum sempat terbuka.

Sleep With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang