EPILOG

26.1K 894 37
                                    

Oik menabur bunga di sebuah nisan. Air matanya mengalir lagi. Dia masih tak bisa merelakan. Kenapa semua begitu cepat?

Cakka memegang kedua pundak Oik. Dia berusaha tersenyum, walaupun sebenarnya pahit. Dia juga masih berusaha merelakan.

“Sudah Oik, kita pergi, Lola sudah tenang di alam sana bersama Sivia dan Alvin,” ajak Cakka.

Oik mencium batu nisan Lola sebelum akhirnya pergi bersama Cakka yang mendorong kereta bayi Noah. Dia berusaha menyamakan jejak Cakka dan mencoba melepaskan Lola, mengikhlaskannya untuk pergi bersama keluarganya yang lain.

Dia harus bisa bangkit setelah kepergian Lola. Masih ada Cakka, masih ada Noah, masih ada keluarga Cakka yang menjadi keluarga barunya. Dia menghapus bulir air matanya, Cakka merangkulnya dan mereka sama-sama mendorong kereta Lola keluar dari area pemakaman tersebut.

Lola meninggal setelah sakit, perutnya kembung setelah dia tidak mau makan dan hanya minum-minum saja. Terlalu banyak cairan di dalam tubuhnya. Sehingga menyebabkan Lola drop dan harus di-opname. Mereka sudah berusaha agar Lola sembuh, tetapi Tuhan berkata lain. Lola hanya dititipkan sementara untuk mereka yang menjadi penyambung tali cinta antara Cakka dengan Oik.

“Terima kasih Tuhan benar ternyata rencana-Mu memang indah pada waktunya, terima kasih Kak Sivia berkat proposal Kakak aku mendapatkan keluarga baru dan suami yang sangat mencintaiku, terima kasih Lola sudah pernah menjadi bagian dalam keluarga kecil Mama Oik, menjadi malaikat buat kami yang mempersatukan cinta kami,” Oik mengulum senyum hangatnya lagi, kala melihat keluarganya. Ayah dan Bunda, Mas Elang serta Cakka yang menggendong Noah tertawa di bawah sinar bulan purnama malam itu.

“Sayang, ayo ikut gabung,” ajak Cakka.

Oik pun berlari mendekati Cakka dan segera menyambar memeluknya.

***

“Apa sih sayang, ini kan masih pagi,” kata Cakka.

Oik tak menghiraukannya, dia menyingkap selimut Cakka dan menarik bantal suaminya itu.

Cakka segera berdiri dan menatap Oik, walaupun penglihatannya masih kabur.

Oik menyodorkan sebuah kertas ke hadapan Cakka yang membuat matanya tiba-tiba terbelalak kaget melihat tulisan tersebut.

Proposal pembagian tugas mengurus Noah.

Cakka membuka mulutnya menganga sebelum mengeluarkan sebuah suara yang cukup kencang.

“APA?! PROPOSAL LAGI?!,”

BABY PROPOSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang