Part. 24 : Mrs. Cullen

118K 5.5K 52
                                    

[REPOST]


Konten dalam cerita ini dilindungi oleh Undang-undang yang berlaku. Segala tindak plagiat akan dipidanakan.

Nantikan POHON SERIBU BANGAU.

Jangan lupa untuk mengunjungi lapak sebelah ya.
My Morning Dew, Not An Ordinary Man, Miss Reply.

Happy Reading ^_^


♡♡♡


3 bulan kemudian.

Pelangi tengah menatap sebuah undangan ditangannya. Sebuah undangan bertinta emas dengan inisial huruf P dan N disampul depannya.

Sebuah nama tamu undangan tertulis disamping kanannya.

Kepada:
Mr. Andrei Julian Volkov.
Di tempat.

Pelangi tahu kalau nama yang tertulis diatas undangan pernikahannya itu tidak berada di Indonesia saat ini.

Sudah 3 bulan lamanya Andrei berada di Rusia dan mungkin sebagian belahan negara Eropa lainnya.

Pria itu tak lagi mengirimkan pesan untuknya.

Semuanya telah berubah dan ia tak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.

Kadang kala ia masih menyesali hubungan Noah dan Andrei yang masih memiliki ikatan darah yang kuat.

Jika saja mereka tidak bersaudara, pasti langkahnya sedikit lebih mudah.

Penolakannya pada Ken dan Andrei benar-benar membebani hatinya. Jika saja kedua pria itu tidak pernah menaruh perasaan pada Pelangi, maka semua akan baik-baik saja. Dan mungkin mereka bisa ikut berbahagia bersama Pelangi dan mengucapkan selamat atas pernikahannya.

Pelangi menyadari kalau ia tidak boleh terus saja berkutat dengan penyesalannya. Ia terus berdoa semoga waktu yang akan menyembuhkan segala luka dihati mereka.

Siang ini Pelangi sudah disibukkan dengan berbagai laporan yang harus diperiksanya.
Pekerjaannya menumpuk jika sudah mendekati akhir tahun. Berbagai laporan selama setahun ini harus ia kumpulkan dan diperiksa ulang sebelum tutup buku tahunan.

Ya ampun! Ia jadi berpikir tidak akan mengambil cuti untuk bulan madu. Lebih baik ia kembali bekerja usai pernikahannya kelak. Bayangkan saja! Jika sampai ditinggal cuti sehari saja pasti sudah ada laporan yang menumpuk diatas mejanya, apalagi ditinggal cuti selama seminggu. Bisa-bisa ia akan bekerja lembur usai pulang bulan madu.

Tapi bagaimana dengan Noah. Pria itu pasti akan marah jika ia nekad masuk kerja.

Ya ampun!

Apa yang sudah dilakukan oleh Noah?
Hanya mengingatnya saja, sudah membuat hatinya tak karuan begini.

Pelangi langsung menyambar ponselnya saat benda itu berbunyi. Sebuah pesan masuk.

From : Mr. Cullen
Makan siang denganku Mrs. Cullen.
Aku akan menunggu dilobby kantormu.

Pelangi tersenyum usai membacanya. Entah sejak kapan ia menyukai nama panggilan Mrs. Cullen padanya.


"Apa kamu datang keacara reuni nanti malam?" Tanya Noah saat wanita itu tengah menyantap makan siangnya.

Pelangi mengangguk. Ia mendapat undangan reuni seminggu yang lalu.

Acaranya akan diadakan malam ini di sebuah ballroom hotel berbintang dikawasan Jakarta Selatan.

"Apa kamu mau aku menjemputmu?" Tanya Noah.

Pelangi terdiam sejenak, ia mengambil gelas yang berisi minuman jeruknya lalu meminumnya. Pikirannya berkecamuk. Ia belum siap dengan berita pernikahannya dengan mantan dosen yang paling jadul dan menakutkan dikampusnya dulu. Ia belum siap dengan komentar teman-temannya itu.

"Baiklah, kita bertemu disana saja." Kata Noah kemudian.

"Apa kamu tidak keberatan?" Tanya Pelangi ragu-ragu.

Noah menyunggingkan senyumannya. "Tidak. Aku bisa mengerti." Katanya.

♡♡♡

Noah sadar, ia jadi pusat perhatian sejak memasuki ballroom ini. Well! Bagaimana tidak. Penampilannya sudah berubah sekarang.

Ia tak lagi dosen jadul dengan frame kuda itu lagi. Noah kini sudah menjelma bak executive muda asing. Dengan balutan tuxedo hitam yang slim fit, sehingga bentuk tubuhnya yang kekar bisa tercetak jelas.

"Hai Mr. Cullen." Sapa pak Dewo sambil menjabat tangan mantan rekan sejawatnya itu.

"Hello Mr. Dewo, how are you?" Balas Noah.

"Baik-baik saja pak. Bagaimana dengan bapak? Saya dengar dari ibu Widya, kalau bapak mau nikah ya?"

Noah tersenyum. "Ya, jika tidak ada aral rintangan, saya akan menikah bulan depan."

Wajah pak Dewo tampak sumringah. Ia benar-benar turut bahagia dengan berita itu, karena menurutnya Noah memang sudah sangat pantas berkeluarga. Bahkan pria seusianya sudah memiliki anak berusia belasan tahun. "Siapa wanita yang beruntung itu pak?"

Noah tersenyum, dan tanpa sengaja matanya menangkap kehadiran Pelangi. Wanita itu memasuki ballroom bersama Mira, sahabatnya. Tubuh Pelangi terlihat sangat menawan dengan gaun rancangan Biyan. "Justru sayalah pria yang beruntung itu." Katanya.

Pelangi dan Mira sudah duduk berhadapan saat ini, dari tadi mereka berdua tak henti-hentinya bercerita.

Mira sempat kaget dengan berita pernikahan Pelangi dengan mantan dosennya yang killer itu.

Hingga sebuah pesan masuk didalam ponsel Pelangi membuatnya menghentikan suara tawanya.

From: Mr. Cullen
Dear my beautiful lady,
Bisakah kamu menyelamatkanku dari acara yang membosankan ini?

Pelangi sempat terkekeh usai membacanya. Lalu mulai mengetik balasannya.

To: Mr. Cullen
Nope!
I'm having fun right now.
P.S: Pergi dan ganggulah orang lain

Kali ini Noah yang terkekeh usai membacanya. Ia menatap kearah Pelangi dan memberikan ciuman diudaranya pada wanita itu. Bukan menerimanya, Pelangi malah meniupnya kembali.

Noah tersenyum melihat ulahnya itu.

To: Mrs. Cullen
Lihat saja nanti, aku akan membalas ulahmu itu!

Pelangi kembali terkekeh usai membaca pesan dari tunangannya itu. Lalu dengan cepat mengetik balasannya.

To: Mr. Cullen
Apa yang bisa kamu lakukan, hah?!!??!!

Kedua mata Noah langsung menatap tajam kearah wanita itu, ia menyeringai saat Pelangi membalas tatapannya.

From: Mr. Cullen
Aku akan membuatmu meneriakkan namaku berulang kali sayangku.

Oke! Kali ini Pelangi terkena batunya.
Ia tak lagi terkekeh.
Wanita itu langsung diam membisu. Ia benar-benar gugup sekarang.

Ya ampun! Mr. Cullen, kenapa anda jadi menakutkan sekarang? Batin Pelangi dengan gelisah.

♡♡♡

Virgin For SaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang