Hope 13

3.2K 153 8
                                    

20 December 2012

Hei, kau tau satu hal?

Aku menemukan sesuatu yang sangat menarik. Ada orang yang mirip denganmu disekolah, aku tau itu , walaupun aku hanya pernah bertemu denganmu di mimpi sih.

Tetapi, dia aneh, aku merasakan aura lain darinya, tetapi kuharap itulah kamu.

- Blue Crystal

~*~

"Jadi, namamu Layla ya" tanya Oswald yang masih mengelusi pipinya yang memerah karena Layla.

Layla tidak menjawab, ia hanya menatap langit biru dengan tenang.

"Jangan dingin begitu dong.."

"Kenapa?" tanya Layla dingin kemudian mulai beranjak dari tempatnya, berjalan menuju pintu. "Maaf, aku gak bicara dengan orang asing" ucap Layla kemudian menghilang dibalik pintu.

"Cewek yang aneh, haha" ucap Oswald kemudian mendongakkan kepalanya menatap langit.

~*~

"Layla kemana sih, aduh" omel Raxier yang khawatir mencari Layla yang menghilang. hampir seluruh sekolah telah dijelajahinya kecuali atap sekolah dan ruang musik.

Disisi lain, seorang gadis dengan rambut sebahu berjalan sambil bergumam sendiri. "Tuan muda yang merepotkan, kemana sih." 

Mereka berdua berjalan ke arah satu sama lain sambil mengomel dan melihat ke kiri kanan mencari tuannya, akan tetapi mereka tidak memerhatikan situasi didepannya dan.....

BRUK!

Keduanya bertabrakan di belokan lorong kelas. Keduanya jatuh, dengan Raxier menimpa tubuh gadis itu.

"Aduh.. eh? kok ga sakit?" Raxier membuka matanya, wajahnya merah padam melihat apa yang ditimpanya.

"Ho...hoi..."

"Ke...kenapa?"  tanya Raxier

"Menjauhlah dariku!" jerit gadis itu sambil berusaha mendorong Raxier menjauh.

"Ma...Maaf!" Raxier segera bangkit dan membantu gadis itu berdiri, ia berusaha memperhatikan wajah gadis itu, tetapi sulit karena gadis itu menunduk merapikan bajunya.

"Apa yang kau lakukan tadi!" serbu gadis itu ketika menatap Raxier

"Shion?" tanya Raxier ketika ia sudah melihat wajah gadis itu.

"Darimana kamu tau?"

"Kita kan sekelas, bodoh" jawab Raxier dengan menekankan nada di kata 'bodoh'.

"Apa yang kau maksud dengan memanggilku bodoh?" tanya Shion geram.

Raxier tertawa tetahan kemudian menggelengkan kepalanya. "Yang tadi hanyalah kecelakaan, dan kenapa malah membentakku?" ia berhenti sebetar untuk tertawa, kemudian melanjutkan "Lagian, kita kan sekelas dan kau tidak menyadarinya, bukankah itu bodoh, bodoh?"

"Err...." Shion mengeram kemudian memalingkan mukanya, dengan cepat ia berjalan melewati raxier yang masih tertawa dan pergi sejauh mungkin.

Aku gak bakal mau lagi ketemu dengan orang aneh itu. Pikir Shion 

Dengan cepat Shion kembali berjalan mengelilingi sekolah, mencari tuannya yang menghilang. Satu per satu kelas ia periksa, sampai ke kolong meja pun jadi, mana tau kalau-kalau tuan mudanya bersembunyi dibawah situ.

~*~

Layla berjalan cepat menuruni tangga sambil mengomel dalam hati. Layla masih bertanya-tanya siapa Oswald, perasaannya kacau kalau mengingat Oswald, terasa sangat pening di kepala. Ia tidak mau memikirkan Oswald lagi.

Kembali menuruni tangga, Layla menyium aroma yang harum yang membuat penghuni perutnya menyanyi riang. Layla mengikuti aroma yang diciuminya hingga ke kantin sekolah. 'Nenek Frex pasti masak enak' pikirnya dan segera berlari ke arah dapur kantin.

Sesampainya di kantin, Layla berdiri didepan pintu dapur yang bertuliskan 'Dilarang masuk kecuali ada keperluan' . Ya! Aku memang punya keperluan disini, pikir Layla. Ia mendorong pintu dengan pelan, melihat sekeliling kemudian melangkah masuk perlahan. Dilihatnya nenek Frex sedang mengaduk sesuatu didalam panci yang besar, Layla berjalan mendekti nenek Frex kemudian berdiri disampingnya. Aroma sup yang dimasak nenek Frex langsung melayang melewati hidung Layla.

"Hm... Wangi yang harum" ucap Layla "sedang masak apa, nenek Frex?'

"Ah, Layla, kebetulan sekali" ucap Frex kemudian mematikan kompornya "Ini sup kesukaanmu, mau makan?" tanyanya.

Layla mengintip kearah panci, sup kental asparagus yang menggoda membuat perutnya semakin liar. "Bolehkah?" tanya Layla.

"Tentu saja nak" jawab Frex kemudian menuangkan sup kedalam mangkuk sup yang cantik, kemudian menyodorkannya ke Layla. Layla menerimanya dengan senyum yang manis. "Terima kasih" kemudian dengan cepat berjalan keluar dapur, menuju meja kantin favoritnya - disamping jendela, kemudian menikmati sup panasnya.

~*~

Setelah dari kantin, Layla memasuki kelasnya kemudian duduk di tempat duduknya, menatapi teman sekelasnya. Beberapa teman sekelasnya menatap dirinya, dengan canggung, Layla tersenyum kecil kepada mereka. Kagetnya, mereka membalas tersenyum kemudian berjalan ke arah Layla.

"Hey!" sapa salah satunya, kemudian mengulurkan tangan "Ng... Baru kali ini ya kita kenalan" ucapnya sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. "Namaku Angel."

Layla menatap uluran tangan itu, kemudian menatap Angel, "Angel.." ucap Layla kemudian menyambut tangan Angel "Nama yang bagus! Aku Layla" ucap layla sambil tersenyum manis.

Angel terdiam sejenak menatap Layla. kemudian...

"Kyaa!" jerit Angel kemudian memeluk Layla "Manisnyaa". Membuat seisi kelas menoleh dan mulai mengerumuni tempat Layla.

"eh? ehhh?" Layla yang kaget dan panik pun hanya bisa diam melihat semuanya. Sementara, teman-teman sekelasnya hanya tertawa melihat kepanikan Layla. Tetapi tidak untuk tiga orang disudut kelas yang menatap dengan sebal ke arah Layla. Miki yang sedari tadi disamping Layla melirik ke tiga orang tersebut, kemudian melihat Layla yang dipeluk Angel dengan tersenyum.

"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali" tanya Oswald yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Layla. "Ah...." ucap Oswald menatap Layla yang dipeluk Angel, Oswald kemudian setengah berjongkok kemudian memeluk pundak Layla dari belakang. "Apakah pacarku terlalu manis, Angel?"

"Apa?" tanya Angel yang syok, kemudian dengan cepat melepaskan pelukannya pada layla. "PACAR!!??" jerit Angel diikuti beberapa siswi lain dikelas. Layla hanya bisa terdiam, nyawanya terasa melayang, sementara Oswald hanya terkekeh melihat semuanya.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang