Chapter 14

128K 6.3K 79
                                    

HAPPY READING

***

Setelah beberapa menit lalu Misya melawan para pria yang tidak dikenalinya dan kini ia berada di taman. Taman yang pernah ia datangi saat itu.

Suasana taman yang begitu asri dengan pepohonan di sekitarnya serta banyak bunga-bunga yang sudah bermekaran disekitarnya.

Dengan tenang Misya menikmati udara taman dengan penuh ketenangan. Earphone yang selalu terpasang ditelinganya membuatnya menikmati alunan setiap nada yang keluar.

"kangen kehidupan gue dulu."

"Misya. Kenapa Lo pergi ninggalin banyak teka-teki."

Hujan yang turun tiba-tiba membuat Misya membuka matanya.

"Langit aja tau kalau gue nggak baik-baik aja."

Bukannya mencari tempat untuk berteduh. Misya malah berdiri merentangkan tangannya menikmati setiap air yang turun membasahi tubuhnya.

"Kok reda hujannya?" Bingung Misya karena ia tidak terkena air hujan lagi.

Misya mendongakkan kepalanya ke atas dan ia melihat payung yang sudah menghalanginya dari air hujan.

"Ngapain." Suara berat yang menyadarkan Misya dari kebingungannya.

Misya membalikkan badannya dan melihat sosok pria yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

"Lo mau sakit? Ini udah malem." Dingin Al.

Seseorang yang bersama Misya adalah Albiru.

"Apa peduli Lo sama gue." Ucap Misya.

"Pulang." Perintah Al.

"Gue mau disini, Lo aja yang pergi." Sewot Misya.

"Pulang sekarang atau gue seret Lo." Ancam Al dengan wajah datarnya.

Misya takut dengan tatapan Al yang tajam. Bukan Misya kalau tidak menutupi rasa takut dengan wajah santainya.

"Gue pulang sekarang." Putus Misya kemudian berbalik arah untuk berjalan mendekati motornya.

"Lo mau balik pake motor di saat cuaca kayak gini?" Ucap Al.

Belum juga Misya membalas ucapan Al. Tangannya sudah di tarik terlebih dahulu menuju mobil Albiru berada.

"Kasar banget." Sewot Misya kemudian melepaskan cekalan tangan Al dan parahnya cekalan itu mengenai luka goresan tadi sampai membuat Misya meringis tertahan.

Mereka berdua sudah di dalam mobil dengan Al yang menyetirnya.

Semakin lama hujan semakin reda. Dan di dalam mobil terdapat dua orang yang menikmati dunianya masing-masing. Dengan Misya yang melihat ke arah luar kaca mobil melihat pinggiran jalan dan Al yang fokus mengemudi. Keheningan menyelimuti mereka berdua.

Misya tersadar akan sesuatu. "Lah? Ini bukan arah rumah gue."

"Ke apartemen gue." Jawab Al.

Misya membelalakkan matanya. Dengan mudahnya Al mengatakan itu? Ia tidak habis pikir dengan Al.

"Udah gausah mikir yang macem-macem." Al tau jika Misya memikirkan hal yang negatif terhadapnya karena ekspresi jelas di wajah Misya.

"Gimana gue nggak mikir yang macem-macem, Lo aja mau bawah gue ke apartemen. Yang pastinya itu tempat pribadi Lo dan ga ada orang selain lo yang ada di sana." Ucap Misya panjang lebar.

"Kalau lo pulang, mau di marahin Tante Rani dengan penampilan yang basah kuyup kayak ini." Jelas Al.

Kalau dipikir-pikir ada benernya juga ucapan Al." Yaudah yaudah gue ikut." Putus Misya.

TRANSMIGRASI REVAZAWhere stories live. Discover now